Ratusan rumah rusak diterjang angin kencang
A
A
A
Sindonews.com – Ratusan rumah yang terletak di pesisir Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat (Sulbar), mengalami kerusakan akibat dihantam angin kencang. Selain rumah, pohon raksasa yang ada di Kelurahan Takatidung juga roboh.
Ratusan rumah yang rusak tersebut paling banyak ada di wilayah pesisir Kelurahan Manding, Takatidung, Kelurahan Polewali, Kecamatan Polewali, Polman.
Pantauan SINDO, di Kelurahan Takatidung, ada puluhan rumah kayu di pesisir rusak parah. Mulai dari dinding rumah hingga atap. Jangankan rumah yang hanya menggunakan atap rumbia, atap seng juga ikut terbawa angin.
Rumah warga yang mengalami kerusakan terpaksa harus mengunsi untuk sementara waktu kerumah tetangga yang rumahnya tidak rusak. Bahkan, sebagian warga harus tinggal di kolong rumah karena malu menumpang tempat tinggal.
“Kami terpaksa harus tinggal dikolom rumah. Karena, atap dan dinding rumah kami terbongkar diterpa angin. Kalaupun harus memaksakan tinggal diatas rumah, kita takut atap sen dan balok tiba-tiba jatuh dan menerpa kami,” ujar Badaria, salah seorang korban yang rumahnya rusak parah, Kamis (28/2/2013).
Sementara itu, Adi, warga dari Kelurahan Manding juga mengalami nasib yang sama. Rumahnya yang hanya menggunakan atap rumbia kini bolong karena terbawa angin.
Selain menghantam ratusan rumah, angin kencang yang disertai putting beliung yang terjadi selama satu jam itu juga menumbangkan satu pohon raksasa yang sudah berumur ratusan tahun. Untung saja, pohon yang tumbang itu tidak mengenai rumah sehingga tidak menimbulkan korban.
Ratusan rumah yang rusak tersebut paling banyak ada di wilayah pesisir Kelurahan Manding, Takatidung, Kelurahan Polewali, Kecamatan Polewali, Polman.
Pantauan SINDO, di Kelurahan Takatidung, ada puluhan rumah kayu di pesisir rusak parah. Mulai dari dinding rumah hingga atap. Jangankan rumah yang hanya menggunakan atap rumbia, atap seng juga ikut terbawa angin.
Rumah warga yang mengalami kerusakan terpaksa harus mengunsi untuk sementara waktu kerumah tetangga yang rumahnya tidak rusak. Bahkan, sebagian warga harus tinggal di kolong rumah karena malu menumpang tempat tinggal.
“Kami terpaksa harus tinggal dikolom rumah. Karena, atap dan dinding rumah kami terbongkar diterpa angin. Kalaupun harus memaksakan tinggal diatas rumah, kita takut atap sen dan balok tiba-tiba jatuh dan menerpa kami,” ujar Badaria, salah seorang korban yang rumahnya rusak parah, Kamis (28/2/2013).
Sementara itu, Adi, warga dari Kelurahan Manding juga mengalami nasib yang sama. Rumahnya yang hanya menggunakan atap rumbia kini bolong karena terbawa angin.
Selain menghantam ratusan rumah, angin kencang yang disertai putting beliung yang terjadi selama satu jam itu juga menumbangkan satu pohon raksasa yang sudah berumur ratusan tahun. Untung saja, pohon yang tumbang itu tidak mengenai rumah sehingga tidak menimbulkan korban.
(ysw)