Makna bebek & ayam dalam Upacara Melasti di Tegal
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan umat Hindu tumpah ruah dalam upacara Melasti yang digelar di Pantai Alam Indah, Kota Tegal. Mereka berdatangan dari berbagai wilayah Tegal dan sekitarnya. Dalam upacara tersebut, mereka melarung sesaji ke laut.
Seluruh umat Hindu mengenakan pakaian adat khas Bali. Upacara Melasti sendiri merupakan upacara penyucian diri (Buana Alit) dan bumi (Buana Agung) beserta isinya yang digelar tiap menjelang hari raya Nyepi.
Sementara itu, iring-iringan Melasti dari Pura Segara Tegal baru tiba di pelataran parkir PAI sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (11/3/2013).
Ketua Parisada Hindu Dharma Kota Tegal I Gusti Nyoman Sudjana mengatakan, makna spiritual Melasti adalah membuang segala macam sifat-sifat buruk dengan introspeksi diri. Dengan beberapa larangan antara lain larangan bepergian, larangan berfoya-foya, larangan piknik, dan lainnya.
"Larangan itu berlaku sejak jam 6 pagi sampai jam 6 pagi keesokan hari," kata Nyoman di lokasi.
Ia mengatakan, meskipun hari raya, janganlah menganggap Nyepi atau Melasti adalah hari terbaik. Sebab, semua hari adalah baik. Hari yang tidak baik adalah ketika umat melupakan Tuhan.
Upacara juga disertai adanya larung sesaji. Larung merupakan simbol untuk melepas kotoran. Seperti ada ayam dan bebek yang dilarung.
"Bebek itu simbol positif dan ayam negatif," terangnya.
Adapun tema Nyepi kali ini adalah Dengan Nyepi Kita Sucikan Pikiran, Sucikan Perkataan, dan Suci Perbuatan. "Sebab dari pikiran, perbuatan baik dan buruk bermula," ujarnya.
Seorang peserta upacara, Daryani (52), berharap dari upacara Melasti ini ia bisa menyambut tahun baru Saka dengan lebih baik. Paling tidak, kehidupan pada tahun baru ini lebih baik dari tahun lalu. "Sekalian introspeksi diri," jelas warga Dukuhringin, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Seluruh umat Hindu mengenakan pakaian adat khas Bali. Upacara Melasti sendiri merupakan upacara penyucian diri (Buana Alit) dan bumi (Buana Agung) beserta isinya yang digelar tiap menjelang hari raya Nyepi.
Sementara itu, iring-iringan Melasti dari Pura Segara Tegal baru tiba di pelataran parkir PAI sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (11/3/2013).
Ketua Parisada Hindu Dharma Kota Tegal I Gusti Nyoman Sudjana mengatakan, makna spiritual Melasti adalah membuang segala macam sifat-sifat buruk dengan introspeksi diri. Dengan beberapa larangan antara lain larangan bepergian, larangan berfoya-foya, larangan piknik, dan lainnya.
"Larangan itu berlaku sejak jam 6 pagi sampai jam 6 pagi keesokan hari," kata Nyoman di lokasi.
Ia mengatakan, meskipun hari raya, janganlah menganggap Nyepi atau Melasti adalah hari terbaik. Sebab, semua hari adalah baik. Hari yang tidak baik adalah ketika umat melupakan Tuhan.
Upacara juga disertai adanya larung sesaji. Larung merupakan simbol untuk melepas kotoran. Seperti ada ayam dan bebek yang dilarung.
"Bebek itu simbol positif dan ayam negatif," terangnya.
Adapun tema Nyepi kali ini adalah Dengan Nyepi Kita Sucikan Pikiran, Sucikan Perkataan, dan Suci Perbuatan. "Sebab dari pikiran, perbuatan baik dan buruk bermula," ujarnya.
Seorang peserta upacara, Daryani (52), berharap dari upacara Melasti ini ia bisa menyambut tahun baru Saka dengan lebih baik. Paling tidak, kehidupan pada tahun baru ini lebih baik dari tahun lalu. "Sekalian introspeksi diri," jelas warga Dukuhringin, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
(ysw)