Ada kapal imigran gelap karam, ini kata polisi
A
A
A
Sindonews.com - Kepolisian Resor Trenggalek memastikan tidak ada penemuan korban peristiwa tenggelamnya kapal pengangkut imigran gelap di perairan pantai selatan Jokerto, Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek.
Kepastian tersebut untuk menepis kabar yang berkembang adanya penemuan korban oleh sejumlah nelayan setempat.
“Kami sudah mengumpulkan para nelayan. Jumlahnya sampai belasan. Dan tidak ada yang menemukan korban seperti kabar yang berkembang,“ ujar Kapolsek Panggul Ajun Komisaris Polisi Mohammad Solichin kepada wartawan, Kamis (25/4/2013).
Sebelumnya terdengar kabar melalui pesan singkat bahwa nelayan setempat telah menemukan korban kapal jenis slerek yang ditemukan karam tersebut. Informasi simpang siur itu sampai ke telinga petugas dan langsung memastikannya.
Solichin mengakui penemuan kapal pengangkut imigran gelap timur tengah untuk menuju pulau Christmast Australia itu menjadi perhatian serius.
“Sebab ini menyangkut masalah pengungsi internasional,“ terangnya.
Kapal berukuran 15 X 3 meter dan banyak dijumpai di wilayah perairan Indonesia Timur itu ditemukan dalam kondisi karam. Pada bagian kapal ditemukan dua dokumen pencari suaka yang dikeluarkan UNHCR.
Dokumen itu beratas nama Ali Rahimi (19) warga negara Afghanistan dengan nomor registrasi 18613c01100 dan Mohammad Hadu Husaini (38) warga negara Afghanistan dengan nomor registrasi 18613C1661.
Selain dokumen, petugas juga mendapati lima buah tas berisi pakaian, gelas minuman kemasan, mie instan, jaket, kitab suci Al-Qur’an, GPS serta perkakas mandi.
Kasus penyelundupan imigran gelap melalui perairan Trenggalek bukan pertama kalinya. Dua tahun lalu, sebuah kapal dengan penumpang 200 orang imigran gelap terbalik di wilayah pantai selatan Prigi. Ratusan imigran asal timur tengah itu tewas.
Kali ini spekulasi yang berkembang, diduga kapal tersebut sengaja dikaramkan guna menghilangkan jejak. Untuk sampai di tempat tujuan pulau Christmast, para pencari suaka tersebut dijemput oleh kapal yang lebih besar. Terkait segala kemungkinan, Solichin mengaku petugas masih terus melakukan penyelidikan.
“Yang pasti kita masih terus mengembangkan kasus ini. Sampai mendapatkan kepastian yang sebenarnya,“ pungkasnya.
Kepastian tersebut untuk menepis kabar yang berkembang adanya penemuan korban oleh sejumlah nelayan setempat.
“Kami sudah mengumpulkan para nelayan. Jumlahnya sampai belasan. Dan tidak ada yang menemukan korban seperti kabar yang berkembang,“ ujar Kapolsek Panggul Ajun Komisaris Polisi Mohammad Solichin kepada wartawan, Kamis (25/4/2013).
Sebelumnya terdengar kabar melalui pesan singkat bahwa nelayan setempat telah menemukan korban kapal jenis slerek yang ditemukan karam tersebut. Informasi simpang siur itu sampai ke telinga petugas dan langsung memastikannya.
Solichin mengakui penemuan kapal pengangkut imigran gelap timur tengah untuk menuju pulau Christmast Australia itu menjadi perhatian serius.
“Sebab ini menyangkut masalah pengungsi internasional,“ terangnya.
Kapal berukuran 15 X 3 meter dan banyak dijumpai di wilayah perairan Indonesia Timur itu ditemukan dalam kondisi karam. Pada bagian kapal ditemukan dua dokumen pencari suaka yang dikeluarkan UNHCR.
Dokumen itu beratas nama Ali Rahimi (19) warga negara Afghanistan dengan nomor registrasi 18613c01100 dan Mohammad Hadu Husaini (38) warga negara Afghanistan dengan nomor registrasi 18613C1661.
Selain dokumen, petugas juga mendapati lima buah tas berisi pakaian, gelas minuman kemasan, mie instan, jaket, kitab suci Al-Qur’an, GPS serta perkakas mandi.
Kasus penyelundupan imigran gelap melalui perairan Trenggalek bukan pertama kalinya. Dua tahun lalu, sebuah kapal dengan penumpang 200 orang imigran gelap terbalik di wilayah pantai selatan Prigi. Ratusan imigran asal timur tengah itu tewas.
Kali ini spekulasi yang berkembang, diduga kapal tersebut sengaja dikaramkan guna menghilangkan jejak. Untuk sampai di tempat tujuan pulau Christmast, para pencari suaka tersebut dijemput oleh kapal yang lebih besar. Terkait segala kemungkinan, Solichin mengaku petugas masih terus melakukan penyelidikan.
“Yang pasti kita masih terus mengembangkan kasus ini. Sampai mendapatkan kepastian yang sebenarnya,“ pungkasnya.
(ysw)