Lima pusaka Keraton Kasunanan Surakarta akan dijamasi
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak lima buah pusaka Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berupa instrumen alat musik gamelan akan disucikan dalam persiapan Tingalan Jumenengan SISKS Paku Buwono (PB) XIII atau peringatan bertahta sang raja. Ritual yang dinamakan jamasan ini menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan tarian sakral Bedaya Ketawang.
Jamasan Kyai Kaduk Manis dan Manis Rengga mengawali upacara penyucian pusaka berupa instrumen gamelan pada Senin (27/5) lalu. Dilanjutkan jamasan Kanjeng Kyai Denok (kendang), Kanjeng Kiyai Leo (rebab), dan Kanjeng Kyai Sekar Delimo (gong) pada Senin (3/6) besok.
Seluruh instrumen tersebut akan dimainkan untuk mengiringi tarian sakral Bedaya Ketawang, yaitu suguhan utama Tingalan Jumenengan yang akan dihelat pada Selasa (4/6).
Pengageng Keraton Kasunanan, KRHM Satriyo Hadinagoro mengatakan, serangkaian prosesi akan dijalankan sebelum acara puncak, diantaranya kirab Bedaya Ketawang atau latihan terakhir bagi para penari pada Minggu (2/6) malam dan upacara nguyu-uyu dalam rangka menghormati Gamelan Kancil Belik dan Gong Ageng Kyai Ngudang Arem pada Senin (3/6) malam.
“Semua ini adalah protap acara jumenengan. Jadi, seluruh instrumen sakral harus dipakai,” kata dia di Bangsal Semarakata, Kompleks Keraton Kasunanan, Minggu (2/6/2013).
Jumenengan SISKS PB XIII Hangabehi yang diselenggarakan pada 25 Rajab 1946 (penanggalan Jawa) akan bertempat di Bangsal Keraton Kulon sebagai lokasi alternatif. Adapun kerusakan bangunan di bangsal Sasana Sewaka menjadi alasan utama pemindahannya ke Keraton Kulon.
“Ini untuk kenyamanan saja. Karena Sasana Sewaka sering kebanjiran saat hujan. Lagipula rangkaian kabel listrik di sana berbahaya saat hujan,” kata dia.
Dilanjutkannya, wisudan atau pemberian gelar kebangsawanan merupakan salah satu rangkaian kegiatan. Kali ini, 130 orang akan diambil sumpah seiring penyematan gelarnya, meliputi gelar bupati sepuh kepada 25 orang, bupati anem kepada 12 orang, Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (KRAT) kepada 11 orang. Dilanjutkan pemberian gelar panewa kepada 13 orang, gelar menteri kepada 49 orang dan gelar lurah kepada oleh 20 orang.
Satryo mengatakan salah satu gelar kebangsawanan tertuju Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Budi Susilo Soepandji.
“Beliau sudah mendaftar untuk mendapatkan gelar. Kami mempertimbangkannya dari konstribusinya ke keraton di sisi penyelamatan budaya. Sayangnya pak Budi tidak dapat hadir saat pemberian gelar,” jelasnya.
Jamasan Kyai Kaduk Manis dan Manis Rengga mengawali upacara penyucian pusaka berupa instrumen gamelan pada Senin (27/5) lalu. Dilanjutkan jamasan Kanjeng Kyai Denok (kendang), Kanjeng Kiyai Leo (rebab), dan Kanjeng Kyai Sekar Delimo (gong) pada Senin (3/6) besok.
Seluruh instrumen tersebut akan dimainkan untuk mengiringi tarian sakral Bedaya Ketawang, yaitu suguhan utama Tingalan Jumenengan yang akan dihelat pada Selasa (4/6).
Pengageng Keraton Kasunanan, KRHM Satriyo Hadinagoro mengatakan, serangkaian prosesi akan dijalankan sebelum acara puncak, diantaranya kirab Bedaya Ketawang atau latihan terakhir bagi para penari pada Minggu (2/6) malam dan upacara nguyu-uyu dalam rangka menghormati Gamelan Kancil Belik dan Gong Ageng Kyai Ngudang Arem pada Senin (3/6) malam.
“Semua ini adalah protap acara jumenengan. Jadi, seluruh instrumen sakral harus dipakai,” kata dia di Bangsal Semarakata, Kompleks Keraton Kasunanan, Minggu (2/6/2013).
Jumenengan SISKS PB XIII Hangabehi yang diselenggarakan pada 25 Rajab 1946 (penanggalan Jawa) akan bertempat di Bangsal Keraton Kulon sebagai lokasi alternatif. Adapun kerusakan bangunan di bangsal Sasana Sewaka menjadi alasan utama pemindahannya ke Keraton Kulon.
“Ini untuk kenyamanan saja. Karena Sasana Sewaka sering kebanjiran saat hujan. Lagipula rangkaian kabel listrik di sana berbahaya saat hujan,” kata dia.
Dilanjutkannya, wisudan atau pemberian gelar kebangsawanan merupakan salah satu rangkaian kegiatan. Kali ini, 130 orang akan diambil sumpah seiring penyematan gelarnya, meliputi gelar bupati sepuh kepada 25 orang, bupati anem kepada 12 orang, Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (KRAT) kepada 11 orang. Dilanjutkan pemberian gelar panewa kepada 13 orang, gelar menteri kepada 49 orang dan gelar lurah kepada oleh 20 orang.
Satryo mengatakan salah satu gelar kebangsawanan tertuju Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Budi Susilo Soepandji.
“Beliau sudah mendaftar untuk mendapatkan gelar. Kami mempertimbangkannya dari konstribusinya ke keraton di sisi penyelamatan budaya. Sayangnya pak Budi tidak dapat hadir saat pemberian gelar,” jelasnya.
(rsa)