Pasca letusan Gunung Rokatenda, warga terancam kelaparan
A
A
A
Sindonews.com - Debu vulkanik bekas letusan Gunung Rokatenda membuat ladang milik petani di Desa Uwa, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, NTT dipastikan gagal panen. Warga yang bergantung dari hasil ladang khawatir terjadi rawan pangan.
Tanaman jagung di Desa Uwa Kecamatan Palue, Maumere tertutup debu setebal dua sentimeter sehingga tak mungkin lagi bisa dipanen. Warga sekitar Gunung Rokatenda tetap berharap kepada pemerintah sebab kuatir akan stok bahan makanan yang mulai menipis.
"Sekarang kami tidak bisa panen jagung lagi sebab tertutup debu letusan Rokatenda, kami berharap pemerintah daerah segera membantu bahan makanan," tukas Domi, warga Desa Uwa saat dihubungi, Rabu (3/4/2013).
Menurut Domi, warga sekitar biasa mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok. Makanya, warga sekitar Gunung Rokatenda tergantung dari tanaman tersebut.
Selain bahan makanan, warga juga cemas karena sumber air bersih mereka juga terkena debu vulkanik. Disamping itu, kesehatan mereka juga mulai terganggu.
"Kami cemas sebab sudah mulai kekurangan air bersih dan bahan makanan. Kami juga memerlukan masker karena masih banyak debu vulkani," keluh Domi.
Sementara itu, sebagian besar warga desa Nitunglea dikabarkan masih terisolir di wilayah itu akibat akses jalan tidak bisa dilalui lagi semenjak letusan terakhir yang diakibatkan oleh terjangan lahar dari gunung Rokatenda.
Tanaman jagung di Desa Uwa Kecamatan Palue, Maumere tertutup debu setebal dua sentimeter sehingga tak mungkin lagi bisa dipanen. Warga sekitar Gunung Rokatenda tetap berharap kepada pemerintah sebab kuatir akan stok bahan makanan yang mulai menipis.
"Sekarang kami tidak bisa panen jagung lagi sebab tertutup debu letusan Rokatenda, kami berharap pemerintah daerah segera membantu bahan makanan," tukas Domi, warga Desa Uwa saat dihubungi, Rabu (3/4/2013).
Menurut Domi, warga sekitar biasa mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok. Makanya, warga sekitar Gunung Rokatenda tergantung dari tanaman tersebut.
Selain bahan makanan, warga juga cemas karena sumber air bersih mereka juga terkena debu vulkanik. Disamping itu, kesehatan mereka juga mulai terganggu.
"Kami cemas sebab sudah mulai kekurangan air bersih dan bahan makanan. Kami juga memerlukan masker karena masih banyak debu vulkani," keluh Domi.
Sementara itu, sebagian besar warga desa Nitunglea dikabarkan masih terisolir di wilayah itu akibat akses jalan tidak bisa dilalui lagi semenjak letusan terakhir yang diakibatkan oleh terjangan lahar dari gunung Rokatenda.
(ysw)