Akan disembelih untuk maulid, kerbau mengamuk
A
A
A
Sindonews.com - Seekor kerbau yang sedianya akan disembelih untuk acara peringatan mauludan (kelahiran Nabi Muhammad SAW) di Desa Bacin, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, tiba-tiba meronta-meronta dan mengamuk. Saking kuatnya tenaga yang dimiliki, kerbau tersebut akhirnya bisa melepaskan tali kekang yang membelit lehernya.
Kerbau seharga Rp13 juta yang dibeli dengan cara urunan sekira 1000 Kepala Keluarga (KK) yang ada di Desa Bacin itu pun kabur dari halaman Balai Desa Bacin. Karena dikejar warga, kerbau itu berlari hingga luar kawasan Desa Bacin.
“Waktu itu, kerbau memang sedang dituntun untuk disembelih di balai desa. Namun tiba-tiba kerbau mengamuk dan akhirnya kabur, pukul 07.00 WIB, pagi tadi,” kata seorang warga Desa Bacin, Suhardi (35), Rabu (23/1/2013).
Kerbau warna hitam yang kalap itupun berlari tak tentu arah. Kerbau itu terpantau melintas baik di jalan-jalan maupun areal persawahan serta perkebunan kebu yang ada di kawasan tetangga Desa Bacin. Mulai dari Desa Pedawang, Desa Dersalam, hingga Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae.
Sejumlah orang menjadi korban serudukan kerbau yang mengamuk itu. Saat melintas di Desa Dersalam, kerbau itu sempat menyeruduk salah seorang pengendara sepeda motor yang baru saja keluar dari sebuah gang.
Sedang saat berada di areal persawahan dekat kuburan cina, tepatnya depan SMA 2 Bae, kerbau itu sempat menyeruduk anggota Polsek Bae, Brigadir Dwi Haryanto. Waktu itu, Brigadir Dwi yang memegang senjata laras panjang hendak menembak kerbau itu dari arah depan.
Namun meski pelatuk sudah dikokang beberapa kali, ternyata senjata laras panjang itu tak kunjung meletus. Tanpa dinyana, kerbau itu malah berlari kencang dan mendekatinya. Senpi yang semula dipegang Dwi jatuh karena diseruduk kerbau. Untung saja, tangan Dwi bisa memegang bagian tanduk sehingga kerbau itu tidak menyeruduk tubuhnya. Setelah itu, tubuh Dwi pun terpelanting dan jatuh ke areal persawahan.
Setelah itu kerbau berlari ke areal pertebunan tebu yang ada di Desa Ngembalrejo. Kerbau yang sudah berlari sekira tiga kilometer itu pun terlihat kelelahan dan terpojok. Sejumlah petugas kepolisian pun langsung mengarahkan senjata laras panjang ke sejumlah bagian tubuh kerbau tersebut.
Akhirnya, sekira pukul 09.30 WIB hewan ternak itupun bisa dilumpuhkan dengan empat tembakan. Dua peluru kena di bagian leher. Satu peluru di bagian kaki kanan bagian depan. Sedang satu peluru lagi bersarang di bagian perut kerbau kekar itu.
“Dari pada nanti kerbau itu kabur lagi makanya tembakan kita arahkan ke bagian yang mematikan,” ucap Brigadir Dwi Haryanto di lokasi kejadian.
Sejumlah warga pun langsung mendekati kerbau yang roboh ke tanah tersebut. Seorang warga pun langsung menyembelih bagian leher kerbau dengan pisau. Setelah itu, tubuh kerbau langsung dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil. Lalu, potongan tubuh kerbau itu diangkut ke sebuah mobil bak terbuka untuk dibawa ke Balai Desa Bacin.
“Sewaktu disembelih kerbau masih hidup. Jadi masih halal untuk dimakan,” tutur seorang warga Desa Badin, Dirun (55).
Kerbau seharga Rp13 juta yang dibeli dengan cara urunan sekira 1000 Kepala Keluarga (KK) yang ada di Desa Bacin itu pun kabur dari halaman Balai Desa Bacin. Karena dikejar warga, kerbau itu berlari hingga luar kawasan Desa Bacin.
“Waktu itu, kerbau memang sedang dituntun untuk disembelih di balai desa. Namun tiba-tiba kerbau mengamuk dan akhirnya kabur, pukul 07.00 WIB, pagi tadi,” kata seorang warga Desa Bacin, Suhardi (35), Rabu (23/1/2013).
Kerbau warna hitam yang kalap itupun berlari tak tentu arah. Kerbau itu terpantau melintas baik di jalan-jalan maupun areal persawahan serta perkebunan kebu yang ada di kawasan tetangga Desa Bacin. Mulai dari Desa Pedawang, Desa Dersalam, hingga Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae.
Sejumlah orang menjadi korban serudukan kerbau yang mengamuk itu. Saat melintas di Desa Dersalam, kerbau itu sempat menyeruduk salah seorang pengendara sepeda motor yang baru saja keluar dari sebuah gang.
Sedang saat berada di areal persawahan dekat kuburan cina, tepatnya depan SMA 2 Bae, kerbau itu sempat menyeruduk anggota Polsek Bae, Brigadir Dwi Haryanto. Waktu itu, Brigadir Dwi yang memegang senjata laras panjang hendak menembak kerbau itu dari arah depan.
Namun meski pelatuk sudah dikokang beberapa kali, ternyata senjata laras panjang itu tak kunjung meletus. Tanpa dinyana, kerbau itu malah berlari kencang dan mendekatinya. Senpi yang semula dipegang Dwi jatuh karena diseruduk kerbau. Untung saja, tangan Dwi bisa memegang bagian tanduk sehingga kerbau itu tidak menyeruduk tubuhnya. Setelah itu, tubuh Dwi pun terpelanting dan jatuh ke areal persawahan.
Setelah itu kerbau berlari ke areal pertebunan tebu yang ada di Desa Ngembalrejo. Kerbau yang sudah berlari sekira tiga kilometer itu pun terlihat kelelahan dan terpojok. Sejumlah petugas kepolisian pun langsung mengarahkan senjata laras panjang ke sejumlah bagian tubuh kerbau tersebut.
Akhirnya, sekira pukul 09.30 WIB hewan ternak itupun bisa dilumpuhkan dengan empat tembakan. Dua peluru kena di bagian leher. Satu peluru di bagian kaki kanan bagian depan. Sedang satu peluru lagi bersarang di bagian perut kerbau kekar itu.
“Dari pada nanti kerbau itu kabur lagi makanya tembakan kita arahkan ke bagian yang mematikan,” ucap Brigadir Dwi Haryanto di lokasi kejadian.
Sejumlah warga pun langsung mendekati kerbau yang roboh ke tanah tersebut. Seorang warga pun langsung menyembelih bagian leher kerbau dengan pisau. Setelah itu, tubuh kerbau langsung dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil. Lalu, potongan tubuh kerbau itu diangkut ke sebuah mobil bak terbuka untuk dibawa ke Balai Desa Bacin.
“Sewaktu disembelih kerbau masih hidup. Jadi masih halal untuk dimakan,” tutur seorang warga Desa Badin, Dirun (55).
(rsa)