Kurangi banjir, UGM bangun embung
A
A
A
Sindonews.com - Mengurangi dampak banjir saat musim hujan di kota Jogja, Universitas Gajah Mada (UGM) bakal membangun embung (penampungan air).
Hal itu disampaiakn oleh Rektor UGM Prof Dr Pratikno. Menurutnya, banjir yang melanda sisi selatan kampus tertua itu terjadi bukan karena disebabkan UGM. Namun sebagai bagian dari institusi pendidikan, kampus ini ingin berkontribusi secara langsung pada masyarakat sekitar.
"Kami akan membangun kolam penampung air dari Bunderan Psikologi hingga Wisma MM. Luas area, sekitar satu hektar, terdiri dari dua level, atas dan bawah," jelasnya saat ditemui di UGM Jumat (5/4/2013).
Sebelumnya, Sungai Belik yang berada di Kelurahan Klitren, Gondokusuman kerap meluap saat hujan dengan intensitas tinggi dan waktu lama terjadi di area itu. Umumnya hujan deras terjadi saat malam hari dan mengakibatkan air menggenang selama dua jam hingga setinggi lutut kaki orang dewasa.
Embung sendiri berfungsi menghadang air Sungai Belik agar tidak langsung menerobos hingga Kompleks Asrama Syantikara. Kampus UGM yang berada di daerah Kuningan juga akan diarahkan untuk menghadap barat. Penataan ini dipercaya dapat mengurangi risiko banjir di selatan UGM atau di Kota Yogyakarta.
UGM bersama Balai Besar Wilayah Sungai(BBWS) Serayu-Opak saat ini tengah mencari titik temu mengenai desain dan detil teknik bangunan. Dana pembangunan embung berasal dari Kementerian Pembangunan Umum (PU) dengan pos BBWS Serayu-Opak.
"Semoga bisa segera selesai, supaya bisa segera antisipasi banjir ke depan," ungkapnya.
Hal itu disampaiakn oleh Rektor UGM Prof Dr Pratikno. Menurutnya, banjir yang melanda sisi selatan kampus tertua itu terjadi bukan karena disebabkan UGM. Namun sebagai bagian dari institusi pendidikan, kampus ini ingin berkontribusi secara langsung pada masyarakat sekitar.
"Kami akan membangun kolam penampung air dari Bunderan Psikologi hingga Wisma MM. Luas area, sekitar satu hektar, terdiri dari dua level, atas dan bawah," jelasnya saat ditemui di UGM Jumat (5/4/2013).
Sebelumnya, Sungai Belik yang berada di Kelurahan Klitren, Gondokusuman kerap meluap saat hujan dengan intensitas tinggi dan waktu lama terjadi di area itu. Umumnya hujan deras terjadi saat malam hari dan mengakibatkan air menggenang selama dua jam hingga setinggi lutut kaki orang dewasa.
Embung sendiri berfungsi menghadang air Sungai Belik agar tidak langsung menerobos hingga Kompleks Asrama Syantikara. Kampus UGM yang berada di daerah Kuningan juga akan diarahkan untuk menghadap barat. Penataan ini dipercaya dapat mengurangi risiko banjir di selatan UGM atau di Kota Yogyakarta.
UGM bersama Balai Besar Wilayah Sungai(BBWS) Serayu-Opak saat ini tengah mencari titik temu mengenai desain dan detil teknik bangunan. Dana pembangunan embung berasal dari Kementerian Pembangunan Umum (PU) dengan pos BBWS Serayu-Opak.
"Semoga bisa segera selesai, supaya bisa segera antisipasi banjir ke depan," ungkapnya.
(mhd)