Ikut O2SN, Kepsek SDN Sukamukti akui setor dana BOS
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Sekolah SDN Sukamukti Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Sutisna menyebutkan, untuk kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tersebut pihaknya terpaksa menyetorkan dana BOS sebesar Rp2,5 juta. Dana tersebut, diambil dari jumlah total siswa penerima dana BOS sebanyak 100 orang.
"Masing-masing siswa penerima dana BOS dikenakan biaya Rp25 ribu. Bila ditotal dengan keseluruhan siswa di sekolah kami yang mencapai 100 siswa penerima dana BOS, dana yang kami setor jadi sebanyak Rp2,5 juta. Dana ini, kemudian kami setorkan ke Disdik di tingkat kecamatan," tutur Sutisna, Kamis (7/3/2013).
Berdasarkan keterangan dari panitia penyelenggara di Kecamatan Cilawu, rincian dana itu akan diperuntukan bagi pembiayaan pembelian baju peserta, honor juri, dan konsumsi selama kegiatan berlangsung.
Sementara untuk kebutuhan transportasi siswa di sekolahnya saat mengikuti kegiatan, pihak sekolah kembali harus mengeluarkan biaya tambahan.
"Kalau boleh jujur, adanya pungutan ini sangat memberatkan kami selaku pihak sekolah. Alasannya, dana BOS yang diterima sekolah kami hanya mencukupi untuk membiayai kebutuhan kegiatan pembelajaran saja," jelanya.
"Namun, bila tidak mengikuti kegiatan O2SN, kami sangat malu dengan sekolah lain yang ikut. Oleh karena itu, kasarnya bila tidak ada dana BOS, kami terpaksa meminjam dana talangan kepada pihak ketiga. Nanti, bila dana BOS sudah cair, baru kami ganti," sambungnya.
"Masing-masing siswa penerima dana BOS dikenakan biaya Rp25 ribu. Bila ditotal dengan keseluruhan siswa di sekolah kami yang mencapai 100 siswa penerima dana BOS, dana yang kami setor jadi sebanyak Rp2,5 juta. Dana ini, kemudian kami setorkan ke Disdik di tingkat kecamatan," tutur Sutisna, Kamis (7/3/2013).
Berdasarkan keterangan dari panitia penyelenggara di Kecamatan Cilawu, rincian dana itu akan diperuntukan bagi pembiayaan pembelian baju peserta, honor juri, dan konsumsi selama kegiatan berlangsung.
Sementara untuk kebutuhan transportasi siswa di sekolahnya saat mengikuti kegiatan, pihak sekolah kembali harus mengeluarkan biaya tambahan.
"Kalau boleh jujur, adanya pungutan ini sangat memberatkan kami selaku pihak sekolah. Alasannya, dana BOS yang diterima sekolah kami hanya mencukupi untuk membiayai kebutuhan kegiatan pembelajaran saja," jelanya.
"Namun, bila tidak mengikuti kegiatan O2SN, kami sangat malu dengan sekolah lain yang ikut. Oleh karena itu, kasarnya bila tidak ada dana BOS, kami terpaksa meminjam dana talangan kepada pihak ketiga. Nanti, bila dana BOS sudah cair, baru kami ganti," sambungnya.
(kri)