Valentine, ini tausyiah IPNU Jatim

Kamis, 14 Februari 2013 - 13:14 WIB
Valentine, ini tausyiah...
Valentine, ini tausyiah IPNU Jatim
A A A
Sindonews.com - Momentum Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari ini selalu disambut dengan penuh suka cita, terutama bagi kalangan remaja. Di Indonesia, perayaan hari Valentine sudah bukan hal yang tabu lagi. Bahkan, untuk memperingati hari kasih sayang itu para remaja kerap kali menggelar pesta yang menyimpang dari norma ketimuran.

Menurut Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Pemuda Nahdotul Ulama (IPNU) Jawa Timur (Jatim) Imam Fadli, kemeriahaan Valentine day di Indonesia telah menunjukkan parameter yang jelas bahwa remaja Indonesia telah kehilangan jati diri. Bahkan identitas remaja telah dikendalikan oleh pasar.

"Buktinya banyak ditemui di sejumlah toko atau mall. Hari Valentine dijadikan momentum bisnis aksesoris hari kasih sayang yang cukup potensial. Ini adalah bukti identitas remaja Indonesia sudah dikendalikan pasar," kata Imam, Kamis (14/2/2013).

Sebagai lembaga yang tak lepas dari remaja, IPNU melakukan seruan moral terhadap moment Valentine Day ini. Yakni, meminta kepada segenap orang tua untuk menjadi sahabat bagi anaknya dan memberikan curahan kasih sayang.

Sehingga, remaja tidak menjadi haus kasih sayang dan mencarinya di luar rumah. Terlebih lagi, menjadi remaja yang mudah dirayu oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Celakanya lagi, akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan narkoba.

"Kami juga berharap agar orang tua memberikan pengawasan dan pantauan kepada anak-anaknya pada saat hari Valentine ini," tandas Imam.

Para remaja juga harus diberikan pemahaman tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ironis memang jika budaya ketimuran tergerus oleh budaya barat. Yakni meniru segala bentuk prilaku remaja barat yang bebas dan keblabasan.

Kemudian kepada pemerintah dan instansi terkait, lanjut Imam, pihaknya berharap agar lebih tegas dalam melakukan razia kepada pelajar yang pada saat jam pelajaran mengunjungi tempat-tempat hiburan, mall, plaza dan lain-lain.

"Hukum bisa ditegakkan kalau masyarakat patuh dan aparatnya tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum," tukasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1988 seconds (0.1#10.140)