Sebuah SMA di Kudus mampu olah tinja jadi biogas
A
A
A
Sindonews.com - SMK 3 Undaan, Kabupaten Kudus membuat langkah terobosan yang patut ditiru di sekolah lain di Indonesia. Sebab di sekolah ini, kotoran dari para siswa dan gurunya bisa diolah menjadi biogas.
Kepala SMK 3 Undaan Kudus, M Soleh mengatakan, untuk pengolahan limbah dari toilet tersebut sudah dibangun sejumlah bak-bak instalansi. Yakni berupa bak penampung, setler, instalansi pengolahan air limbah dan yang terakhir bak outlet.
"Jika sudah diolah, limbah dari toilet sekolah itu bisa dimanfaatkan sebagai sumber alternatif bahan bakar kompor serta sumber penerangan. Setahu saya, progam ini satu-satunya di Indonesia," kata Soleh, di Kudus, Jumat (15/3/2013).
Untuk bahan baku progam ini, Soleh memang mengimbau agar para siswa dan guru jika buang air kecil maupun besar di toilet sekolah. Sebab semakin banyak bahan baku, maka aktivitas pengolahan limbah manusia tersebut menjadi biogas juga akan lebih lancar.
Output biogas yang dihasilkan tersebut, menurut Soleh juga tidak berbahaya. Sebab instalansi pengolahan yang digunakan sudah sesuai standar yang ada.
“Hasilnya sama dengan biogas dari kotoran sapi. Selama ini kita tahu biogas kotoran sapi juga aman-aman saja, jadi tidak ada masalah,” jelasnya.
Selain urusan pengolahan limbah manusia menjadi biogas, menurut Soleh, para siswa SMK 3 Undaan Kudus juga diajari soal pendidikan sanitasi berbasis sekolah. Lewat progam ini, para siswa dikenalkan dengan berbagai hal terkait sanitasi yang aman, nyaman dan sehat.
Ia berharap dengan materi tersebut, nantinya para siswa tersebut bisa mempraktekkan di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
“Materi ini penting dikenalkan sejak dini. Sebab mereka yang akan meneruskan generasi yang sudah tua,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Kudus, Musthofa mengatakan pihaknya akan memberikan dukungan terkait progam-progam positif yang dilakukan oleh pengelola sekolah yang ada di wilayah Kota Kretek.
Pihaknya juga berusaha menarik kalangan swasta agar bisa bersinergi dengan berbagai elemen lembaga pendidikan yang ada di Kudus untuk menciptakan berbagai terobosan yang positif dan mempunyai banyak manfaat.
“Sinergi ini penting. Kalau berbagai pihak bekerjasama maka hasilnya akan lebih maksimal,” tandasnya.
Kepala SMK 3 Undaan Kudus, M Soleh mengatakan, untuk pengolahan limbah dari toilet tersebut sudah dibangun sejumlah bak-bak instalansi. Yakni berupa bak penampung, setler, instalansi pengolahan air limbah dan yang terakhir bak outlet.
"Jika sudah diolah, limbah dari toilet sekolah itu bisa dimanfaatkan sebagai sumber alternatif bahan bakar kompor serta sumber penerangan. Setahu saya, progam ini satu-satunya di Indonesia," kata Soleh, di Kudus, Jumat (15/3/2013).
Untuk bahan baku progam ini, Soleh memang mengimbau agar para siswa dan guru jika buang air kecil maupun besar di toilet sekolah. Sebab semakin banyak bahan baku, maka aktivitas pengolahan limbah manusia tersebut menjadi biogas juga akan lebih lancar.
Output biogas yang dihasilkan tersebut, menurut Soleh juga tidak berbahaya. Sebab instalansi pengolahan yang digunakan sudah sesuai standar yang ada.
“Hasilnya sama dengan biogas dari kotoran sapi. Selama ini kita tahu biogas kotoran sapi juga aman-aman saja, jadi tidak ada masalah,” jelasnya.
Selain urusan pengolahan limbah manusia menjadi biogas, menurut Soleh, para siswa SMK 3 Undaan Kudus juga diajari soal pendidikan sanitasi berbasis sekolah. Lewat progam ini, para siswa dikenalkan dengan berbagai hal terkait sanitasi yang aman, nyaman dan sehat.
Ia berharap dengan materi tersebut, nantinya para siswa tersebut bisa mempraktekkan di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
“Materi ini penting dikenalkan sejak dini. Sebab mereka yang akan meneruskan generasi yang sudah tua,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Kudus, Musthofa mengatakan pihaknya akan memberikan dukungan terkait progam-progam positif yang dilakukan oleh pengelola sekolah yang ada di wilayah Kota Kretek.
Pihaknya juga berusaha menarik kalangan swasta agar bisa bersinergi dengan berbagai elemen lembaga pendidikan yang ada di Kudus untuk menciptakan berbagai terobosan yang positif dan mempunyai banyak manfaat.
“Sinergi ini penting. Kalau berbagai pihak bekerjasama maka hasilnya akan lebih maksimal,” tandasnya.
(rsa)