Agus resmi gantikan Aceng

Sindonews.com - Agus Hamdani resmi menjadi Bupati Garut definitif. Ia dilantik oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan, dalam sidang paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Garut, Jalan Patriot Garut pagi tadi.

Sebanyak 600 undangan hadiri pelantikan Agus yang akan menjabat sebagai kepala daerah di sisa periode 2009-2014 ini. Dari sejumlah tamu undangan, tampak mantan Bupati Garut Aceng HM Fikri turut hadir pada pelantikan itu.

Ketua DPRD Kabupaten Garut Ahmad Badjuri mengatakan, acara pelantikan dalam sidang paripurna ini terbuka untuk umum. Sidang paripurna, kata dia, hanya mengagendakan pengambilan sumpah jabatan Agus Hamdani menjadi Bupati Garut pengganti Aceng.

“Hanya pengambilan sumpah dan jabatan saja,” kata Badjuri Kamis (4/4/2013).

Menurutnya, kini Agus memiliki kewenangan penuh untuk melaksanakan dan meneruskan kebijakan sebagai bupati. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meminta agar Agus dapat melaksanakan tugas sebagai bupati di sisa masa jabatan ini.

“Saya berpesan kepada Bupati Garut agar lebih fokus pada penyelenggaraan pembangunan yang ditunjang oleh propesionalisme birokrasi, serta politikel wiil demi terciptanya Kabupaten Garut yang lebih baik dimasa yang akan datang," ujarnya.

Sementara itu, usai pelantikan, Agus mengaku akan berupaya menjalankan tugas sebaik mungkin. Prioritas utama, kata dia, adalah melanjutkan berbagai program yang telah dirintis oleh bupati sebelumnya, Aceng HM Fikri.

"Langkah awal yang akan saya lakukan yakni konsolidasi internal yang berkaitan dengan administrasi dan keuangan. Terlebih, saat ini kepentingan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Garut tengah menanti pencairan dana hibah untuk menunjang kelancaran pemilihan kepala daerah dan pemilihan umum," katanya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut Iman Alirahman membeberkan, seabrek tugas penting lain Agus yang perlu dilaksanakan sebagai Bupati Garut adalah mengisi posisi dan jabatan kosong di beberapa instansi dan dinas.

Menurutnya, di lingkungan Pemkab Garut saat ini tengah terjadi kekosongan jabatan.

“Kekosongan ini terjadi oleh jabatan yang ditempati eselon II di beberapa SKPD,” ujarnya.