Dua penyembelih pasutri akhirnya ditangkap

Kamis, 14 Februari 2013 - 15:16 WIB
Dua penyembelih pasutri...
Dua penyembelih pasutri akhirnya ditangkap
A A A
Sindonews.com - Dua dari lima pelaku pembunuhan terhadap pasangan suami isteri (Pasutri) Adi alias Poniran (27), dan Mariam (25), Warga Desa Tebing Suluh, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI, dengan cara di gorok lehernya di depan anaknya Putri (3), akhirnya berhasil diringkus jajaran Sat Reskrim Polres OKI.

Setelah dilakukan penyelidikan dan pengejaran selama 44 hari, pasca peristiwa pembunuhan yang terjadi Selasa 1 Januari 2013 pagi dini hari, Polisi berhasil menangkap tersangka Sain (37), yang masih paman korban (Mariam), dan Nawi (30), sepupu korban (Mariam) keduanya warga Desa tebing suluh, Lempuing OKI.

Keduanya ditangkap di tempat yang berbeda. Untuk tersangka Sain, ditangkap di rumah saudaranya Desa Sumber Agung. Sementara tersangka Nawi ditangkap di rumah mertuanya di Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing.

Polisi masih melakukan pengejaran terhadap tiga orang lagi yang belum tertangkap (DPO) yakni Arsad, Mail dan Marwan, ketiganya warga Desa Tebing suluh dan sudah kebur keluar daerah.

Menurut pengakuan tersangka Sain, pembunuhan itu disebabkan akibat sakit hati, karena dirinya tidak di pinjami uang oleh korban.

”Korban (Mariam) masih keponakan saya, awalnya saya datang kerumahnya sekira pukul 20.00 WIB bermaksud mau pinjam uang Rp4 juta, tetapi korban tidak mau meminjamkan, padahal saya tahu dia punya uang,” katanya, Kamis (14/2/2013).

Karena tidak dipinjami uang, Sain langsung pergi, bertemu dengan tersangka Nawi kemudian Mail, Arsad dan Marwan untuk merencanakan perampokan terhadap korban.

”Sekira pukul 02.00 WIB, kami menggunakan tiga motor datang ke rumah korban, dengan membawa tiga golok, saya ketok rumahnya, oleh korban Adi pintu dibuka, sementara isterinya Mariam marah kenapa bertamu malam-malam,” terangnya.

Saat itulah tersangka Mail, Arsad, dan Marwan masuk. Sementara tersangka Sain, dan Mail berjaga di luar, karena keduanya masih ada hubungan keluarga tidak berani masuk takut ketahuan.

”Tetapi saat di dalam, teman-teman kami kewalahan untuk mengikat kedua korban, terpaksa kami berdua ikut masuk untuk membantu mengikat, dan melakban mulut dan matanya,” ungkapnya.

Tersangka Mail mengikat tangan dengan tali tampar, sementara tersangka Marwan melakban mulut dan mata pasangan sumai isteri tersebut.

"Karena anaknya Putri bangun dari tidur, langsung digendong oleh Marwan, karena kami takut aksi perampokan ini terbongkar, sehingga Arsad menggorok leher korban Mariam, dan Nawi menggorok leher Adi,” jelasnya.

Setelah kedua korban tewas digorok, Marwan langsung meletakkan anak korban Putri di tengah-tengah antara mayat bapak dan Ibunya.

”Marwan langsung ambil uang di lemari Rp5 juta, setelah itu kami langsung pulang dan siangnya bertemu di arena sabung ayam, disana uang itu kami bagi,” terangnya.

Masing-masing mendapat bagian Rp500 ribu, sisanya dipegang oleh Marwan. Menurut Marwan, uang tersebut mereka habiskan untuk senang-senang di Kafe.

Kedua tersangka ini bahkan juga sempat ikut melayat dan menguburkan kedua pasutri tersebut. Namun, setelah aksinya tercium polisi, mereka mulai kabur meninggalkan Desa Tebing Suluh.

Tersnagka Nawi, mengaku sangat menyesal, dirinya merasa tidak ingat apa-apa lagi saat menyembelih korban Adi.

”Saat itu yang ada di pikiran saya, bagaimana agar aksi permapokan itu tidak bocor, sehingga saya gorok dia, saya sangat menyesal Pak, padahal Mariam itu masih sepupu saya sendiri,” ungkap pria yang mernah masuk penjara selama 2,5 tahun kasus perampokan ini.

Kapolres OKI AKBP Agus Fachtulloh melalui Kadat Reskrim AKP Surachman mengatakan, pihaknya sudah mengamankan dua golok yang diduga digunakan untuk menggorok korban.

”Tersangka ini ada lima orang, masih tiga orang lagi yang saat ini dalam pengejaran, salah satu tersangka atas Mail, residivis kasus pembunuhan dan pernah ditahan di Nusakambangan,” jelasnya.

Sebelumnya, sepasang suami istri tersebut ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya dengan kondisi leher nyaris putus digorok. Ironisnya, aksi ini dilakukan di depan anak korban bernama Putri yang baru berusia tiga tahun. Sebelum digorok kaki dan tangan korban diikat dengan menggunakan tali nilon, sementara wajah ditutup dengan menggunakan lakban berwarna hitam.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0980 seconds (0.1#10.140)