UGM bantah batasi mahasiswa asal Madrasah Aliyah

Jum'at, 31 Mei 2013 - 09:09 WIB
UGM bantah batasi mahasiswa asal Madrasah Aliyah
UGM bantah batasi mahasiswa asal Madrasah Aliyah
A A A
Sindonews.com - Terkait protes yang dilayangkan oleh Kepala Sekolah Madrasah Aliyah (MA) se-DIY mengenai tidak adanya siswa MA di DIY yang lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Kepala Bagian Humas UGM Wijayanti membantah adanya isu pembatasan siswa MA masuk UGM.

Wiwit sapaan akrabnya mengatakan, UGM tidak mengeluarkan kebijakan apapun mengenai penerimaan siswa MA.

Hal ini dibuktikan dengan masih adanya siswa MA yang diterima UGM. Untuk tahun ini, yang diterima di UGM antara lain tiga siswa MAN 14 Jakarta, satu siswa dari MAN 2 Payahkumbu dan satu siswa MAN 2 Probolinggo.

"Kami sendiri masih mengumpulkan data melalui jalur apa siswa-siswa MA biasanya diterima. Namun yang perlu dilihat, persaingan dalam SNMPTN tahun ini jelas lebih ketat dibanding jalur undangan tahun kemarin karena semua siswa siapapun dan dari sekolah mananpun berhak mendaftar," ujarnya, Jumat (31/5/2013).

Ditemui di kampus setempat, Wiwit pun menjelaskan, UGM tidak memberi kuota siswa MA, namun dalam SNMPTN berlaku indeks sekolah. Indek sekolah diakuinya ikut mempengaruhi penilaian terhadap peserta SNMPTN dimana di dalamnya terdapat sejarah track record sekolah, data alumni sekolah yang diterima UGM dari tahun ke tahun dan prestasi mereka saat telah berkuliah di UGM.

"Dan indeks sekolah ini juga sudah berlaku dari tahun-tahun sebelumnya. Kami pun sudah bertemu dengan perwakilan dari Kanwil Kemenag DIY. Selanjutnya, kami akan mempersiapkan data-data yang diminta oleh Kanwil Kemenag. Untuk data yang bisa diakses oleh UGM tentu akan kami berikan, namun untuk data yang hanya dimiliki panitia pusat SNMPTN, tentu kami harus minta izin dulu," jelasnya.

Pengamat Pendidikan St Kartono menuturkan, sangat dimungkinkan jumlah penerimaan siswa SMA, MA atau SMK favorit di DIY sendiri jeblog dalam SNMPTN tahun ini. Hal ini dikarenakan model penilaian siswa melalui jalur SNMPTN 2013 menggunakan nilai raport dari semester satu hingga lima. Hal ini memang dilakukan untuk melihat kestanilan kualitas pendidikan masing-masing anak. Sedangkan nilai UN hanya sebagai pelengkap saja.

"Yang saya tahu, jumlah siswa SMA DIY yang diterima di UGM juga berkurang. Walaupun memang nilai UN tentu tidak bisa dilupakan. Namun seharusnya persoalan ini menjadi alat koreksi tentang metodologi penilaian. Bukan berati sekolah bisa mengatrol nilai, tapi bagaimana menata nilai raport agar bisa dibaca sebagai cermin kemampuan siswa," imbuh guru SMA Kolese De Britto Yogyakarta ini.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9959 seconds (0.1#10.140)