Musim hujan, petani cabai percepat panen
A
A
A
Sindonews.com - Khawatir tanamannya rusak, para petani cabai dan tomat di Kampung Cisoreang, Desa Sukaratu, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut mempercepat masa panen. Mereka khawatir, jika terlalu lama terkena hujan panen yang dihasilkan akan membusuk.
“Cabai dan tomat sering kali kami panen lebih awal. Hal ini sangat terpaksa kami lakukan. Sebab bila dibiarkan sampai usianya cukup, seringnya cabai dan tomat membusuk,” kata seorang petani asal Kampung Cisoreang, Asep (45), Senin (21/1/2013).
Hal yang sama disampaikan petani lainnya, Didin (48). Tidak hanya mengalami penurunan kualitas, Didin menuturkan, jumlah produksi pada musim panen saat ini pun ikut menyusut dari biasanya.
“Itu karena kebanyakan tomatnya busuk. Biasanya dalam waktu tiga bulan saya bisa memanen tomat sebanyak tiga kwintal, sekarang hanya 50 kilogram saja,” ucapnya.
Didin meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut segera cepat tanggap dalam mengatasi persoalan yang menimpa para petani. Ia berharap, pemerintah melalui dinas dapat memberikan penyuluhan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Garut Tatang Hidayat membenarkan, buruknya kondisi cuaca sangat berdampak bagi para petani sayuran.
Tidak hanya cabai dan tomat, sejumlah komoditas sayur seperti kentang dan kubis pun ikut terganggu.
“Cuaca buruk seperti ini membawa pengaruh lembab. Sedangkan tanaman-tanaman sayuran seperti cabai, tomat, kubis, dan kentang, tidak tahan oleh cuaca yang lembab. Apalagi, tanaman-tanaman ini rentan terhadap serangan hama. Makanya bukan hanya di Kecamatan Banyuresmi saja, di sejumlah daerah lain pun komoditas sayuran jenis ini ikut terganggu juga,” ungkapnya.
“Cabai dan tomat sering kali kami panen lebih awal. Hal ini sangat terpaksa kami lakukan. Sebab bila dibiarkan sampai usianya cukup, seringnya cabai dan tomat membusuk,” kata seorang petani asal Kampung Cisoreang, Asep (45), Senin (21/1/2013).
Hal yang sama disampaikan petani lainnya, Didin (48). Tidak hanya mengalami penurunan kualitas, Didin menuturkan, jumlah produksi pada musim panen saat ini pun ikut menyusut dari biasanya.
“Itu karena kebanyakan tomatnya busuk. Biasanya dalam waktu tiga bulan saya bisa memanen tomat sebanyak tiga kwintal, sekarang hanya 50 kilogram saja,” ucapnya.
Didin meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut segera cepat tanggap dalam mengatasi persoalan yang menimpa para petani. Ia berharap, pemerintah melalui dinas dapat memberikan penyuluhan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Garut Tatang Hidayat membenarkan, buruknya kondisi cuaca sangat berdampak bagi para petani sayuran.
Tidak hanya cabai dan tomat, sejumlah komoditas sayur seperti kentang dan kubis pun ikut terganggu.
“Cuaca buruk seperti ini membawa pengaruh lembab. Sedangkan tanaman-tanaman sayuran seperti cabai, tomat, kubis, dan kentang, tidak tahan oleh cuaca yang lembab. Apalagi, tanaman-tanaman ini rentan terhadap serangan hama. Makanya bukan hanya di Kecamatan Banyuresmi saja, di sejumlah daerah lain pun komoditas sayuran jenis ini ikut terganggu juga,” ungkapnya.
(ysw)