DIY perjelas sistem rujukan
A
A
A
Sindonews.com - Sistem rujukan di DIY masih saja menyisakan beberapa permasalahan. Setidaknya ini terlihat dari banyaknya rujukan langsung dari Puskesmas di DIY ke RSUP Dr Sardjito.
Hal ini Kepala Dinas Kesehatan DIY dr Sarminto MKes pada acara Weekly Clinical Updates on Primary care 2013 di Auditorium Fakultas Kedokteran (FK) UGM.
“Harusnya jangan menerima langsung rujukan dari Puskesmas kecuali darurat. Tapi kan itu sulit juga,” papar Sarminto dalam acara yang diadakan oleh Family Medicine FK UGM dan diikuti 300 dokter umum di DIY ini, Jumat (1/3/2013).
Menurut Sarminto, persoalan kesehatan tersebut seharusnya bisa teratasi di tingkat primer seperti Puskesmas sehingga tidak perlu langsung dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.
Dia menilai SDM seperti dokter dan fasilitas di Puskesmas sudah mencukupi dan terstandar. Saat ini di DIY terdapat 121 puskesmas, 42 diantaranya memiliki fasilitas rawat inap.
"Jumlah rujukan yang langsung dari puskesmas ke Sardjito tersebut, cukup tinggi. Kondisi ini nantinya bisa menjadi masalah jika Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diberlakukan tahun 2014 mendatang. Klaim-klaim di rumah sakit bisa jadi tidak terbayar nanti," katanya.
Untuk menyelesaikan persoalan ini, pihak Dinas Kesehatan DIY terus menyosialisasikan SK Gubernur DIY tentang sistem rujukan kepada pihak kabupaten/kota.
Harapannya pihak kabupaten/kota bisa menindaklanjutinya sehingga persoalan kesehatan yang terjadi seperti angka kematian bayi maupun ibu melahirkan di DIY bisa turun dan tertangani di tingkat primer.
Senada dengan itu Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof Dr dr Teguh Aryandono SpB(K)Onk menilai, 60 persen persoalan kesehatan masyarakat seharusnya tertangani di pelayanan primer. Untuk itu SDM kesehatan di tingkat primer khususnya dokter harus benar-benar siap.
“Jika pendidikan formalnya sebagai dokter sudah selesai maka harus selalu mengikuti perkembangan iptek. Ya seperti ikut acara pelatihan seperti ini,” kata Teguh.
Hal ini Kepala Dinas Kesehatan DIY dr Sarminto MKes pada acara Weekly Clinical Updates on Primary care 2013 di Auditorium Fakultas Kedokteran (FK) UGM.
“Harusnya jangan menerima langsung rujukan dari Puskesmas kecuali darurat. Tapi kan itu sulit juga,” papar Sarminto dalam acara yang diadakan oleh Family Medicine FK UGM dan diikuti 300 dokter umum di DIY ini, Jumat (1/3/2013).
Menurut Sarminto, persoalan kesehatan tersebut seharusnya bisa teratasi di tingkat primer seperti Puskesmas sehingga tidak perlu langsung dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.
Dia menilai SDM seperti dokter dan fasilitas di Puskesmas sudah mencukupi dan terstandar. Saat ini di DIY terdapat 121 puskesmas, 42 diantaranya memiliki fasilitas rawat inap.
"Jumlah rujukan yang langsung dari puskesmas ke Sardjito tersebut, cukup tinggi. Kondisi ini nantinya bisa menjadi masalah jika Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diberlakukan tahun 2014 mendatang. Klaim-klaim di rumah sakit bisa jadi tidak terbayar nanti," katanya.
Untuk menyelesaikan persoalan ini, pihak Dinas Kesehatan DIY terus menyosialisasikan SK Gubernur DIY tentang sistem rujukan kepada pihak kabupaten/kota.
Harapannya pihak kabupaten/kota bisa menindaklanjutinya sehingga persoalan kesehatan yang terjadi seperti angka kematian bayi maupun ibu melahirkan di DIY bisa turun dan tertangani di tingkat primer.
Senada dengan itu Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof Dr dr Teguh Aryandono SpB(K)Onk menilai, 60 persen persoalan kesehatan masyarakat seharusnya tertangani di pelayanan primer. Untuk itu SDM kesehatan di tingkat primer khususnya dokter harus benar-benar siap.
“Jika pendidikan formalnya sebagai dokter sudah selesai maka harus selalu mengikuti perkembangan iptek. Ya seperti ikut acara pelatihan seperti ini,” kata Teguh.
(lns)