Di dalam Camry maut, ada bau alkohol menyengat
A
A
A
Sindonews.com - Insiden maut menjelang dini hari kemarin itu membuat Poniman (40), warga Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, gemetar. Ia adalah pengemudi truk yang ditabrak Toyota Camry, berakibat tiga penumpang mobil itu tewas di lokasi kejadian.
“Truk itu saya sopiri dari Penggaron mau ke Solo, berisi air mineral dalam kemasan, saya bersama kernet, Yanto. Kami melaju sedang, kecepatan sekitar 60 km per jam,” katanya saat ditemui di Markas Sat Lantas Polrestabes Semarang, Jalan Ronggolawe Semarang Barat, Kamis (30/5/2013).
Dari spion kendaraannya, Poniman melihat cahaya lampu kendaraan begitu cepat mendekat.
“Tiba – tiba terdengar suara benturan keras sekali, suara braak, tidak lama truk saya seperti ada yang nyurung (mendorong) dari belakang. Sempat terasa benturan. Truk saya terdorong hingga ke luar aspal. Setelah saya berhasil kendalikan, truk baru saya hentikan,” tambahnya yang mengaku menyopir sejak 1992 lalu.
Poniman pun beregegas turun. Apa yang dilihatnya sungguh miris. Ada mobil dengan kondisi ringsek, dengan dua orang sudah terkapar di jalan. Satu orang terkapar di sisi kiri mobil, satu lagi di depan mobil.
Di dalam mobil ada tiga orang, dua di depan yakni pengemudi dan seorang perempuan di sisi kiri dan seorang lagi di belakang. Poniman hanya melihat sopir dalam keadaan baik – baik dan seorang kursi belakang terus melambaikan tangan dalam keadaan mata tertutup.
“Yang perempuan sudah tidak bergerak, yang dua orang terpental keluar juga sudah tidak bergerak, saya berusaha menolong pengemudi. Mencoba buka pintu tapi sulit,” lanjutnya.
Tidak lama, datanglah petugas jalan tol dan PJR (Patroli Jalan Raya) mendekat. Mereka bersama – sama membuka pintu mobil yang ringsek tersebut. Setelah dibuka, si pengemudi keluar dan masih bisa berdiri.
“Saat ditanya bagaimana kejadiannya, pengemudinya malah menjawab, wis ra usah tekon – tekon, malah bikin pusing (sudah jangan tanya – tanya, malah bikin pusing). Saya dengar sendiri, petugas lain juga dengar,” paparnya.
Poniman mengaku, saat mencoba membuka pintu mobil, tercium aroma alkohol cukup menyengat. Termasuk dari si pengemudi. Poniman mengataan petugas yang lain juga mencium aroma yang sama.
“Sopir Camry pake kemeja, motif kotak – kotak warna hijau, yang mental keluar itu ternyata mati semua,” katanya.
Berdasarkan data kepolisian, mobil itu diketahui dibuat pada 2001 lalu dengan kapasitas 2164 cc. Mobil itu diketahui milik Edi Budiono, seorang mantan pejabat di Pemprov Jateng. Berdasar data yang tertera di STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), Edi beralamat di Jalan Kanfer Utara III nomor 178, RT07/RW05, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Sementara itu, Krido Priambodo (33), salah satu korban tewas dalam insiden maut tersebut, diketahui adalah putra dari Edi Budiono. Diketahui, mobil Camry tersebut dulunya adalah mobil dinas Pemprov sebelum dimiliki Edi Budiono, dan sudah di balik nama.
Kepala Sat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Faizal, mengatakan sejauh ini belum bisa memastikan apakah pengemudi Camry dalam pengaruh narkoba atau alkohol.
“Sampel darahnya sudah kami ambil, untuk sampel apakah mengonsumsi narkoba atau tidak bisa cepat, tapi sampai sekarang belum keluar, kalau apakah konsumsi alkohol atau tidak, itu agak lama, bisa sampai seminggu baru keluar hasilnya,” tambahnya.
Baca berita kecelakaan di Tol Rembang terkait di sini
“Truk itu saya sopiri dari Penggaron mau ke Solo, berisi air mineral dalam kemasan, saya bersama kernet, Yanto. Kami melaju sedang, kecepatan sekitar 60 km per jam,” katanya saat ditemui di Markas Sat Lantas Polrestabes Semarang, Jalan Ronggolawe Semarang Barat, Kamis (30/5/2013).
Dari spion kendaraannya, Poniman melihat cahaya lampu kendaraan begitu cepat mendekat.
“Tiba – tiba terdengar suara benturan keras sekali, suara braak, tidak lama truk saya seperti ada yang nyurung (mendorong) dari belakang. Sempat terasa benturan. Truk saya terdorong hingga ke luar aspal. Setelah saya berhasil kendalikan, truk baru saya hentikan,” tambahnya yang mengaku menyopir sejak 1992 lalu.
Poniman pun beregegas turun. Apa yang dilihatnya sungguh miris. Ada mobil dengan kondisi ringsek, dengan dua orang sudah terkapar di jalan. Satu orang terkapar di sisi kiri mobil, satu lagi di depan mobil.
Di dalam mobil ada tiga orang, dua di depan yakni pengemudi dan seorang perempuan di sisi kiri dan seorang lagi di belakang. Poniman hanya melihat sopir dalam keadaan baik – baik dan seorang kursi belakang terus melambaikan tangan dalam keadaan mata tertutup.
“Yang perempuan sudah tidak bergerak, yang dua orang terpental keluar juga sudah tidak bergerak, saya berusaha menolong pengemudi. Mencoba buka pintu tapi sulit,” lanjutnya.
Tidak lama, datanglah petugas jalan tol dan PJR (Patroli Jalan Raya) mendekat. Mereka bersama – sama membuka pintu mobil yang ringsek tersebut. Setelah dibuka, si pengemudi keluar dan masih bisa berdiri.
“Saat ditanya bagaimana kejadiannya, pengemudinya malah menjawab, wis ra usah tekon – tekon, malah bikin pusing (sudah jangan tanya – tanya, malah bikin pusing). Saya dengar sendiri, petugas lain juga dengar,” paparnya.
Poniman mengaku, saat mencoba membuka pintu mobil, tercium aroma alkohol cukup menyengat. Termasuk dari si pengemudi. Poniman mengataan petugas yang lain juga mencium aroma yang sama.
“Sopir Camry pake kemeja, motif kotak – kotak warna hijau, yang mental keluar itu ternyata mati semua,” katanya.
Berdasarkan data kepolisian, mobil itu diketahui dibuat pada 2001 lalu dengan kapasitas 2164 cc. Mobil itu diketahui milik Edi Budiono, seorang mantan pejabat di Pemprov Jateng. Berdasar data yang tertera di STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), Edi beralamat di Jalan Kanfer Utara III nomor 178, RT07/RW05, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Sementara itu, Krido Priambodo (33), salah satu korban tewas dalam insiden maut tersebut, diketahui adalah putra dari Edi Budiono. Diketahui, mobil Camry tersebut dulunya adalah mobil dinas Pemprov sebelum dimiliki Edi Budiono, dan sudah di balik nama.
Kepala Sat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Faizal, mengatakan sejauh ini belum bisa memastikan apakah pengemudi Camry dalam pengaruh narkoba atau alkohol.
“Sampel darahnya sudah kami ambil, untuk sampel apakah mengonsumsi narkoba atau tidak bisa cepat, tapi sampai sekarang belum keluar, kalau apakah konsumsi alkohol atau tidak, itu agak lama, bisa sampai seminggu baru keluar hasilnya,” tambahnya.
Baca berita kecelakaan di Tol Rembang terkait di sini
(rsa)