Petani tembakau siapkan bambu runcing ke Jakarta
A
A
A
Sindonews.com - Bermacam cara dilakukan petani tembakau untuk menolak PP Tembakau. Seperti yang dilakukan petani tembakau di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulya, Kabupaten Temanggung, mereka menggelar ritual "golong sewu" sebagai bentuk upaya pamungkas untuk menolak PP 109/2012.
Ratusan warga lereng Gunung Sumbing tersebut melakukan ritual di tengah jalan di Punthuk Dengkeng kawasan pertanian Desa Legoksari. Tiap petani membawa satu nampan berisi lima nasi golong (tumpeng kecil) beserta lauknya berupa telur mata sapi dan sayur mayur.
Ritual dimulai dengan diaraknya 109 meter kain putih dan nasi golong dari depan balai Desa Legoksari menuju ke lokasi ritual yang berjarak sekitar dua kilometer, di atas perkampungan penduduk.
Keseriusan penolakan PP 109/2012 tersebut dibuktikan ratusan petani dengan secara bersama-sama membubuhkan tanda tangan dengan darahpada kain putih yang telah disediakan.
Tokoh masyarakat Desa Legoksari, Jumbadi (54) mengatakan ritual golong sewu sangat langka digelar karena dikeramatkan. Petani hanya akan menggelar ritual tersebut bila kelangsungan kehidupannya terancam atau dijajah oleh penguasa yang tidak berpihak pada petani.
"Ritual ini untuk meningkatkan semangat juang petani dalam mempertahankan hidup dan kehidupan. Penindas akan dilawan petani, hingga titik darah penghabisan," katanya.
Kadus Lamuk Legok Desa Legoksari Sutopo mengatakan tanda tangan darah sebagai kemurnian tekad, perjuangan petani dalam mempertahankan tembakau sebagai komoditas utama di daerah tersebut.
"Kami kaum petani siap berangkat ke Jakarta membawa bambu runcing untuk melawan penindas, yakni para pemimpin yang tidak pro pada rakyat," ujarnya.
Ratusan warga lereng Gunung Sumbing tersebut melakukan ritual di tengah jalan di Punthuk Dengkeng kawasan pertanian Desa Legoksari. Tiap petani membawa satu nampan berisi lima nasi golong (tumpeng kecil) beserta lauknya berupa telur mata sapi dan sayur mayur.
Ritual dimulai dengan diaraknya 109 meter kain putih dan nasi golong dari depan balai Desa Legoksari menuju ke lokasi ritual yang berjarak sekitar dua kilometer, di atas perkampungan penduduk.
Keseriusan penolakan PP 109/2012 tersebut dibuktikan ratusan petani dengan secara bersama-sama membubuhkan tanda tangan dengan darahpada kain putih yang telah disediakan.
Tokoh masyarakat Desa Legoksari, Jumbadi (54) mengatakan ritual golong sewu sangat langka digelar karena dikeramatkan. Petani hanya akan menggelar ritual tersebut bila kelangsungan kehidupannya terancam atau dijajah oleh penguasa yang tidak berpihak pada petani.
"Ritual ini untuk meningkatkan semangat juang petani dalam mempertahankan hidup dan kehidupan. Penindas akan dilawan petani, hingga titik darah penghabisan," katanya.
Kadus Lamuk Legok Desa Legoksari Sutopo mengatakan tanda tangan darah sebagai kemurnian tekad, perjuangan petani dalam mempertahankan tembakau sebagai komoditas utama di daerah tersebut.
"Kami kaum petani siap berangkat ke Jakarta membawa bambu runcing untuk melawan penindas, yakni para pemimpin yang tidak pro pada rakyat," ujarnya.
(ysw)