Flu burung mewabah di Magelang

Senin, 15 April 2013 - 16:02 WIB
Flu burung mewabah di Magelang
Flu burung mewabah di Magelang
A A A
Sindonews.com - Merebaknya isu flu burung di Cina membuat warga Magelang khawatir. Apalagi belakangan ini, ratusan ekor ayam mati mendadak.

Sekira 150 ekor ayam mati mendadak di Dusun Busekan, Desa Klopo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Hal itu diperkuat hasil rapid test yang dilakukan petugas Dinas Peternakan dan Perikanan (Peterikan) setempat.

“Ratusan ayam kampung diwilayah itu mati diduga akibat terjangkit flu burung (Avian Influenza) sejak 11 April lalu. Namun untuk memastikan, bangkai ayam akan kami kirim ke Balai Veteriner di Jalan Wates Yogyakarta,” kata John Manglapy, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikan (Disnakkan) Kabupaten Magelang, Senin (15/4/2013).

Pihaknya telah melakukan penyemprotan desinfektan dan memberikan vaksin sebagai langkah antisipasi penyebaran. Namun, Dusun Busekan, Desa Klopo memang tidak masuk dalam daftar daerah yang disemprot. Sebab, di dusun tersebut hanya terdapat ayam kampung serta unggas lain yang budidayanya secara bebas.

"Kalau kita melakukan penyemprotan di situ, justru dikhawatirkan bisa jadi sumber penularan karena cakupan vaksin dan desinfektan tidak bisa 100 persen. Yang jelas, hasil rapid tes memang positif AI. Namun sebagai antisipasi, kita akan lakukan penyemprotan rutin setiap hari sampai tujuh hari ke depan," terangnya.

Sebelum penyemprotan kemarin, pihaknya menawarkan penanggulangan berupa ‘sending out’ atau pemusnahan massal. Hanya saja, hal itu ditolak warga. Namun demikian, pihaknya sudah membuka posko terpadu di kawasan tersebut.

Sementara Plt Camat Tegalrejo, S Ahmad Husain menyampaikan bahwa pada Kamis (11 April 2013), ada laporan ratusan unggas yang mengalami mati mendadak di Dusun Busekan.

"Kami juga sudah mendapat laporan dari Dispeterikan mengenai hasil tes yang telah dilakukan terkait penemuan flu burung ini," ujarnya.

Dia juga memastikan, penyebaran flu burung hanya terjadi pada unggas, tidak menyebar ke manusia. Untuk pembuatan laporan, pihaknya mengaku masih menunggu perkembangan dari Dispeterikan.

"Hasil dari Dispeterikan nantinya akan menjadi acuan laporan kami mengenai hal ini," tuturnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6760 seconds (0.1#10.140)