Muswilub PAN Malut ricuh
A
A
A
Sindonews.com - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Maluku Utara menggelar Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswilub). Namun, Muswilub yang digelar di Gedung MTQ desa Darame Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) ricuh.
Pelaksanaan Muswilub sendiri baru akan dilanjutkan malam ini setelah dibuka sore tadi waktu setempat oleh salah satu Ketua DPP PAN Abdurahim Fabanyo.
Awalnya seremoni pembukaan Muswilub yang dihadiri sejumlah pengurus DPP termasuk Wakil Bupati Pulau Morotai Wenny Paraisu, berjalan aman dan tertib, pada Jumat (25/1/2013).
Suasana mulai tegang saat pihak panitia mengagendakan jalannya sidang Muswilub. Ketua Panitia Yusran Samad yang baru membu kapembicaraan dengan mengidentifikasi peserta Muswilub dari masing-masing DPD PAN se Kabupaten/Kota langsung dihujani berbagai interupsi.
Sejumlah pengurus partai berlogo matahari baik dari DPW maupun DPD nampak kesal karena tidak memiliki identitas berupa ID Card sebagai syarat sah menjadi peserta.
“Interupsi Ketua, kami hanya ingin meminta klarifikasi kenapa kami tidak dapat ID Card. lantas kami ini statusnya sebagai apa,” kata Muhlis Tapitapi, selah satu pengurus DPW PAN Malut memberi interupsi.
Rupanya ada aroma tidak sedap yang dicium kader lain atas interupsi tersebut. “Jangan bikin kacau,” teriak salah seorang pengurus yang tiba-tiba saja maju kedepan. Suasana mulai gaduh. Para peserta Muswilub mulai berdiri dari kursinya lalu mengerumuni pelaku-pelaku yang berteriak lantang.
Beberapa kader bahkan merampas Microphone dari tangan Ketua Panitia. “Ini Muswilub Illegal namanya karena pembentukan panitia Muswilub ini hanya sepihak. Kami tahu ini settingan untuk memenangkan Sahrin Hamid kembali untuk menjadi ketua (DPW PAN Malut),” ujar Muhlis.
Suasana makin gaduh saat sejumlah aparat polisi masuk kedalam ruangan dengan maksud melerai. Beberapa anggota Polisi malah terpancing dengan suasana tersebut sehingga nyaris beradu jotos dengan kader PAN.
Agenda Muswilub pun tak bisa berjalan. Setelah masing-masing pihak menenangkan diri, pihak Panitia akhirnya memutuskan untuk kembali melanjutkan Muswilub pada malam ini di tempat yang sama.
Pelaksanaan Muswilub DPW PAN Malut ini sedari awal sudah terindikasi adanya ketidakberesan. Buktinya, ratusan simpatisan PAN sudah memenuhi gedung MTQ sejak pagi hari. Nampak juga ada kubu-kubu dalam internal PAN Malut. Ini terbukti dengan banyaknya simpatisan yang membentuk kelompok-kelompok.
Ada kubu dari Sahrin Hamid yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW PAN Malut, ada pula kubu dari Umar Bopeng yang tak lain Ketua Majelis Pertimbangan (MPP) PAN Malut.
Kedua figur ini dikabarkan bakal mencalonkan diri dalam Muswilub nanti. Sayang, belum sempat dilaksanakan suasana menjadi ricuh.
Sebagaimana diketahui pada 22 Januari 2013, DPW PAN Malut dirusak dan dibakar oleh sejumlah pengurus wilayah, kader dan simpatisan yang diketahui kubu Umar Bopeng Ketua MPP DPW Malut.
Mereka menolak dilaksanakan musyawarah luar biasa yang dilaksanakan di Pulau Morotai oleh kubunya Sahrin Hamid.
Pelaksanaan Muswilub sendiri baru akan dilanjutkan malam ini setelah dibuka sore tadi waktu setempat oleh salah satu Ketua DPP PAN Abdurahim Fabanyo.
Awalnya seremoni pembukaan Muswilub yang dihadiri sejumlah pengurus DPP termasuk Wakil Bupati Pulau Morotai Wenny Paraisu, berjalan aman dan tertib, pada Jumat (25/1/2013).
Suasana mulai tegang saat pihak panitia mengagendakan jalannya sidang Muswilub. Ketua Panitia Yusran Samad yang baru membu kapembicaraan dengan mengidentifikasi peserta Muswilub dari masing-masing DPD PAN se Kabupaten/Kota langsung dihujani berbagai interupsi.
Sejumlah pengurus partai berlogo matahari baik dari DPW maupun DPD nampak kesal karena tidak memiliki identitas berupa ID Card sebagai syarat sah menjadi peserta.
“Interupsi Ketua, kami hanya ingin meminta klarifikasi kenapa kami tidak dapat ID Card. lantas kami ini statusnya sebagai apa,” kata Muhlis Tapitapi, selah satu pengurus DPW PAN Malut memberi interupsi.
Rupanya ada aroma tidak sedap yang dicium kader lain atas interupsi tersebut. “Jangan bikin kacau,” teriak salah seorang pengurus yang tiba-tiba saja maju kedepan. Suasana mulai gaduh. Para peserta Muswilub mulai berdiri dari kursinya lalu mengerumuni pelaku-pelaku yang berteriak lantang.
Beberapa kader bahkan merampas Microphone dari tangan Ketua Panitia. “Ini Muswilub Illegal namanya karena pembentukan panitia Muswilub ini hanya sepihak. Kami tahu ini settingan untuk memenangkan Sahrin Hamid kembali untuk menjadi ketua (DPW PAN Malut),” ujar Muhlis.
Suasana makin gaduh saat sejumlah aparat polisi masuk kedalam ruangan dengan maksud melerai. Beberapa anggota Polisi malah terpancing dengan suasana tersebut sehingga nyaris beradu jotos dengan kader PAN.
Agenda Muswilub pun tak bisa berjalan. Setelah masing-masing pihak menenangkan diri, pihak Panitia akhirnya memutuskan untuk kembali melanjutkan Muswilub pada malam ini di tempat yang sama.
Pelaksanaan Muswilub DPW PAN Malut ini sedari awal sudah terindikasi adanya ketidakberesan. Buktinya, ratusan simpatisan PAN sudah memenuhi gedung MTQ sejak pagi hari. Nampak juga ada kubu-kubu dalam internal PAN Malut. Ini terbukti dengan banyaknya simpatisan yang membentuk kelompok-kelompok.
Ada kubu dari Sahrin Hamid yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW PAN Malut, ada pula kubu dari Umar Bopeng yang tak lain Ketua Majelis Pertimbangan (MPP) PAN Malut.
Kedua figur ini dikabarkan bakal mencalonkan diri dalam Muswilub nanti. Sayang, belum sempat dilaksanakan suasana menjadi ricuh.
Sebagaimana diketahui pada 22 Januari 2013, DPW PAN Malut dirusak dan dibakar oleh sejumlah pengurus wilayah, kader dan simpatisan yang diketahui kubu Umar Bopeng Ketua MPP DPW Malut.
Mereka menolak dilaksanakan musyawarah luar biasa yang dilaksanakan di Pulau Morotai oleh kubunya Sahrin Hamid.
(maf)