Disbudpar inventarisir adat yang nyaris punah
A
A
A
Sindonews.com - Untuk menyelamatkan sejulah budaya yang nyaris punah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Musi Rawas (Mura) bersama lembaga adat akan melakukan inventarisir.
Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Mura, Yamin Pabli melalui Kabid Kebudayaan, Hamam Santoso mengatakan, pendataan ini cukup penting untuk menyelamatkan budaya asli warga Muba.
"Kebudayaan dan adat istiadat yang dimiliki hanya kelihatan dari luar saja, tetapi didalamnya tidak ada baru dicari-cari," jelas Hamam Santoso, di kantornya, Jumat (25/1/2013).
Menurut Hamam, pendataan atau inventarisir akan dilakukan saat rapat koordinasi (rakor) dengan lembaga adat. Rencananya acara ini akan digelar di tiga lokasi yakni Kecamatan Rawas Ulu, Tugumulyo dan Kecamatan Muara Kelingi.
"Kita harap saat rakor nanti seluruh adat istiadat dan budaya yang ada dapat di inventarisir sehingga budaya apa saja yang nyaris punah bisa diselamatkan kembali," jelas dia.
Terpisah, Ketua 2 Pembina Pemangku Adat Kabupaten Mura, Ujang Anwar mengatakan, petugas lembaga adat yang tersebar di Kecamatan maupun di desa keseluruhan telah digerakan untuk melakukan pendataan adat istiadat dan kebudayaan dimasing-masing wilayahnya.
"Kadang dibeberapa daerah masih nol. Sepertinya tidak berjalan yakni, di daerah Jayaloka dan lainnya. Namun, pihaknya tetap optimistis adat istiadat dan budaya Mura bisa di pertahankan dan dilestarikan," kata Ujang.
Selain itu, lambannya proses pendataan adat istiadat dan kebudayaan dimasing-masing wilayah oleh lembaga adat lantaran mereka menghadapi kendala seperti gaji.
"Kami ini terkendala dana. Karena, sampai sekarang tidak ada uang penghormatan. Sehingga, diharapkan perhatian dari pemerintah daerah (Pemkab) memberikan perhatian kepada lembaga adat," pungkasnya.
Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Mura, Yamin Pabli melalui Kabid Kebudayaan, Hamam Santoso mengatakan, pendataan ini cukup penting untuk menyelamatkan budaya asli warga Muba.
"Kebudayaan dan adat istiadat yang dimiliki hanya kelihatan dari luar saja, tetapi didalamnya tidak ada baru dicari-cari," jelas Hamam Santoso, di kantornya, Jumat (25/1/2013).
Menurut Hamam, pendataan atau inventarisir akan dilakukan saat rapat koordinasi (rakor) dengan lembaga adat. Rencananya acara ini akan digelar di tiga lokasi yakni Kecamatan Rawas Ulu, Tugumulyo dan Kecamatan Muara Kelingi.
"Kita harap saat rakor nanti seluruh adat istiadat dan budaya yang ada dapat di inventarisir sehingga budaya apa saja yang nyaris punah bisa diselamatkan kembali," jelas dia.
Terpisah, Ketua 2 Pembina Pemangku Adat Kabupaten Mura, Ujang Anwar mengatakan, petugas lembaga adat yang tersebar di Kecamatan maupun di desa keseluruhan telah digerakan untuk melakukan pendataan adat istiadat dan kebudayaan dimasing-masing wilayahnya.
"Kadang dibeberapa daerah masih nol. Sepertinya tidak berjalan yakni, di daerah Jayaloka dan lainnya. Namun, pihaknya tetap optimistis adat istiadat dan budaya Mura bisa di pertahankan dan dilestarikan," kata Ujang.
Selain itu, lambannya proses pendataan adat istiadat dan kebudayaan dimasing-masing wilayah oleh lembaga adat lantaran mereka menghadapi kendala seperti gaji.
"Kami ini terkendala dana. Karena, sampai sekarang tidak ada uang penghormatan. Sehingga, diharapkan perhatian dari pemerintah daerah (Pemkab) memberikan perhatian kepada lembaga adat," pungkasnya.
(ysw)