Jakarta banjir, jangan salahkan Bogor!
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan penanganan banjir di Jakarta perlu penanganan dari tiga kepala daerah, yakni DKI, Banten dan Provinsi Jawa Barat.
Dijelaskan Heryawan, hendaknya semua pihak tidak mencari kesalahan terkait musibah banjir tersebut. Hal tersebut terkait adanya anggapan bahwa banjir yang melanda DKI merupakan kiriman dari daerah Bogor.
“Jangan saling menyalahkan. Yang jelas, marilah kita satukan langkah bersama antara pemerintah pusat, DKI, Jabar termasuk Banten," katanya saat meresmikan Jalan KH Abdul Halim, di Bundaran Munjul, Majalengka, Rabu (23/1/2013).
Selain itu, jelas dia, untuk mengantisipasi terjadinya musibah banjir, diperlukan adanya penataaan ulang. Heryawan menyebutkan, penataan tersebut juga perlu dilakukan di semua titik, baik di hulu, tengah maupun hilir.
Kendati demikian, Heryawan mengungkapkan musibah banjir yang terjadi di sejumlah daerah juga dipicu dari curah hujan yang dinilai cukup tinggi.
Heryawan mencontohkan, akibat curah hujan yang tinggi, debit air di sungai Citarum mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding pada tahun 2010 lalu.
“Informasi teman-teman di BBWS sungai Citarum, di kawasan Karawang, tahun 2010 lalu debit air berada di angka 704 meter kubik per detik. Kemarin (debit air) sampai 1.020 meter kubik per detik. Jadi, dari hulu ada pengaruh, begitu juga dengan curah hujan,” papar dia.
Dijelaskan Heryawan, hendaknya semua pihak tidak mencari kesalahan terkait musibah banjir tersebut. Hal tersebut terkait adanya anggapan bahwa banjir yang melanda DKI merupakan kiriman dari daerah Bogor.
“Jangan saling menyalahkan. Yang jelas, marilah kita satukan langkah bersama antara pemerintah pusat, DKI, Jabar termasuk Banten," katanya saat meresmikan Jalan KH Abdul Halim, di Bundaran Munjul, Majalengka, Rabu (23/1/2013).
Selain itu, jelas dia, untuk mengantisipasi terjadinya musibah banjir, diperlukan adanya penataaan ulang. Heryawan menyebutkan, penataan tersebut juga perlu dilakukan di semua titik, baik di hulu, tengah maupun hilir.
Kendati demikian, Heryawan mengungkapkan musibah banjir yang terjadi di sejumlah daerah juga dipicu dari curah hujan yang dinilai cukup tinggi.
Heryawan mencontohkan, akibat curah hujan yang tinggi, debit air di sungai Citarum mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding pada tahun 2010 lalu.
“Informasi teman-teman di BBWS sungai Citarum, di kawasan Karawang, tahun 2010 lalu debit air berada di angka 704 meter kubik per detik. Kemarin (debit air) sampai 1.020 meter kubik per detik. Jadi, dari hulu ada pengaruh, begitu juga dengan curah hujan,” papar dia.
(ysw)