Kecam kekerasan, jurnalis Magelang lakban mulut
A
A
A
Sindonews.com - Belasan jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Magelang (FJM) melakukan aksi teatrikal di halaman depan gedung DPRD Kabupaten Magelang. Mereka juga menggelar aksi diam dengan melakban mulut mereka.
Dalam aksi teatrikal, digambarkan seorang wartawati yang sedang melakukan peliputan secara tiba-tiba mendapat perlakuan kasar dari sejumlah orang. Bahkan, diantaranya memukul tubuh wartawati hingga tersungkur ke tanah.
Selanjutnya, orang-orang itu tertawa sembari meninggalkan wartawati yang merintih menahan sakit akibat kekerasan.
Selain teatrikal, wartawan cetak maupun televisi yang terlibat juga melakukan aksi diam dengan menutup mulut dengan lakban.
Aksi tersebut dimulai sekira pukul 12.26 WIB, mereka berjalan kaki dari depan gedung DPRD menuju ke ruang sidang dengan membawa poster yang berisi kecaman terhadap aksi kekerasan terhadap jurnalis.
Para wartawan kemudian meletakkan satu persatu kartu pers dan kamera yang menjadi identitas profesi mereka di atas lembaran poster.
Ketua FJM, Mukhtar Lutfi mengatakan, selain wartawan, aksi tersebut juga diikuti dua perwakilan dari Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Magelang.
“Kami sangat prihatin atas apa yang menimpa wartawati tersebut hingga luka-luka dan keguguran. Kami menggelar aksi solidaritas ini dengan harapan kekerasan pers tidak terjadi berulang-ulang,” katanya, Senin (4/3/2013).
Dikatakannya, pekerjaan wartawan sangat dilindungi dengan Undang- Undang, maka jika terjadi kekerasan harus ada upaya penegakan hukum. Aksi diam yang dilakukan para wartawan, menurutnya menunjukkan bahwa dunia pers menangis dan terbelenggu oleh tindakan kekerasan.
“Kami berharap kekerasan yang terjadi pada wartawan ini yang terakhir kalinya,” jelasnya.
Dalam aksi teatrikal, digambarkan seorang wartawati yang sedang melakukan peliputan secara tiba-tiba mendapat perlakuan kasar dari sejumlah orang. Bahkan, diantaranya memukul tubuh wartawati hingga tersungkur ke tanah.
Selanjutnya, orang-orang itu tertawa sembari meninggalkan wartawati yang merintih menahan sakit akibat kekerasan.
Selain teatrikal, wartawan cetak maupun televisi yang terlibat juga melakukan aksi diam dengan menutup mulut dengan lakban.
Aksi tersebut dimulai sekira pukul 12.26 WIB, mereka berjalan kaki dari depan gedung DPRD menuju ke ruang sidang dengan membawa poster yang berisi kecaman terhadap aksi kekerasan terhadap jurnalis.
Para wartawan kemudian meletakkan satu persatu kartu pers dan kamera yang menjadi identitas profesi mereka di atas lembaran poster.
Ketua FJM, Mukhtar Lutfi mengatakan, selain wartawan, aksi tersebut juga diikuti dua perwakilan dari Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Magelang.
“Kami sangat prihatin atas apa yang menimpa wartawati tersebut hingga luka-luka dan keguguran. Kami menggelar aksi solidaritas ini dengan harapan kekerasan pers tidak terjadi berulang-ulang,” katanya, Senin (4/3/2013).
Dikatakannya, pekerjaan wartawan sangat dilindungi dengan Undang- Undang, maka jika terjadi kekerasan harus ada upaya penegakan hukum. Aksi diam yang dilakukan para wartawan, menurutnya menunjukkan bahwa dunia pers menangis dan terbelenggu oleh tindakan kekerasan.
“Kami berharap kekerasan yang terjadi pada wartawan ini yang terakhir kalinya,” jelasnya.
(ysw)