Berdayakan warga pesisir, DKP Pinrang dikucur Rp50 M
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pinrang tahun ini mendapat anggaran Rp50 miliar untuk pemberdayaan masyarakat pesisir.
Kepala DKP kabupaten Pinrang Andi Budaya Hamid mengatakan bahwa, tahun 2013 ini, dinas yang di pimpin dirinya mendapatkan anggaran sebesar Rp50 miliar lebih.
"Anggaran tersebut bersumber dari APBD kabupaten Pinrang sebesar Rp11,9 miliar, sedang Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari APBN sebanyak 38,8 miliar lebih," kata dia, Kamis (21/3/2013).
Dirinya mengungkapkan, anggaran tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi ketimbang tahun sebelumnya.
"Tahun 2012 anggaran APBD itu sekitar Rp8,5 miliar sementara anggaran DAK itu tidak seperti sekarang yang mencapai Rp38,8 miliar, jadi sekarang mencapai Rp50 miliar lebih," paparnya.
Menurut dia, anggaran yang diberikan dari pemerintah Pusat tersebut akan dimamfaat untuk pemberdayaan masyarakat pesisir melalui bantuan langsung seperti Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) meliputi PUMP perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan.
"Untuk tahun ini sebanyak 65 kelompok PUMP yang akan menerima bantuan," ungkapnya.
PUMP itu jelas dia, terdiri dari PUMP Budidaya sebanyak 50 Kelompok, penangkapan 10, serta pengolahan lima kelompok.
"Untuk setiap kelompok PUMP budidaya masing-masing akan menerima paket sarana produksi senilai Rp65 juta, PUMP tangkap seharga Rp100 juta dan pump pengolah setara dengan Rp50 juta," ternagnnya.
Meski demikian dirinya mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan Kabupaten Pinrang sebagai salah satu kawasan minapolitan percontohan dan industrilisasi budidaya dari 45 Kabupaten Se-Indonesia pada tahun 2012 lalu, sehingga Pinrang menjadi sasaran Program pengembangan kawasan yang berbasis perikanan Budidaya.
"Bukan hanya itu di sini juga memiliki masterplan dan RPIJM (Rencana pengembangan Investasi Jangka Menengah) sebagai salah satu persyaratan dari Kementerian tersebut," ungkapnya
Untuk menjadi Kawasan percontohan Minapolitan, tambahnya, harus memenuhi berbagai karakteristik usaha perikanan budidaya yang layak dikembangkan, antara lain luas areal tambak 1.595, 22 ha, muara sungai dan saluran irigasi teknis dan sarana prasarana yang menunjang di sentra produksi Komoditas unggulan di wilayah tersebut.
Sementara itu, Penyuluh Perikanan Kantor Badan Penyuluh Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Perkebunan (BP4K) Kabupaten Pinrang Abdul Salam Atjo mengaku, kondisi nelayan khususnya nelayan tambak sejak beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan.
"Hal itu terjadi karena para nelayan sudah tahu teknologi probiotik," ungkap dia.
Lokasi pelaksanaan Program minapolitan percontohan dan industrialisasi perikanan budidaya di tempatkan di Desa Tassiwalie, Lotang Salo dan Wiring Tasie dan Ujung Lero Kecamatan Suppa sebagai komoditi unggulan udang windu.
"Kawasan lain yang menjadi penyangga program itu yakni kecamatan Lanrisang 1.670,63 ha, Mattiro Sompe 3.804, 34 ha, Cempa 2.215,27 ha, Duampanua 5.401, 74 ha dan kecamatan Lembang 339 ha," jelasnya.
Kepala DKP kabupaten Pinrang Andi Budaya Hamid mengatakan bahwa, tahun 2013 ini, dinas yang di pimpin dirinya mendapatkan anggaran sebesar Rp50 miliar lebih.
"Anggaran tersebut bersumber dari APBD kabupaten Pinrang sebesar Rp11,9 miliar, sedang Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari APBN sebanyak 38,8 miliar lebih," kata dia, Kamis (21/3/2013).
Dirinya mengungkapkan, anggaran tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi ketimbang tahun sebelumnya.
"Tahun 2012 anggaran APBD itu sekitar Rp8,5 miliar sementara anggaran DAK itu tidak seperti sekarang yang mencapai Rp38,8 miliar, jadi sekarang mencapai Rp50 miliar lebih," paparnya.
Menurut dia, anggaran yang diberikan dari pemerintah Pusat tersebut akan dimamfaat untuk pemberdayaan masyarakat pesisir melalui bantuan langsung seperti Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) meliputi PUMP perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan.
"Untuk tahun ini sebanyak 65 kelompok PUMP yang akan menerima bantuan," ungkapnya.
PUMP itu jelas dia, terdiri dari PUMP Budidaya sebanyak 50 Kelompok, penangkapan 10, serta pengolahan lima kelompok.
"Untuk setiap kelompok PUMP budidaya masing-masing akan menerima paket sarana produksi senilai Rp65 juta, PUMP tangkap seharga Rp100 juta dan pump pengolah setara dengan Rp50 juta," ternagnnya.
Meski demikian dirinya mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan Kabupaten Pinrang sebagai salah satu kawasan minapolitan percontohan dan industrilisasi budidaya dari 45 Kabupaten Se-Indonesia pada tahun 2012 lalu, sehingga Pinrang menjadi sasaran Program pengembangan kawasan yang berbasis perikanan Budidaya.
"Bukan hanya itu di sini juga memiliki masterplan dan RPIJM (Rencana pengembangan Investasi Jangka Menengah) sebagai salah satu persyaratan dari Kementerian tersebut," ungkapnya
Untuk menjadi Kawasan percontohan Minapolitan, tambahnya, harus memenuhi berbagai karakteristik usaha perikanan budidaya yang layak dikembangkan, antara lain luas areal tambak 1.595, 22 ha, muara sungai dan saluran irigasi teknis dan sarana prasarana yang menunjang di sentra produksi Komoditas unggulan di wilayah tersebut.
Sementara itu, Penyuluh Perikanan Kantor Badan Penyuluh Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Perkebunan (BP4K) Kabupaten Pinrang Abdul Salam Atjo mengaku, kondisi nelayan khususnya nelayan tambak sejak beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan.
"Hal itu terjadi karena para nelayan sudah tahu teknologi probiotik," ungkap dia.
Lokasi pelaksanaan Program minapolitan percontohan dan industrialisasi perikanan budidaya di tempatkan di Desa Tassiwalie, Lotang Salo dan Wiring Tasie dan Ujung Lero Kecamatan Suppa sebagai komoditi unggulan udang windu.
"Kawasan lain yang menjadi penyangga program itu yakni kecamatan Lanrisang 1.670,63 ha, Mattiro Sompe 3.804, 34 ha, Cempa 2.215,27 ha, Duampanua 5.401, 74 ha dan kecamatan Lembang 339 ha," jelasnya.
(rsa)