Upacara kuno di Desa Ciseureuh
A
A
A
RATUSAN warga Dukuh Jalawastu, Desa Ciseureuh, Brebes menggelar upacara adat yang disebut Ngasa. Upacara ini merupakan salah satu kebiasaan turun menurun sejak puluhan tahun silam.
Menurut keterangan salah satu tokoh masyarakat setempat Dastam, upacara adat Ngasa merupakan upacara yang sejak kuno dilakukan. Hal itu sebagai bentuk sedekah kepada Tuhan atas segala nikmat.
"Ngasa adalah perwujudan syukur kami. Karena kami ada di gunung maka sedekahnya berupa sedekah gunung. Kalau yang di utara (Brebes utara) adalah sedekah laut karena hidupnya di wilayah laut," katanya di lokasi upacara di Dukuh Jalawastu, Ketanggungan, Brebes, Selasa (12/03/2013).
Ia menerangkan, upacara adat ini digelar setiap Selasa Kliwon pada Mangsa Kesanga. Gelaran Ngasa ini diadakan dalam kurun satu tahun sekali. Dengan lokasinya di pelataran dukuh yang oleh masyarakat setempat disebut Pesarean Gedong.
Upacara diadakan pada Selasa 12 Maret 2013 sekira pukul 07.00 WIB. Sebelum kegiatan, seluruh warga dukuh setempat dan tetangga telah berkumpul di lokasi.
Baru setelah rombongan Bupati Brebes Idza Priyanti, Bappeda, Humas dan Protokol, dan lainnya tiba di lokasi, upacara baru dimulai.
Kegiatan ini amat unik karena perjamuan makanan pakai jagung dengan lauk umbian serta alas makannya bukan piring kaca. Jadi alas makan yang dipakai adalah piring berbahan seng.
"Tidak pakai lauk bernyawa. Itu pantangan kami," ujarnya.
Menurut keterangan salah satu tokoh masyarakat setempat Dastam, upacara adat Ngasa merupakan upacara yang sejak kuno dilakukan. Hal itu sebagai bentuk sedekah kepada Tuhan atas segala nikmat.
"Ngasa adalah perwujudan syukur kami. Karena kami ada di gunung maka sedekahnya berupa sedekah gunung. Kalau yang di utara (Brebes utara) adalah sedekah laut karena hidupnya di wilayah laut," katanya di lokasi upacara di Dukuh Jalawastu, Ketanggungan, Brebes, Selasa (12/03/2013).
Ia menerangkan, upacara adat ini digelar setiap Selasa Kliwon pada Mangsa Kesanga. Gelaran Ngasa ini diadakan dalam kurun satu tahun sekali. Dengan lokasinya di pelataran dukuh yang oleh masyarakat setempat disebut Pesarean Gedong.
Upacara diadakan pada Selasa 12 Maret 2013 sekira pukul 07.00 WIB. Sebelum kegiatan, seluruh warga dukuh setempat dan tetangga telah berkumpul di lokasi.
Baru setelah rombongan Bupati Brebes Idza Priyanti, Bappeda, Humas dan Protokol, dan lainnya tiba di lokasi, upacara baru dimulai.
Kegiatan ini amat unik karena perjamuan makanan pakai jagung dengan lauk umbian serta alas makannya bukan piring kaca. Jadi alas makan yang dipakai adalah piring berbahan seng.
"Tidak pakai lauk bernyawa. Itu pantangan kami," ujarnya.
(ysw)