Batik khas Batu bermotif apel & sayuran
A
A
A
Sindonews.com - Seperti kota lain di Jawa Timur (Jatim), pengrajin batik di kota berudara dingin ini, sukses mendesain kain batik khas Kota Batu, Malang. Motifnya bergambar apel dan sayur mayur. Kemudian untuk menambah keindahannya ditambah motif ayam bekisar.
Rencananya, kain batik khas Batu ini akan diperkenalkan dalam ajang pemilihan Raka dan Raki Provinsi Jatim tahun 2013. Lalu untuk mempopelerkannya, sanggar Raden Wijaya selaku desainer batik khas Batu ini memperkenalkan kepada pengunjung Batu Town Square (Batos), kemarin sore.
Pengelola sanggar batik Raden Wijaya, Retna Dwitunjung menyatakan, kain batik khas Batu yang akan dibawa keajang pemilihan Raka-Raki Jatim dibuat selama 10 hari. Ciri khasnya, terdapat motif apel, strawberry, sayur, sapi, serta wheel-nya.
“Batik khas Batu kombinasi dari motif tradisional dan kontemporer. Yang mewakili ketradisionalannya adalah corak batiknya. Kemudian desain kontemporernya berupa motif veris wheel yang ada di alun-alun Kota Batu,” ujar Nana panggilan akrab dari Retna Dwitunjung, di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Minggu (17/3/2013).
Menurut Nana, desain batik khas Batu sesungguhnya sudah dipakai PNS Pemkot Batu bersama Wali Kota Dan Wakil Wali Kota Batu. Warna dasar kainnya putih. Kemudian motif batiknya bergambar seluruh potensi alam yang dimiliki Kota Batu dan beberapa wahana permainan yang ada di alun-alun Kota Batu.
“Ya semua daerah pasti memiliki ciri khas tersendiri. Kalau di Kota Batu sebagai kota pertanian dan pariwisata. Yang kita tonjolkan berupa potensi alamnya dan potensi pariwisatanya,” ungkap Ratna.
Tentunya, desain batik khas Batu ini mampu menarik perhatian pengunjung Batos. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyatakan, kain batik khas Batu motifnya tidak kalah dengan daerah lain.
Menurut dia, mau dipakai kebaya atau kemeja bagi bapak-bapak tetap pantas untuk dipakainya. Termasuk dipakai anak muda. Kata Dewanti tetap bisa tampil gaul dan percaya diri.
“Hampir setiap minggu di Pemkot Batu menerima tamu dari luar daerah. Rata-rata mereka selalu terkesima dengan motif batik khas Batu yang bergambar potensi alam Kota Batu,” jelasnya.
Dewanti yakin, motif batik khas Batu mampu bersaing dengan motif batik dari daerah lain. “Kain batik yang diproduksi pengrajin di Kota Batu masih bersifat home industri. Sehingga kualitas dan tekstur kain serta motif batiknya pasti terjamin,” pungkasnya.
Rencananya, kain batik khas Batu ini akan diperkenalkan dalam ajang pemilihan Raka dan Raki Provinsi Jatim tahun 2013. Lalu untuk mempopelerkannya, sanggar Raden Wijaya selaku desainer batik khas Batu ini memperkenalkan kepada pengunjung Batu Town Square (Batos), kemarin sore.
Pengelola sanggar batik Raden Wijaya, Retna Dwitunjung menyatakan, kain batik khas Batu yang akan dibawa keajang pemilihan Raka-Raki Jatim dibuat selama 10 hari. Ciri khasnya, terdapat motif apel, strawberry, sayur, sapi, serta wheel-nya.
“Batik khas Batu kombinasi dari motif tradisional dan kontemporer. Yang mewakili ketradisionalannya adalah corak batiknya. Kemudian desain kontemporernya berupa motif veris wheel yang ada di alun-alun Kota Batu,” ujar Nana panggilan akrab dari Retna Dwitunjung, di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Minggu (17/3/2013).
Menurut Nana, desain batik khas Batu sesungguhnya sudah dipakai PNS Pemkot Batu bersama Wali Kota Dan Wakil Wali Kota Batu. Warna dasar kainnya putih. Kemudian motif batiknya bergambar seluruh potensi alam yang dimiliki Kota Batu dan beberapa wahana permainan yang ada di alun-alun Kota Batu.
“Ya semua daerah pasti memiliki ciri khas tersendiri. Kalau di Kota Batu sebagai kota pertanian dan pariwisata. Yang kita tonjolkan berupa potensi alamnya dan potensi pariwisatanya,” ungkap Ratna.
Tentunya, desain batik khas Batu ini mampu menarik perhatian pengunjung Batos. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyatakan, kain batik khas Batu motifnya tidak kalah dengan daerah lain.
Menurut dia, mau dipakai kebaya atau kemeja bagi bapak-bapak tetap pantas untuk dipakainya. Termasuk dipakai anak muda. Kata Dewanti tetap bisa tampil gaul dan percaya diri.
“Hampir setiap minggu di Pemkot Batu menerima tamu dari luar daerah. Rata-rata mereka selalu terkesima dengan motif batik khas Batu yang bergambar potensi alam Kota Batu,” jelasnya.
Dewanti yakin, motif batik khas Batu mampu bersaing dengan motif batik dari daerah lain. “Kain batik yang diproduksi pengrajin di Kota Batu masih bersifat home industri. Sehingga kualitas dan tekstur kain serta motif batiknya pasti terjamin,” pungkasnya.
(maf)