Mau demo, mahasiswa kocar-kacir diserang preman
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (Germak) dibubarkan sekelompok preman di Kantor PU Cipta Karya Satker PKP Air Minum Jalan Urip Sumohardjo, Panakukang, Kamis (25/4/2013) siang.
Insiden tersebut bermula saat massa Germak hendak melakukan unjuk rasa dugaan korupsi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terkait proyek Desa Bulu'loe di Kab Jeneponto.
Hanya saja, saat hendak melakukan orasi, tiba-tiba dari dalam areal kantor Cipta Karya yang tepat berada di depan Markas Peralatan Kodam (Paldam) VII/Wirabuana ini, sekitar 150 orang tak dikenal muncul dan langsung melakukan penyerangan.
Akibatnya, saling serang pun tidak terelakkan sehingga sempat memacetkan arus lalu lintas di Jalan Urip Sumohardjo. Sejumlah preman menggunakan batu, balok kayu, serta panah untuk membubarkan aksi unjuk rasa ini.
Insiden kericuhan yang terjadi sekitar 15 menit tersebut juga sempat membuat sejumlah pengendara yang melintas di Jalan Urip Sumohardjo panik, dan terpaksa memutarbalikkan kendaraannya.
Karena jumlah massa yang tidak sebanding, massa Germak yang dipimpin Rustam Halilintar ini akhirnya memilih kabur dan melarikan diri ke Kampus Universitas 45 Makassar.
Sejumlah petugas Polsekta Panakukang dan TNI yang berjaga di lokasi kejadian, tampak tidak bisa berbuat banyak karena jumlah preman yang lebih besar.
Kapolsekta Panakkukang Kompol Agung Kanigoro yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum mengetahui massa diduga preman yang membubarkan aksi unjuk rasa tersebut.
"Kami tidak tahu dari mana asalnya. Tiba-tiba saja ada pelemparan dari dalam kantor hingga mengejar demonstran yang berdemo," katanya kepada SINDO.
Agung mengatakan, dalam insiden ini, petugas menyita empat anak panah dan bendera Germak milik pengunjuk rasa yang ditinggal di lokasi kejadian.
Sementara itu, beberapa pegawai yang ditemui di Kantor PU Cipta Karya Satker PKP Air Minum menolak memberikan keterangan kepada wartawan.
Insiden tersebut bermula saat massa Germak hendak melakukan unjuk rasa dugaan korupsi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terkait proyek Desa Bulu'loe di Kab Jeneponto.
Hanya saja, saat hendak melakukan orasi, tiba-tiba dari dalam areal kantor Cipta Karya yang tepat berada di depan Markas Peralatan Kodam (Paldam) VII/Wirabuana ini, sekitar 150 orang tak dikenal muncul dan langsung melakukan penyerangan.
Akibatnya, saling serang pun tidak terelakkan sehingga sempat memacetkan arus lalu lintas di Jalan Urip Sumohardjo. Sejumlah preman menggunakan batu, balok kayu, serta panah untuk membubarkan aksi unjuk rasa ini.
Insiden kericuhan yang terjadi sekitar 15 menit tersebut juga sempat membuat sejumlah pengendara yang melintas di Jalan Urip Sumohardjo panik, dan terpaksa memutarbalikkan kendaraannya.
Karena jumlah massa yang tidak sebanding, massa Germak yang dipimpin Rustam Halilintar ini akhirnya memilih kabur dan melarikan diri ke Kampus Universitas 45 Makassar.
Sejumlah petugas Polsekta Panakukang dan TNI yang berjaga di lokasi kejadian, tampak tidak bisa berbuat banyak karena jumlah preman yang lebih besar.
Kapolsekta Panakkukang Kompol Agung Kanigoro yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum mengetahui massa diduga preman yang membubarkan aksi unjuk rasa tersebut.
"Kami tidak tahu dari mana asalnya. Tiba-tiba saja ada pelemparan dari dalam kantor hingga mengejar demonstran yang berdemo," katanya kepada SINDO.
Agung mengatakan, dalam insiden ini, petugas menyita empat anak panah dan bendera Germak milik pengunjuk rasa yang ditinggal di lokasi kejadian.
Sementara itu, beberapa pegawai yang ditemui di Kantor PU Cipta Karya Satker PKP Air Minum menolak memberikan keterangan kepada wartawan.
(ysw)