Bulog berdalih, penyaluran Raskin terhambat validasi

Rabu, 23 Januari 2013 - 19:11 WIB
Bulog berdalih, penyaluran...
Bulog berdalih, penyaluran Raskin terhambat validasi
A A A
Sindonews.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) Ciamis berdalih keterlambatan penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) karena validasi data belum rampung.

Saat ini terdapat 122.492 Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Ciamis yang belum menerima raskin.

Kepala Bulog Sub Divre Ciamis Arwakhudin Widiarso menjelaskan, masih ada proses yang belum selesai di tingkat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

“Validasi data RTS yang akan dilakukan dengan identitas by name by adress ternyata belum selesai, kalau kuota dari kabupaten hingga ke desa itu sudah ada,” kata Widi di kantornya, Rabu (23/1/2013).

Karena belum selesai dalam pendataan, lanjut Widi, maka pihaknya tidak berani melakukan penyaluran Raskin.

“Setelah ada intruksi pusat, kami akan langusng melakukan penyaluran beras. Diagendakan launching secra nasional dan Jabar akan dilakukan pada Senin (29 Januari 2013), mendatang,” terang Widi.

Widi menjanjikan, setelah launching dilakukan kami akan lengsung melakukan penyaluran dan secepatnya disampaikan ke masing-masing RTS yang sudah masuk data base.

Widi menyebutkan, pagu Raskin tahun ini jauh lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, lanjut Widi, pagu raskin Sub Divre Ciamis hanya mencapai 89,53 ton, dengan perincian Kota Tasikmalaya 8,11 ton, Kota Banjar 1,74 ton, Kabupaten Tasikmalaya 24,8 ton, Kabupaten Ciamis 22,04 ton dan Kabupaten Garut 32,803 ton.

Jumlah sebanyak itu diperuntukan bagi 497.415 RTS, dengan perincian Kota Tasikmalaya 45.106 RTS, Kota Banjar 9.686 RTS, Kabupaten Tasikmalaya 137.892 RTS, Kabupaten Ciamis 122.492 RTS, Kabupaten Garut 182.239 RTS.

Sementara itu, sebelumnya warga Ciamis yang sudah biasa menerima jatah beras miskin (raskin) di sejumlah desa mempertanyakan keterlambatan pengiriman jatah raskin bulan ini.

Mereka berharap, bantuan raskin segera turun karena kesulitan membeli beras akibat keterlambatan massa panen dan tingginya harga beras yang dijual di pasaran.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0903 seconds (0.1#10.140)