Armed datang, langsung nyerbu

Senin, 29 April 2013 - 18:57 WIB
Armed datang, langsung nyerbu
Armed datang, langsung nyerbu
A A A
Sindonews.com - Setelah beberapa waktu lalu oditur militer menghadirkan para saksi dari anggota Batalion Yon Armed 15/76 Tarik Martapura OKUT, Senin (29/4/2013) siang giliran saksi dari kepolisian yang dihadirkan dalam persidangan militer Dilmil (1-04) Palembang kasus penyerangan anggota Batalion Armed 15/76 Tarik Martapura OKUT ke Mapolres OKU.

Salah satu saksinya yaitu Kompol Afria Jaya yang saat kejadian menjabat sebagai Kabag Ops Polres OKU. Dalam sidang, Kompol Afria Jaya bertindak selaku saksi untuk terdakwa Praka Yoyok Adriyanto, Praka Sarbini Abdullah, Pratu Titus Purwanto, Pratu Anggit Yusuf Saputra dan Prada Dian Catur Wijaya.

Di hadapan Ketua Majelis, Letkol Chk Sutrisno Setio Utomo, Mayor ChK Nanik Suwarni dan Mayor ChK Koswara serta oditur militer Letlol Laut KH Inrefnis, saksi Kompol Afria Jaya mejelaskan kronologis penyerangan Mapolres OKU yang dilakukan puluhan anggota Yon Armed 15/76 Tarik Martapura OKUT.

“Sehabis apel pagi, saya mendapat telepon dari Kapolres OKU bahwa akan ada aksi damai sekitar 95 orang anggota Yon Armed Martapura ke Polres OKU, lalu saya diperintahkan menyambut aksi damai itu dengan menyiapkan ruangan di aula dan snack,” ungkap Afria Jaya dalam kesaksiannya di persidangan, Senin (29/4/2013).

Setelah menyiapkan ruangan aula pertemuan dan memesan snack, sambung Afria, ia memanggil Kasat Reskrim Polres OKU dan meminta agar Kasat Reskrim segera menyiapkan bahan terkait penangan kasus dan perkembangan kasus penembakan anggota Armed Pratu Heru Oktavianus beberapa waktu lalu dengan tersangka anggota Polres OKU Bintara Wijaya.

”Saya juga memerintahkan anggota untuk menghubungi Kasdim, Komandan sub Dempon OKU dan anggota Koramil agar datang ke Polres OKU, karena akan ada aksi damai anggota Armed ke Polres OKU,” tandasnya.

Sekira pukul 07.35 WIB, sambung Afria Kasdim OKU dan beberapa anggotanya datang ke Mapolres OKU. ”Lalu saya perintahkan para perwira Polres OKU sekitar tujuh orang untuk bersama saya dan Kasdim menyambut anggota Armed yang infonya akan melakukan aksi damai,” tukasnya.

Betapa kaget dirinya, kata perwira melati satu ini, sata melihat sekira 40 anggota Armed Martapura naik sepeda motor masuk ke dalam halaman Mapolres OKU dan memarkiran motor mereka, tiba-tiba ada seorang berteriak dan terjadilah pelemparan batu pertama kali ke kaca pos jaga bagian kiri Mapolres OKU.

”Habis itu semua anggota Armed memakai baju loreng dan topi hitam menyerang Polres OKU disertai pelemparan batu ke arah kaca dan pintu Mapolres OKU,” paparnya.

Bahkan sekira tujuh orang anggota Yon Armed mendekati tempat ia berkumpul dengan perwira Polres lain dan Kasdim.

”Sebenarnya kami sempat senyum dan bilang katanya mau aksi damai, tetapi salah satu anggota Armed saya tak ingat wajahnya bilang, kamu jangan senyum-senyum, kami kesini bukan untuk aksi damai,” kenangnya.

Sadar para anggota Armed semakin brutal, ia-pun akhirnya menyelamatkan diri dengan cara berlari ke dalam ruang Mapolres OKU. Termasuk Kasdim dan para perwira lain juga telah kabur dari sasaran penyerangan anggota Armed.

”Saya sempat dikejar sampai lobi dan kepala saya dipukul pakai batu, hingga keluar darah segar dari kepala saya. Tapi saya tidak ingat wajah orang yang memukul saya dan saya langsung lari ke arah lobi Mapolres OKU, beberapa anggota Armed membawa sangkur terhunus masih tetap mengejar saya, lalu akhirnya saya masuk ke dalam ruangan kerja saya dan saya kunci pintu ruangan saya dari dalam, kemudian pintunya saya hadang pakai meja kerja saya, habis itu saya tiarap dibawa sambil menahan pintu, karena masih ada anggota Armed yang hendak mendorong pintu saya, tapi mereka tidak berhasil mendobrak pintu ruang kerja saya,” katanya.

Lebih lanjut Afria menjelaskan, hampir 20 menit dirinya bertahan dalam ruangan kerjanya. Sampai akhirnya ia mencium seperti bau asap dan akhirnya membuka pintu dan bertemu anggota Kodim.

”Anggota itu bilang kebakaran pak, cepat keluar, saya lnsgung ke luar dan bertemulah dengan Pasi Intel Kodim yang langsung menyelamatkan saya keluar dari Mapolres OKU,” ujarnya.

Saat ke luar dari dalam Mapolres OKU, ia sudah melihat ruangan KBO Lantas sudah terbakar dengan asap mengepul.

”Saya sempat minta tolong salah satu anggota DPRD OKU agar menelepon pemadam kebakaran. Habis itu saya dievakusi ke rumah ke luarga saya. Skeitar pukul 10.00 WIB lewat saya kembali ke Mapolres OKU dan kondisi Mapolres OKU sudah rusak parah dan banyak mobil dan motor baik dinas maupun pribadi yang sudah terbakar,” tandasnya.

Ketika ditanya majelis hakim, apakah saksi mengenali kelima wajah terdakwa anggota Yon Armed ini sebagai pelaku pembakaran, pemukulan, pelemparan batu atau perusak Mapolres OKU, Afria Jaya mengatakan, tidak mengenal wajah pelaku perusakan itu.

”Saya tidak ingat lagi pak wajah-wajah mereka, karena waktu itu saya panik sekali dan pikiran saya ingin menyelamatkan diri. Yang saya ingat, mereka semua pakai baju loreng, topi hitam dan rata-rata bawa sangkur semua,” jelasnya.

Ketika disinggung kembali majelis, terjadi perbedaan keterangan saksi antara saksi Kompol Afria Jaya dengan saksi sebelumnya, bahwa rombongan motor anggota Yon Armed yang keduahlah berjumlah sekitar 30 orang melakukan pelemparan ke Polres OKU serta sempat Danyon Armed mengapelkan pasukannya di depan Mapolres OKU, pasca terjadinya penyerangan awal, Afria mengatakan, ia tidak tahu.

”Saya tidak tahu, kalau ada rombongan motor yang kedua melakukan penyerangan,” pungkasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5276 seconds (0.1#10.140)