Hujan es dan puting beliung 'sapu' Malang
A
A
A
Sindonews.com - Hujan lebat berbentuk butiran es yang disertai angin puting beliung menyapu kawasan Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Akibatnya puluhan pohon di tepi jalan tumbang.
Atap rumah warga berantakan. Kemudian kandang ayam milik Tedja Sindarta, di RT 07/ RW 05, Desa Ngijo, luluh lantak diterjang angin kencang dan hujan es itu.
Diperkirakan ada 10.000 ayam pedaging yang dipelihara Tedja mati tertimpa bangunan kandang ayam yang roboh. Atas kejadian itu, Tedja diperkirakan mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Sebab bangunan pagar kandang ayamnya juga ikut roboh.
Ayam pedaging yang dipelihara Tedja sudah berusia 34 hari dan sudah siap dijual. Dan diperkirakan jumlah ayam yang dipelihara di kandangnya mencapai 90.000 ekor.
"Kejadiannya sekira pukul 14.08 WIB. Tiba-tiba suasananya menjadi gelap. Hujannya sangat lebat, air hujan berbentuk es. Saat hujan lebat tiba-tiba muncul angin bertiup sangat kencang sekali. Kejadiannya hanya berlangsung 15 menit. Tapi membawa dampak luar biasa," ujar Ketua RT 07, Riaman, Senin (28/1/2013).
Senada diutarakan Muhammad Miskom, Kepala Dusun Krajan, Desa Ngijo. Katanya ada dua kandang ayam yang roboh diterjang angin puting beliung. Yaitu milik Tedja Sidharta dan Supandi. Lantas dinding rumah warga Desa Ngijo yang roboh milik Permono, warga RT 01, RW 07.
"Hampir setiap musim penghujan. Wilayah desa kami selalu diterjang angin puting beliung. Tahun kemarin, perkampungan di perumahaan Griya Permata Alam menjadi sasarannya," terang Miskom.
Menurut dia, meski menjadi langganan daerah yang diserang angin puting beliung. Tidak sampai jatuh korban jiwa.
"Kalau di total kerugian akibat angin puting beliung bisa ratusan juta rupiah. Yang penting tidak sampai jatuh korban jiwa manusia," tandasnya.
Di wilayah Kota Batu, akibat hujan lebat yang disertai angin. Pondasi rumah bagian dapur, milik Mistin, warga RW 9, Kelurahaan Temas, digerus air sungai. Akibatnya, dapur rumah Mistin roboh. Untuk mengatasi hal itu. Sementara ini telah dipasang bronjong dari bambu.
"Kita sudah melakukan kordinasi dengan Dinas Pengairan dan Bina Marga, Kota Batu. Solusinya harus dibangun plengsengan. Agar saat hujan turun, airnya tidak meluap sampai pondasi rumah Mistin lagi," pungkas Camat Batu, Hari Santoso.
Atap rumah warga berantakan. Kemudian kandang ayam milik Tedja Sindarta, di RT 07/ RW 05, Desa Ngijo, luluh lantak diterjang angin kencang dan hujan es itu.
Diperkirakan ada 10.000 ayam pedaging yang dipelihara Tedja mati tertimpa bangunan kandang ayam yang roboh. Atas kejadian itu, Tedja diperkirakan mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Sebab bangunan pagar kandang ayamnya juga ikut roboh.
Ayam pedaging yang dipelihara Tedja sudah berusia 34 hari dan sudah siap dijual. Dan diperkirakan jumlah ayam yang dipelihara di kandangnya mencapai 90.000 ekor.
"Kejadiannya sekira pukul 14.08 WIB. Tiba-tiba suasananya menjadi gelap. Hujannya sangat lebat, air hujan berbentuk es. Saat hujan lebat tiba-tiba muncul angin bertiup sangat kencang sekali. Kejadiannya hanya berlangsung 15 menit. Tapi membawa dampak luar biasa," ujar Ketua RT 07, Riaman, Senin (28/1/2013).
Senada diutarakan Muhammad Miskom, Kepala Dusun Krajan, Desa Ngijo. Katanya ada dua kandang ayam yang roboh diterjang angin puting beliung. Yaitu milik Tedja Sidharta dan Supandi. Lantas dinding rumah warga Desa Ngijo yang roboh milik Permono, warga RT 01, RW 07.
"Hampir setiap musim penghujan. Wilayah desa kami selalu diterjang angin puting beliung. Tahun kemarin, perkampungan di perumahaan Griya Permata Alam menjadi sasarannya," terang Miskom.
Menurut dia, meski menjadi langganan daerah yang diserang angin puting beliung. Tidak sampai jatuh korban jiwa.
"Kalau di total kerugian akibat angin puting beliung bisa ratusan juta rupiah. Yang penting tidak sampai jatuh korban jiwa manusia," tandasnya.
Di wilayah Kota Batu, akibat hujan lebat yang disertai angin. Pondasi rumah bagian dapur, milik Mistin, warga RW 9, Kelurahaan Temas, digerus air sungai. Akibatnya, dapur rumah Mistin roboh. Untuk mengatasi hal itu. Sementara ini telah dipasang bronjong dari bambu.
"Kita sudah melakukan kordinasi dengan Dinas Pengairan dan Bina Marga, Kota Batu. Solusinya harus dibangun plengsengan. Agar saat hujan turun, airnya tidak meluap sampai pondasi rumah Mistin lagi," pungkas Camat Batu, Hari Santoso.
(rsa)