Sering banjir, perumahan di Depok asal jadi

Sering banjir, perumahan di Depok asal jadi
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Tarkim) Nunu Heryana mengatakan, setiap pengembang wajib mematuhi garis sempadan sungai (GSS) dan Garis Sempadan Bangunan (GSB). Hal itu sesuai dengan Perda 18/2003 tentang sempadan.
"Tergantung sungainya, kalau Ciliwung kurang dari 20 meter kedalamannya, GSSnya 15 meter, kalau itu kali 3 maka GSSnya 3 meter," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (1/2/2013).
Menurut Nunu, semua perizinan saat ini sudah satu pintu di bawah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). "Di sana mereka ada tim teknis, satu pintu cukup. Undang tim teknis, ada yang memeriksa peil banjirnya, Amdalnya, dan persyaratan lain," tegasnya.
Dia mencontohkan, perumahan yang terkena banjir yakni di Griya Studio Alam, Sukmajaya. Nunu menilai, pengembang tidak melaksanakan penataan drainase dengan sempurna dan membuatnya dengan asal-asalan.
"Harus ada drainase terusan, ke lahan yang lebih rendah. Pengembang tidak tuntas pengaturan airnya. Kalau paling rendah, dibuatkan wajib ke saluran outlate. Ke drainase yang lebih rendah. Di samping itu harus ada normalisasi kali ke arah Situ Studio Alam, Depok," jelasnya.
Nunu menegaskan, pengembang harus membuat perencanaan yang bagus terkait tata alur air untuk terhindar dari banjir. "Harus ada sumur resapan, harus ada bak penampungan air. Setiap rumah satu. Perencanaannya harus bagus," tegasnya.
"Tergantung sungainya, kalau Ciliwung kurang dari 20 meter kedalamannya, GSSnya 15 meter, kalau itu kali 3 maka GSSnya 3 meter," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (1/2/2013).
Menurut Nunu, semua perizinan saat ini sudah satu pintu di bawah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). "Di sana mereka ada tim teknis, satu pintu cukup. Undang tim teknis, ada yang memeriksa peil banjirnya, Amdalnya, dan persyaratan lain," tegasnya.
Dia mencontohkan, perumahan yang terkena banjir yakni di Griya Studio Alam, Sukmajaya. Nunu menilai, pengembang tidak melaksanakan penataan drainase dengan sempurna dan membuatnya dengan asal-asalan.
"Harus ada drainase terusan, ke lahan yang lebih rendah. Pengembang tidak tuntas pengaturan airnya. Kalau paling rendah, dibuatkan wajib ke saluran outlate. Ke drainase yang lebih rendah. Di samping itu harus ada normalisasi kali ke arah Situ Studio Alam, Depok," jelasnya.
Nunu menegaskan, pengembang harus membuat perencanaan yang bagus terkait tata alur air untuk terhindar dari banjir. "Harus ada sumur resapan, harus ada bak penampungan air. Setiap rumah satu. Perencanaannya harus bagus," tegasnya.
(san)