5000 umat Buddha rayakan Waisak di Candi Sewu
A
A
A
Sindonews.com - Sekira lima ribu umat Buddha, merayakan hari Waisak 2557 di pelataran Candi Sewu, Prambanan, Sabtu (25/5/2013) ini. Dalam perayaan tersebut, dimeriahkan juga beberapa kesenian daerah, seperti topeng ireng, jathilan, prajuritan, reog ponorogonan, hingga barongsai.
Humas dalam perayaan tersebut, Kartomo mengatakan, perayaan Waisak di Candi Sewu ini sudah yang ke sepuluh kalinya oleh Sangha Agung Indonesia dan Majelis Budhayana Indonesia. Dalam upacara yang digelar kali ini, mengambil tema 'Kasih Budha Menerangi Dunia'. "Ada sekitar lima ribu umat, dari DIY, Jawa Tengah, dan luar daerah lainnya," katanya kepada wartawan, di Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (25/5/2013).
Dijelaskannya, setiap kali peringatan ini, umat Buddha mengenang tiga peristiwa yang terjadi dalam kehidupan guru junjungan para dewa dan manusia. Yang pertama, kelahiran calon Buddha, yaitu Pangeran Siddharta Gotama, di Taman Lumbini. Kedua, tercapainya penerangan sempurna, yaitu Petapa Gotama menjadi Buddha di Buddha Gaya. Terakhir, Mahaparinirwana Buddha, yaitu Buddha Gotama meninggalkan dunia ini, di Kusinara.
"Sesungguhnya tidak dibatasi untuk mengenang tiga peristiwa itu, kita juga dapat mengenang kehadiran Buddha di dunia ini secara lebih utuh. Yang penuh kasih, simpatik, batin yang seimbang, dan yang telah menerangi dunia," ujarnya.
Bilamana dihayati dan diamalkan umat Buddha, akan membuat batin penuh cinta kasih terhadap diri sendiri, makhluk lain, maupun dunia. Sehingga, dunia menjadi aman, tentram dan damai sejahtera. "Selain itu, mengembangkan kerukunan antar umat Buddha, agama lain, maupun dengan pemerintah," tuturnya.
Dalam prosesi tersebut, dilakukan sejak Jumat 24 Mei 2013 petang, dari karawitan, wayang kulit, siraman, prosesi sarana puja dari Candi Lumbung ke arah barat memutari Candi Sewu, hingga pentas kesenian daerah. "Ada beberapa kesenian daerah, atas partisipasi dari beberapa umat," katanya.
Salah satu pengasuh kesenian daerah yang dihadirkan, Topeng Ireng, dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Semara Tungga Ampel, Boyolali, Sri Mulyani mengatakan, setiap tahunnya di sekolahnya terus berpartisipasi dalam peringatan hari raya Waisak ini. "Setiap tahun kita ikut, untuk berpartisipasi," ucapnya.
Humas dalam perayaan tersebut, Kartomo mengatakan, perayaan Waisak di Candi Sewu ini sudah yang ke sepuluh kalinya oleh Sangha Agung Indonesia dan Majelis Budhayana Indonesia. Dalam upacara yang digelar kali ini, mengambil tema 'Kasih Budha Menerangi Dunia'. "Ada sekitar lima ribu umat, dari DIY, Jawa Tengah, dan luar daerah lainnya," katanya kepada wartawan, di Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (25/5/2013).
Dijelaskannya, setiap kali peringatan ini, umat Buddha mengenang tiga peristiwa yang terjadi dalam kehidupan guru junjungan para dewa dan manusia. Yang pertama, kelahiran calon Buddha, yaitu Pangeran Siddharta Gotama, di Taman Lumbini. Kedua, tercapainya penerangan sempurna, yaitu Petapa Gotama menjadi Buddha di Buddha Gaya. Terakhir, Mahaparinirwana Buddha, yaitu Buddha Gotama meninggalkan dunia ini, di Kusinara.
"Sesungguhnya tidak dibatasi untuk mengenang tiga peristiwa itu, kita juga dapat mengenang kehadiran Buddha di dunia ini secara lebih utuh. Yang penuh kasih, simpatik, batin yang seimbang, dan yang telah menerangi dunia," ujarnya.
Bilamana dihayati dan diamalkan umat Buddha, akan membuat batin penuh cinta kasih terhadap diri sendiri, makhluk lain, maupun dunia. Sehingga, dunia menjadi aman, tentram dan damai sejahtera. "Selain itu, mengembangkan kerukunan antar umat Buddha, agama lain, maupun dengan pemerintah," tuturnya.
Dalam prosesi tersebut, dilakukan sejak Jumat 24 Mei 2013 petang, dari karawitan, wayang kulit, siraman, prosesi sarana puja dari Candi Lumbung ke arah barat memutari Candi Sewu, hingga pentas kesenian daerah. "Ada beberapa kesenian daerah, atas partisipasi dari beberapa umat," katanya.
Salah satu pengasuh kesenian daerah yang dihadirkan, Topeng Ireng, dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Semara Tungga Ampel, Boyolali, Sri Mulyani mengatakan, setiap tahunnya di sekolahnya terus berpartisipasi dalam peringatan hari raya Waisak ini. "Setiap tahun kita ikut, untuk berpartisipasi," ucapnya.
(maf)