Trauma gempa, warga Tangse & Mane mengungsi
A
A
A
Sindonews.com - Trauma gempa dan takut gempa susulan, warga Mane dan Tangse, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mengungsi. Sedikitnya 15 keluarga atau sedikitnya 50 jiwa dari desa Simpang Turue, mengungsi di halaman SD Simpang Turue, Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, NAD.
Pantaun di lokasi, warga mendirikan tenda sekira pukul 18:00 WIB. Terlihat hanya tiga pria di lokasi, selebihnya perempuan dan anak-anak. Tenda pengungsian didirikan sangat sederhana hanya beralaskan tikar di bentang atas rumput dengan terpal yang diikat di kayu.
"Kami takut gempa seperti subuh tadi dan ada juga yang rumahnya sudah hancur," kata Kasmi, salah seorang ibu yang ikut mengungsi, di Pidie, NAD, Selasa (22/1/2013).
Warga mengaku mengungsi atas keinginan sendiri. Selain gempa warga juga mengaku takut bendungan di gunung api Peut Sagoe meledak. "Kami takut kalau air kolam pecah karena gempa," ucapnya.
Sementara itu di Desa Blang Jeurat, Tangse, Pidie, warga memilih tidur di luar rumah. Sedikitnya 15 keluarga mendirikan tenda dari terpal plastik. Mayoritas keluarga yang tidur di luar karena rumah mereka rusak dan trauma. Di dalam tenda mereka tidur berdesak-desakan.
Di kedua titik ini tidak ada dapur umum. Kepala BPBD Pidie Apriadi, menyatakan pihaknya belum mengetahui adanya pengungsian. Namun menurutnya logistik sudah disiapkan di kecamatan. "Berasnya sudah disuplai ke kantor kecamatan," ujarnya.
Listrik hingga saat ini di lokasi terparah yang diguncang gempa masih padam. Pihak PLN belum memastikan kapan listrik menyala.
Pantaun di lokasi, warga mendirikan tenda sekira pukul 18:00 WIB. Terlihat hanya tiga pria di lokasi, selebihnya perempuan dan anak-anak. Tenda pengungsian didirikan sangat sederhana hanya beralaskan tikar di bentang atas rumput dengan terpal yang diikat di kayu.
"Kami takut gempa seperti subuh tadi dan ada juga yang rumahnya sudah hancur," kata Kasmi, salah seorang ibu yang ikut mengungsi, di Pidie, NAD, Selasa (22/1/2013).
Warga mengaku mengungsi atas keinginan sendiri. Selain gempa warga juga mengaku takut bendungan di gunung api Peut Sagoe meledak. "Kami takut kalau air kolam pecah karena gempa," ucapnya.
Sementara itu di Desa Blang Jeurat, Tangse, Pidie, warga memilih tidur di luar rumah. Sedikitnya 15 keluarga mendirikan tenda dari terpal plastik. Mayoritas keluarga yang tidur di luar karena rumah mereka rusak dan trauma. Di dalam tenda mereka tidur berdesak-desakan.
Di kedua titik ini tidak ada dapur umum. Kepala BPBD Pidie Apriadi, menyatakan pihaknya belum mengetahui adanya pengungsian. Namun menurutnya logistik sudah disiapkan di kecamatan. "Berasnya sudah disuplai ke kantor kecamatan," ujarnya.
Listrik hingga saat ini di lokasi terparah yang diguncang gempa masih padam. Pihak PLN belum memastikan kapan listrik menyala.
(maf)