Pengasuh Ponpes dan santri enggan dievakuasi
A
A
A
Sindonews.com - Meski air banjir dengan ketinggian antara 1,5 meter - 3 meter yang merendam wilayah Desa Jleper Kecamatan Mijen Kabupaten Demak sudah berlangsung selama tiga hari, namun hingga Jumat (12/4/2013), siang masih ada ratusan warga yang enggan dievakuasi oleh Tim SAR. Mereka merupakan penghuni pondok pesantren Bahrul Ulum, pimpinan Kyai Solikhin.
Kepala BPBD Jepara Lulus Suprayetno mengatakan Tim SAR sebenarnya sudah berulangkali membujuk ratusan warga tersebut. Namun sayangnya, para korban banjir enggan dievakuasi. Alasan yang digunakan beragam, salah satunya para warga tersebut ingin menjaga harta benda yang ada di rumahnya.
"Mereka ini mampu bertahan karena rumahnya bertingkat dan punya stok bahan makanan," kata Lulus, Jumat (12/4/2013).
Khusus penghuni ponpes, kata Lulus, enggan dievakuasi karena tidak mendapat restu dari pengasuhnya, yakni Kyai Solikhin. Pihak Tim SAR sudah berulangkali mendatangi lokasi dan membujuk pengasuh ponpes, namun Kyai Solikhin tetap tidak bergeming dan memilih bertahan.
"Padahal untuk sampai ke lokasi ponpes, perjuangannya berat karena jaraknya jauh dan arus air deras. Anggota Tim SAR ada yang sempat akan terseret arus," jelasnya.
Komandan Kodim 0719 Jepara Letkol Inf Subandi DK mengatakan pihaknya akan ikut membujuk pengasuh dan santri Ponpes Bahrul Ulum agar mau dievakuasi ke tempat yang aman. Menurut Subandi aparat bisa saja memaksa yang bersangkutan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Itu harus segera dievakuasi. Karena kalau mereka bertahan pasti akan bahaya. Bagaimana kesehatannya, air bersih, makanan minumannya dan lain sebagainya," tandasnya.
Kepala BPBD Jepara Lulus Suprayetno mengatakan Tim SAR sebenarnya sudah berulangkali membujuk ratusan warga tersebut. Namun sayangnya, para korban banjir enggan dievakuasi. Alasan yang digunakan beragam, salah satunya para warga tersebut ingin menjaga harta benda yang ada di rumahnya.
"Mereka ini mampu bertahan karena rumahnya bertingkat dan punya stok bahan makanan," kata Lulus, Jumat (12/4/2013).
Khusus penghuni ponpes, kata Lulus, enggan dievakuasi karena tidak mendapat restu dari pengasuhnya, yakni Kyai Solikhin. Pihak Tim SAR sudah berulangkali mendatangi lokasi dan membujuk pengasuh ponpes, namun Kyai Solikhin tetap tidak bergeming dan memilih bertahan.
"Padahal untuk sampai ke lokasi ponpes, perjuangannya berat karena jaraknya jauh dan arus air deras. Anggota Tim SAR ada yang sempat akan terseret arus," jelasnya.
Komandan Kodim 0719 Jepara Letkol Inf Subandi DK mengatakan pihaknya akan ikut membujuk pengasuh dan santri Ponpes Bahrul Ulum agar mau dievakuasi ke tempat yang aman. Menurut Subandi aparat bisa saja memaksa yang bersangkutan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Itu harus segera dievakuasi. Karena kalau mereka bertahan pasti akan bahaya. Bagaimana kesehatannya, air bersih, makanan minumannya dan lain sebagainya," tandasnya.
(ysw)