Geger ikan berformalin, DPRD sidak TPI
Geger ikan berformalin, DPRD sidak TPI
A
A
A
Sindonews.com - Belakangan ini warga Kabupaten Maros direashkan dengan rumor maraknya ikan yang diberi formalin. Untuk mencari kebenaran atas rumor tersebut, sejumlah anggota DPRD Maros langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tempat pelelangan ikan (TPI) Labuang.
Dari hasil sidak tersebut, anggota DPRD memastikan bahwa isu yang berkembang dimasyarakat tidak benar. Karena dari hasil pantauan anggota DPRD, tak satupun jenis ikan yang diduga mengandung formalin.
Anggota tim investigasi DPRD Maros, Darwis Daud menuturkan, Berdasarkan, pantauan tim yang dibentuk DPRD di lapangan, tidak ada indikasi ikan berformalin. Baik itu ikan yang berasal dari Maros maupun dari kabupaten Takalar, Bantaeng, Wajo, Bulukumba, dan Sinjai.
"Kami sudah turun langsung ke TPI tadi subuh. Kami melihat langsung dan memeriksa beberapa sampel ikan yang berasal dari luar Maros. Kami berpendapat, tidak benar ada ikan yang berformalin. Semuanya merupakan ikan segar," ungkapnya saat ditemui di ruangannya, Rabu (3/4/2013).
Meski begitu kata Darwis, DPRD tetap meminta kepada balai pengawasan obat dan makanan untuk melaksanakan pengujian secara ilmiah di lab. Hal itu untuk meyakinkan warga yang terlanjur khawatir dengan isu ikan berformalin.
"Sejak merebak issu ikan berformalin, tingkat konsumsi ikan oleh warga berkurang. Ujung-ujungnya pasti nelayan dirugikan," ungkapnya.
Sementara itu, anggota tim lainnya, Alwi Assegaf menuturkan, beberapa ikan yang berasal dari luar kabupaten Maros yang diambil sampelnya diantaranya, ikan sibula, dari kabupaten Takalar, nila kabupaten Wajo, ikan katombo dari kabupaten Bantaeng, ikan layang kabupaten Bulukumba, ikan Bokko dari kabupaten Barru.
Dari hasil sidak tersebut, anggota DPRD memastikan bahwa isu yang berkembang dimasyarakat tidak benar. Karena dari hasil pantauan anggota DPRD, tak satupun jenis ikan yang diduga mengandung formalin.
Anggota tim investigasi DPRD Maros, Darwis Daud menuturkan, Berdasarkan, pantauan tim yang dibentuk DPRD di lapangan, tidak ada indikasi ikan berformalin. Baik itu ikan yang berasal dari Maros maupun dari kabupaten Takalar, Bantaeng, Wajo, Bulukumba, dan Sinjai.
"Kami sudah turun langsung ke TPI tadi subuh. Kami melihat langsung dan memeriksa beberapa sampel ikan yang berasal dari luar Maros. Kami berpendapat, tidak benar ada ikan yang berformalin. Semuanya merupakan ikan segar," ungkapnya saat ditemui di ruangannya, Rabu (3/4/2013).
Meski begitu kata Darwis, DPRD tetap meminta kepada balai pengawasan obat dan makanan untuk melaksanakan pengujian secara ilmiah di lab. Hal itu untuk meyakinkan warga yang terlanjur khawatir dengan isu ikan berformalin.
"Sejak merebak issu ikan berformalin, tingkat konsumsi ikan oleh warga berkurang. Ujung-ujungnya pasti nelayan dirugikan," ungkapnya.
Sementara itu, anggota tim lainnya, Alwi Assegaf menuturkan, beberapa ikan yang berasal dari luar kabupaten Maros yang diambil sampelnya diantaranya, ikan sibula, dari kabupaten Takalar, nila kabupaten Wajo, ikan katombo dari kabupaten Bantaeng, ikan layang kabupaten Bulukumba, ikan Bokko dari kabupaten Barru.
(ysw)
Explore More