Setengah wilayah Jabar rawan longsor
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi geografis Jawa Barat yang berbukit membuat kawasan ini masuk dalam daftar kawasan yang paling rawan terkena bencana longsor.
“Jabar ini selalu nomor satu di Indonesia dan dunia. Dan korbannya pun selalu nomor satu dalam hal longsor,” kata Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, Selasa (26/3/2013).
Data PVMBG, awal tahun ini jumlah kejadian longsor di Jabar mencapai 18 kejadian. Sedangkan kejadian longsor di daerah lain di Indonesia masih di bawah 10 kejadian. Surono menuturkan, bahkan ada ahli tanah longsor yang menyebut bahwa Jabar memiliki daerah rawan longsor terbanyak di dunia.
Menurutnya, bahkan kejadian longsor yang belum pernah terjadi di dunia justru terjadi di Jabar. Misalnya kasus longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, 2005.
“Kan belum ada orang ketimbun sampah, di Jabar ada,” tuturnya.
Mengenai daerah rawan longsor ini juga sudah dipetakan sejak 2004, lewat kerja sama PVMBG dengan Dinas Enegri Sumber Daya Mineral (ESDM). Dalam peta ini suluruh derah rawan longsor sudah ada.
Bahkan pada 2010 peta tersebut sudah dilengkapi dengan data potensi longsor di pedesaan. Peta ini untuk pegangan BPBD dalam melakukan sosialisasi dan pencegahan bencana. “Seluruhnya sudah ada,” katanya.
Namun meski ada peta potensi longsor, ternyata kurang begitu diperhatikan khususnya oleh pemerintah. “Cuman enggak begitu perhatian,” tambahnya.
Lanjut Surono, dari utara ke selatan Jabar separuhnya berpotensi longsor. Ciri-cinya selain perbukitan dan lembah, juga tanahnya subur, memiliki banyak mata air, dan nyaman ditinggali.
Ciri-ciri ini srbagaimana dimiliki daerah yang terkena longsor baru-baru ini, yakni Desa Mukapayung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat (KBB). Longsor ini setidaknya menimbun 17 orang.
Dia menyebutkan daerah longsor di Jabar di antaranya Sumedang, Subang, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Majalengka, Kuningan, Purwakarta, Bandung dan sekitarnya.
“Di sini kebanyakan dijamin tidak banjir, tapi longsor,” katanya.
“Jabar ini selalu nomor satu di Indonesia dan dunia. Dan korbannya pun selalu nomor satu dalam hal longsor,” kata Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, Selasa (26/3/2013).
Data PVMBG, awal tahun ini jumlah kejadian longsor di Jabar mencapai 18 kejadian. Sedangkan kejadian longsor di daerah lain di Indonesia masih di bawah 10 kejadian. Surono menuturkan, bahkan ada ahli tanah longsor yang menyebut bahwa Jabar memiliki daerah rawan longsor terbanyak di dunia.
Menurutnya, bahkan kejadian longsor yang belum pernah terjadi di dunia justru terjadi di Jabar. Misalnya kasus longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, 2005.
“Kan belum ada orang ketimbun sampah, di Jabar ada,” tuturnya.
Mengenai daerah rawan longsor ini juga sudah dipetakan sejak 2004, lewat kerja sama PVMBG dengan Dinas Enegri Sumber Daya Mineral (ESDM). Dalam peta ini suluruh derah rawan longsor sudah ada.
Bahkan pada 2010 peta tersebut sudah dilengkapi dengan data potensi longsor di pedesaan. Peta ini untuk pegangan BPBD dalam melakukan sosialisasi dan pencegahan bencana. “Seluruhnya sudah ada,” katanya.
Namun meski ada peta potensi longsor, ternyata kurang begitu diperhatikan khususnya oleh pemerintah. “Cuman enggak begitu perhatian,” tambahnya.
Lanjut Surono, dari utara ke selatan Jabar separuhnya berpotensi longsor. Ciri-cinya selain perbukitan dan lembah, juga tanahnya subur, memiliki banyak mata air, dan nyaman ditinggali.
Ciri-ciri ini srbagaimana dimiliki daerah yang terkena longsor baru-baru ini, yakni Desa Mukapayung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat (KBB). Longsor ini setidaknya menimbun 17 orang.
Dia menyebutkan daerah longsor di Jabar di antaranya Sumedang, Subang, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Majalengka, Kuningan, Purwakarta, Bandung dan sekitarnya.
“Di sini kebanyakan dijamin tidak banjir, tapi longsor,” katanya.
(ysw)