Data buta aksara gegerkan Pemkab Gunungkidul
A
A
A
Sindonews.com - Pemkab Gunungkidul benar-benar kebakaran jenggot dengan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai tingginya angka buta huruf lewat Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2012.
Kepala Bidang Perencanaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Johan Marphantya mengatakan, surat langsung ke BPS untuk klarifikasi mengenai data buta huruf sudah disampaikan beberapa waktu lalu. Namun demikian, hingga kini surat tersebut belum mendapatkan tanggapan.
"Kita ingin sebuah klarifikasi data tersebut yang akan kita adu dengan data kami," terangnya, Sabtu (16/3/2013).
Dijelaskannya, upaya untuk bisa mengundang BPS terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan melaporkan ke Bupati sehingga ada fasilitasi untuk klarifikasi.
"Kita juga sudah meminta Bappeda untuk membantu mengundang BPS. Karena ini perlu segera klarifikasi," tandasnya.
Diakuinya Pemkab Gunungkidul di tahun 2009 lalu menerima penghargaan buta aksara dari presiden. Hal ini lantaran suksesnya dalam memberantas buta aksara ditahun 2007 silam.
"Waktu itu (2007) sebanyak 47.800 warga kita tuntaskan buta aksara. Jadi kita sudah tuntas untuk buta aksara dan angka," beber Johan.
Dengan adanya data ini maka pihaknya merasa risih karena dianggap gagal dalam pemberantasan buta aksara.
"Kalau seperti ini kan sama halnya kita gagal dalam penuntasan buta aksara. Padahal dari 47 800 warga yang kita berikan program, sangat jelas baik nama dan alamatnya," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi Kepala BPS Gunungkidul Agus Hadriyanto mengaku data yang dimiliki BPS adalah data resmi. Diapun mengaku siap untuk diundang guna klarifikasi mengenai data buta aksara ke Pemkab Gunungkidul.
"Selagi ada undangan kita siap klarifikasi," ulasnya.
Dari data Susenas 2012, untuk usia di atas 70 tahun, tercatat jumlah warga yang masih buta aksara sebanyak 30.303 warga, untuk usia 50 tahun sampai 69 tahun sebanyak 42.421 warga. Sedangkan untuk warga dengan usia 40 tahun hingga 49 tahun sebanyak 4.864.
"Untuk usia 30 tahun hingga 39 tahun sebanyak 422 warga. Dan usia 20 tahun hingga 29 tahun sebanyak 795 warga," bebernya.
Kepala Bidang Perencanaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Johan Marphantya mengatakan, surat langsung ke BPS untuk klarifikasi mengenai data buta huruf sudah disampaikan beberapa waktu lalu. Namun demikian, hingga kini surat tersebut belum mendapatkan tanggapan.
"Kita ingin sebuah klarifikasi data tersebut yang akan kita adu dengan data kami," terangnya, Sabtu (16/3/2013).
Dijelaskannya, upaya untuk bisa mengundang BPS terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan melaporkan ke Bupati sehingga ada fasilitasi untuk klarifikasi.
"Kita juga sudah meminta Bappeda untuk membantu mengundang BPS. Karena ini perlu segera klarifikasi," tandasnya.
Diakuinya Pemkab Gunungkidul di tahun 2009 lalu menerima penghargaan buta aksara dari presiden. Hal ini lantaran suksesnya dalam memberantas buta aksara ditahun 2007 silam.
"Waktu itu (2007) sebanyak 47.800 warga kita tuntaskan buta aksara. Jadi kita sudah tuntas untuk buta aksara dan angka," beber Johan.
Dengan adanya data ini maka pihaknya merasa risih karena dianggap gagal dalam pemberantasan buta aksara.
"Kalau seperti ini kan sama halnya kita gagal dalam penuntasan buta aksara. Padahal dari 47 800 warga yang kita berikan program, sangat jelas baik nama dan alamatnya," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi Kepala BPS Gunungkidul Agus Hadriyanto mengaku data yang dimiliki BPS adalah data resmi. Diapun mengaku siap untuk diundang guna klarifikasi mengenai data buta aksara ke Pemkab Gunungkidul.
"Selagi ada undangan kita siap klarifikasi," ulasnya.
Dari data Susenas 2012, untuk usia di atas 70 tahun, tercatat jumlah warga yang masih buta aksara sebanyak 30.303 warga, untuk usia 50 tahun sampai 69 tahun sebanyak 42.421 warga. Sedangkan untuk warga dengan usia 40 tahun hingga 49 tahun sebanyak 4.864.
"Untuk usia 30 tahun hingga 39 tahun sebanyak 422 warga. Dan usia 20 tahun hingga 29 tahun sebanyak 795 warga," bebernya.
(rsa)