300 warga tak laik terima Jamkesmas
A
A
A
Sindonews.com - Hasil verifikasi kartu jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu bersama pihak desa/kelurahaan menemukan 300 orang yang tidak layak menerima kartu Jamkesmas.
Jumlah ini masih akan terus bertambah. karena, verifikasi kartu Jamkesmas masih menyisahkan 13 desa lagi dari 19 desa dan lima kelurahaan di Kota Batu.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batu dr Endang Triningsih menjelaskan, tahun ini Pemkot Batu menerima jatah kartu Jamkesmas sebanyak 39 ribu kartu. Tapi yang 5000 kartu belum dikirimkan oleh pemerintah pusat ke daerah.
"Kartu Jamkesmas yang sudah kita verifikasi langsung kita bagikan kepada masyarakat. Lantas dari 300 orang yang tidak layak menerima kartu Jamkesmas itu karena ekonominya kaya. Dan ada empat orang yang sudah memiliki asuransi lain," tegasnya di Jawa Timur, Minggu (10/2/2013).
Selama kartu Jamkesmas yang baru belum dibagikan kepada masyarakat. Maka kartu itu lama masih berlaku hingga akhir bulan ini. Kecuali ada orang miskin menderita penyakit kangker atau penyakit jantung. Selama ini belum tercaver program Jamkesmas atau Jamkesda.
Maka pemerintah masih bisa membantunya untuk meringankan biaya pengobatannya. Yang perlu diketahui masyarakat. Bahwa pihak rumah sakit yang bekerja sama dengan Pemkot Batu. Sekarang ini sudah tidak menerima lagi surat pernyataan miskin (SPM).
"Jadi bagi warga miskin yang tidak memegang kartu Jamkesmas dan Jamkesda. Saat sakit keras sebaiknya segera melapor ke Dinkes Kota Batu. Nanti pasti kita bantu," ucap dia.
Kemudian Endang menyarankan, agar setiap orang menyisihkan uangnya minimal Rp1000 per hari untuk membayar premi asuransi kesehatan.
Lalu ditingkat desa, supaya semua elemen masyarakat mengaktifkan kembali dana kesehatan desa. Tujuannya bila ada warga miskin yang sakit, bisa dibiayai dengan dana kesehatan desa itu.
"Tahun ini anggaran kesehatan di Kota Batu. Khususnya untuk membiayai program Jamkesda mencapai Rp5 miliar. Harapan kita masyarakat memiliki kemandirian. Sehingga beban biaya kesehatan tidak ditangggung pemerintah semua," ungkap dia.
Sebelumnya Wali Kota Batu Eddy Rumpoko merasa tidak nyaman. Bila jumlah penerima kartu Jamkesmas masih tinggi. Alasan dia, pertumbuhan ekonomi di Kota Batu sudah tinggi. Kalau jumlah penerima kartu Jamkesmas masih tinggi. Berarti angka kemiskinan masih tinggi pula.
Dia mengusulkan, penerima program Jamkesmas dan Jamkesda penduduk yang berusia di atas 50 tahun. Bagi yang berusia muda tidak diwajibkan memiliki kartu Jamkesmas.
"Kecuali yang sakit keras dan jenis penyakitnya berbahaya. Bagi yang muda harus tetap berusaha bekerja dan memiliki pertanggungan kesehatan sendiri," tegasnya.
Jumlah ini masih akan terus bertambah. karena, verifikasi kartu Jamkesmas masih menyisahkan 13 desa lagi dari 19 desa dan lima kelurahaan di Kota Batu.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batu dr Endang Triningsih menjelaskan, tahun ini Pemkot Batu menerima jatah kartu Jamkesmas sebanyak 39 ribu kartu. Tapi yang 5000 kartu belum dikirimkan oleh pemerintah pusat ke daerah.
"Kartu Jamkesmas yang sudah kita verifikasi langsung kita bagikan kepada masyarakat. Lantas dari 300 orang yang tidak layak menerima kartu Jamkesmas itu karena ekonominya kaya. Dan ada empat orang yang sudah memiliki asuransi lain," tegasnya di Jawa Timur, Minggu (10/2/2013).
Selama kartu Jamkesmas yang baru belum dibagikan kepada masyarakat. Maka kartu itu lama masih berlaku hingga akhir bulan ini. Kecuali ada orang miskin menderita penyakit kangker atau penyakit jantung. Selama ini belum tercaver program Jamkesmas atau Jamkesda.
Maka pemerintah masih bisa membantunya untuk meringankan biaya pengobatannya. Yang perlu diketahui masyarakat. Bahwa pihak rumah sakit yang bekerja sama dengan Pemkot Batu. Sekarang ini sudah tidak menerima lagi surat pernyataan miskin (SPM).
"Jadi bagi warga miskin yang tidak memegang kartu Jamkesmas dan Jamkesda. Saat sakit keras sebaiknya segera melapor ke Dinkes Kota Batu. Nanti pasti kita bantu," ucap dia.
Kemudian Endang menyarankan, agar setiap orang menyisihkan uangnya minimal Rp1000 per hari untuk membayar premi asuransi kesehatan.
Lalu ditingkat desa, supaya semua elemen masyarakat mengaktifkan kembali dana kesehatan desa. Tujuannya bila ada warga miskin yang sakit, bisa dibiayai dengan dana kesehatan desa itu.
"Tahun ini anggaran kesehatan di Kota Batu. Khususnya untuk membiayai program Jamkesda mencapai Rp5 miliar. Harapan kita masyarakat memiliki kemandirian. Sehingga beban biaya kesehatan tidak ditangggung pemerintah semua," ungkap dia.
Sebelumnya Wali Kota Batu Eddy Rumpoko merasa tidak nyaman. Bila jumlah penerima kartu Jamkesmas masih tinggi. Alasan dia, pertumbuhan ekonomi di Kota Batu sudah tinggi. Kalau jumlah penerima kartu Jamkesmas masih tinggi. Berarti angka kemiskinan masih tinggi pula.
Dia mengusulkan, penerima program Jamkesmas dan Jamkesda penduduk yang berusia di atas 50 tahun. Bagi yang berusia muda tidak diwajibkan memiliki kartu Jamkesmas.
"Kecuali yang sakit keras dan jenis penyakitnya berbahaya. Bagi yang muda harus tetap berusaha bekerja dan memiliki pertanggungan kesehatan sendiri," tegasnya.
(mhd)