Tanggul jebol, ratusan rumah diterjang banjir bandang

Minggu, 10 Maret 2013 - 20:04 WIB
Tanggul jebol, ratusan...
Tanggul jebol, ratusan rumah diterjang banjir bandang
A A A
Sindonews.com - Banjir bandang menerjang sejumlah desa yang ada di Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Akibatnya, ratusan rumah warga dan jalan yang ada di sejumlah desa tersebut terendam dengan kedalaman bervariasi.

Banjir bandang ini terjadi setelah hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kudus sejak Sabtu malam. Akibat hujan yang turun selama lebih kurang tujuh jam ini, sejumlah sungai di wilayah Kecamatan Mejobo, pun meluap.

Selain itu, tanggul Sungai Piji yang terletak di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo juga jebol. Imbasnya, air itupun merendam beberapa desa yang lokasinya di sekitar kawasan tanggul sungai yang jebol.

Beberapa desa tersebut seperti Kesambi, Mejobo, Golantepus, Kirig, Sadang, dan Bulungkulon.

“Tiba-tiba air sudah merendam rumah warga. Kejadiannya sangat cepat,” kata salah seorang warga Desa Kesambi, Marfuah, di Kudus, Minggu (10/3/2013).

Berdasar pantauan, di lokasi sekitar tanggul jebol, genangan air yang ada bisa surut dengan cepat. Sementara, di Desa Mejobo, Kirig, dan lain Golantepus, genangan air akibat limpasan sungai hingga siang tadi masih terlihat merendam ratusan rumah warga.

Genangan air setinggi 50-70 cm tersebut bahkan memutuskan arus lalu lintas utama yang ada di Kecamatan Mejobo. Sejumlah kendaraan, terlebih sepeda motor roda dua tidak bisa melewati jalur tersebut. Bahkan beberapa di antaranya terlihat mogok di tengah jalan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Sudiarso mengatakan titik jebolnya tanggul berada di sebelah kanan Sungai Piji. Tanggul tersebut jebol sepanjang 4 meter dengan ketinggian 5 meter.

Untuk mengantisipasi banjir susulan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mengirim 1.500 kantong pasir. Bersama warga, BPBD langsung melakukan penambalan tanggul tersebut agar ketika debit air kembali naik, tidak menggenangi pemukiman warga.

”Kami juga menyediakan dapur umum yang ada di balai desa serta satu pos darurat untuk pemantauan,” ujarnya.

Sementara itu, Kadinas Bina Marga Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (BMPESDM) Sam'ani Intakoris mengatakan pihaknya tidak bisa langsung melakukan penanganan secara permanen tanggul sungai yang jebol.

Sebab saat ini, kondisi cuaca memang belum memungkinkan. Praktis, yang bisa dilakukan saat ini hanya penanganan yang sifatnya darurat. “Kami sudah berkoordinasi pihak BPBD Kudus,” ucapnya.

Ditanya langkah penanganan jangka panjang, Sam’ani mengatakan akan mengusulkan ke Dinas PSDA Jawa Tengah. Sebab kewenangan untuk penanganan tanggul-tanggul sungai memang bukan di bawah kendali Pemkab Kudus. “Jadi tindak lanjutnya ada di provinsi,” paparnya.

Jebolnya tanggul Sungai Piji maupun tanggul sejumlah sungai lain yang ada di Kudus sudah terjadi beberapa kali. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemkab Kudus sudah berupaya untuk segera merealisasikan pembangunan Waduk Logung.

Keberadaan waduk ini diyakini akan mampu menampung gelontoran air dari wilayah Kudus bagian atas. Sehingga air dari kawasan atas tidak langsung menuju ke sungai-sungai yang imbasnya membuat tanggul penahan air jebol dan ujung-ujungnya merendam rumah warga.

Hanya sayangnya, hingga kini proses pembebasan lahan warga untuk kepentingan pembangunan Waduk Logung masih terseok-seok. Sebab ada sejumlah warga yang mempermasalahkan proses pembebasan lahan yang menggunakan anggaran dari APBD Kudus dan APBD Provinsi Jateng tersebut.

Akibat lambatnya proses pembebasan itu pula, pemerintah pusat tak kunjung mengucurkan dana untuk pembangunan fisik waduk yang diperkirakan menelan biaya hingga puluhan miliar rupiah tersebut.

“Ini (waduk Logung) merupakan solusi yang riil. Untuk itu mari kita jadikan penuntasan pembangunan embung logung ini menjadi prioritas kita bersama. Jangan sampai banjir ini terjadi lagi,” tandas Bupati Kudus Musthofa.
(hyk)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1198 seconds (0.1#10.24)