Ikut Jakarta, Pemkab Bogor akan bangun monorel
Jum'at, 12 April 2013 - 12:59 WIB

Ikut Jakarta, Pemkab Bogor akan bangun monorel
A
A
A
Sindonews.com - Guna mengatasi kemacetan, Pemkab Bogor tengah merencanakan pembangunan jalur monorel, kereta gantung dan sistem penataan transportasi terpadu di kawasan Jalur Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Tak hanya itu, informasi diperoleh menyebutkan proyek ini juga diharapkan dapat menjadi wahana wisata baru di daerah berhawa sejuk ini.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor Adang Suptandar mengatakan, pembangunan rel monorel baru tahap persiapan.
"Kemarin kita baru mau rapat perdana dengan calon investor," kata Adang kepada wartawan saat ditemui di komplek Pemkab Bogor, Jumat (12/4/2013).
Lebih lanjut Adang menjelaskan terkait dengan anggaran atau biaya untuk merealisasikan megaproyek ini, pihaknya masih melakukan penghitungan.
"Kalau soal anggaran proyek dipastikan membutuhkan dana yang cukup besar. Nilai investasinya masih kami hitung," ungkapnya.
Menurut Adang, jalur kereta monorel akan dibangun dari Jakarta kemudian mulai Ciawi, sampai Puncak Pass atau sepanjang sekitar 12 kilometer kereta gantung.
Pasalnya, kereta gantung dan monorel ini terintegrasi dengan objek wisata yang ramai, dan padat dikunjungan di kawasan Puncak, seperti Taman Wisata Matahari (TWM) dan Taman Safari Indonesia (TSI).
"Harapannya bisa mengatasi kemacetan lalulintas akibat tingginya volume kendaraan pribadi para wisatawan," kata Adang.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bogor, TB Lutfie Syam menambahkan, selain akan membangun kereta gantung dan monorel, para pengusaha wisata, hotel dan restoran dilibatkan dalam penataan serta pengembangan kawasan Puncak.
"Pengelola objek wisata seperti Taman Wisata Matahari dan Taman Safari Indonesia diminta membuat konsorsium untuk berkontribusi atau berinvestasi pembuatan fasilitas seperti shelter bus di rest area Ciawi," katanya.
Pengusaha, kata Lutfie, menyiapkan bus angkutan dari shelter menuju kawasan wisata. Sehingga, tidak semua kendaraan pribadi masuk jalur Puncak dan menimbulkan kemacetan.
"Wisatawan diangkut bus atau naik monorel. Rencana program tersebut sudah dalam kajian," ujarnya.
Tak hanya itu, informasi diperoleh menyebutkan proyek ini juga diharapkan dapat menjadi wahana wisata baru di daerah berhawa sejuk ini.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor Adang Suptandar mengatakan, pembangunan rel monorel baru tahap persiapan.
"Kemarin kita baru mau rapat perdana dengan calon investor," kata Adang kepada wartawan saat ditemui di komplek Pemkab Bogor, Jumat (12/4/2013).
Lebih lanjut Adang menjelaskan terkait dengan anggaran atau biaya untuk merealisasikan megaproyek ini, pihaknya masih melakukan penghitungan.
"Kalau soal anggaran proyek dipastikan membutuhkan dana yang cukup besar. Nilai investasinya masih kami hitung," ungkapnya.
Menurut Adang, jalur kereta monorel akan dibangun dari Jakarta kemudian mulai Ciawi, sampai Puncak Pass atau sepanjang sekitar 12 kilometer kereta gantung.
Pasalnya, kereta gantung dan monorel ini terintegrasi dengan objek wisata yang ramai, dan padat dikunjungan di kawasan Puncak, seperti Taman Wisata Matahari (TWM) dan Taman Safari Indonesia (TSI).
"Harapannya bisa mengatasi kemacetan lalulintas akibat tingginya volume kendaraan pribadi para wisatawan," kata Adang.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bogor, TB Lutfie Syam menambahkan, selain akan membangun kereta gantung dan monorel, para pengusaha wisata, hotel dan restoran dilibatkan dalam penataan serta pengembangan kawasan Puncak.
"Pengelola objek wisata seperti Taman Wisata Matahari dan Taman Safari Indonesia diminta membuat konsorsium untuk berkontribusi atau berinvestasi pembuatan fasilitas seperti shelter bus di rest area Ciawi," katanya.
Pengusaha, kata Lutfie, menyiapkan bus angkutan dari shelter menuju kawasan wisata. Sehingga, tidak semua kendaraan pribadi masuk jalur Puncak dan menimbulkan kemacetan.
"Wisatawan diangkut bus atau naik monorel. Rencana program tersebut sudah dalam kajian," ujarnya.
(stb)