Banjir campur limbah rendam rumah warga
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Pasuruan bagian barat, merendam ratusan rumah didua desa di Kecamatan Beji. Ironisnya, pemukiman warga yang dekat dengan industri membuat limbah pabrik masuk ke pemukiman.
Akibat rendaman air hujan bercampur limbah ini, ratusan warga menderita penyakit kulit dan infeksi saluran pernafasan atas (Ispa). Untuk mengantisipasi merebak penyakit tersebut, tim medis dari Puskesmas Beji diturunkan ke lokasi banjir.
"Petugas medis kami perbantukan untuk mengobati penyakit warga. Lokasi banjir yang berada didekat kawasan industri ini tercampur limbah pabrik. Sehingga mempercepat timbulnya penyakit," kata Kepala Puskesmas Beji, dr Sujarwo di kantornya, Senin (18/3/2013).
Banjir di Desa Kedung Boto dan Kedung Wringin yang merendam lebih dari 600 rumah warga mencapai ketinggian 110 cm. Akibat rendaman banjir ini, ratusan warga harus mengungsi ketempat yang lebih tinggi dan aman.
Menurut warga, kawasan Beji ini memang sudah biasa menjadi langganan banjir. Namun rendaman banjir kali ini lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini terjadi karena sungai yang menjadi saluran pembuangan air terjadi pengendapan. Selain itu, menumpuknya sampah dan tanaman enceng gondok menjadi penghalang aliran air .
"Genangan air ini sudah terjadi sejak Sabtu dinihari. Banjir semakin besar karena hujan tidak juga reda. Sehingga terus menambah genangan banjir," kata Syaiful, seorang warga.
Pihaknya berharap agar persoalan banjir yang selalu menimpa warga setiap tahun ini segera diselesaikan. Sehingga warga dapat menjalankan aktifitas tanpa tergganggu bencana yang selalu muncul setiap tahun.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko menyatakan pihaknya sudah mengirimkan bantuan nasi bungkus dan sembako. Pihaknya juga mengirimkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang hingga kini masih terendam banjir.
Akibat rendaman air hujan bercampur limbah ini, ratusan warga menderita penyakit kulit dan infeksi saluran pernafasan atas (Ispa). Untuk mengantisipasi merebak penyakit tersebut, tim medis dari Puskesmas Beji diturunkan ke lokasi banjir.
"Petugas medis kami perbantukan untuk mengobati penyakit warga. Lokasi banjir yang berada didekat kawasan industri ini tercampur limbah pabrik. Sehingga mempercepat timbulnya penyakit," kata Kepala Puskesmas Beji, dr Sujarwo di kantornya, Senin (18/3/2013).
Banjir di Desa Kedung Boto dan Kedung Wringin yang merendam lebih dari 600 rumah warga mencapai ketinggian 110 cm. Akibat rendaman banjir ini, ratusan warga harus mengungsi ketempat yang lebih tinggi dan aman.
Menurut warga, kawasan Beji ini memang sudah biasa menjadi langganan banjir. Namun rendaman banjir kali ini lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini terjadi karena sungai yang menjadi saluran pembuangan air terjadi pengendapan. Selain itu, menumpuknya sampah dan tanaman enceng gondok menjadi penghalang aliran air .
"Genangan air ini sudah terjadi sejak Sabtu dinihari. Banjir semakin besar karena hujan tidak juga reda. Sehingga terus menambah genangan banjir," kata Syaiful, seorang warga.
Pihaknya berharap agar persoalan banjir yang selalu menimpa warga setiap tahun ini segera diselesaikan. Sehingga warga dapat menjalankan aktifitas tanpa tergganggu bencana yang selalu muncul setiap tahun.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko menyatakan pihaknya sudah mengirimkan bantuan nasi bungkus dan sembako. Pihaknya juga mengirimkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang hingga kini masih terendam banjir.
(ysw)