Ini pesan Kapolri untuk Kapolda DIY yang baru
A
A
A
Sindonews.com - Mabes Polri telah melakukan mutasi terhadap sejumlah Kapolda. Salah satunya adalah Kapolda DIY Brigjen Sabar Rahardjo. Sementara penggantinya yakni Brigjen Pol Haka Astana yang sebelumnya menjabat sebagai Karo Kajian dan Strategi SDM Polri.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo berpesan kepada Kapolda DIY yang baru, Brigjen Pol Haka Astana, agar mampu menciptakan situasi keamanan yang kondusif di DIY.
"Pesan saya untuk Kapolda DIY yang baru, buat keadaan Jogja kembali kondusif, ciptakan rasa aman untuk masyarakat dan bersihkan semua preman," ujar Kapolri Jenderal Timur Pradopo usai menghadiri pembukaan acara Musyawarah Nasional IX Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Luwansa Hotel and Convention Center, Jalan HR Rasuna Said, Kavling C-22, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa jika sweeping terhadap preman perlu dilakukan, pihaknya siap melakukannya secara rutin.
"Kalau sweeping perlu dilakukan, ya kami akan lakukan sweeping secara rutin, yang jelas tidak akan ada lagi toleransi untuk premanisme," tuturnya.
Mengenai pemberantasan premanisme, kata dia, pihaknya belajar dari kasus pembunuhan seorang anggota Kopassus di Hugos Cafe, yang kemudian berujung pada kasus pembunuhan terhadap empat pelakunya yang dilakukan oleh 11 anggota Kopassus.
"Kami belajar dari peristiwa ini (Kasus LP Cebongan), kami berkomitmen bahwa premanisme harus diberantas dan di proses secara hukum," katanya.
Menurutnya, tidak ada toleransi bagi para preman. "Tidak akan ada toleransi bagi preman, kalau ada penyimpangan yang dilakukan oknum kami (Polri) yang bekerjasama dengan preman, sampaikan kepada kami dan akan langsung kami proses," pungkasnya.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo berpesan kepada Kapolda DIY yang baru, Brigjen Pol Haka Astana, agar mampu menciptakan situasi keamanan yang kondusif di DIY.
"Pesan saya untuk Kapolda DIY yang baru, buat keadaan Jogja kembali kondusif, ciptakan rasa aman untuk masyarakat dan bersihkan semua preman," ujar Kapolri Jenderal Timur Pradopo usai menghadiri pembukaan acara Musyawarah Nasional IX Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Luwansa Hotel and Convention Center, Jalan HR Rasuna Said, Kavling C-22, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa jika sweeping terhadap preman perlu dilakukan, pihaknya siap melakukannya secara rutin.
"Kalau sweeping perlu dilakukan, ya kami akan lakukan sweeping secara rutin, yang jelas tidak akan ada lagi toleransi untuk premanisme," tuturnya.
Mengenai pemberantasan premanisme, kata dia, pihaknya belajar dari kasus pembunuhan seorang anggota Kopassus di Hugos Cafe, yang kemudian berujung pada kasus pembunuhan terhadap empat pelakunya yang dilakukan oleh 11 anggota Kopassus.
"Kami belajar dari peristiwa ini (Kasus LP Cebongan), kami berkomitmen bahwa premanisme harus diberantas dan di proses secara hukum," katanya.
Menurutnya, tidak ada toleransi bagi para preman. "Tidak akan ada toleransi bagi preman, kalau ada penyimpangan yang dilakukan oknum kami (Polri) yang bekerjasama dengan preman, sampaikan kepada kami dan akan langsung kami proses," pungkasnya.
(rsa)