Simamora ditangkap saat bungkus sabu

Simamora ditangkap saat bungkus sabu
A
A
A
Sindonews.com - Apes dialami Simamora (27), saat sedang membungkus narkoba jenis sabu di rumahnya Jalan Ki Merogan, Lorong Kemang, Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati, Palembang. Dia ditangkap anggota Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Sumatera Selatan (Sumsel).
Dari tangan Simamora, polisi berhasil mengamankan barang-bukti (BB) dua paket sedang sabu, dan setengah paket sabu seharga Rp1,4 juta. Selain itu polisi juga mengamnkan alat timbang digital, alat bong dan puluhan plastik pembungkus sabu. Namun sayang teman tersangka pembungus sabu berinisial WW berhasil kabur saat akan ditangkap.
Direktur Diresnarkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Teguh Prayitno mengatakan, penangkapan terhadap tersangka pengedar sabu berkat SMS masyarakat ke Polda Sumsel.
"Angota langsung terjun ke lapangan melakukan penyelidikan. Saat ditemukan rumah tersangka, anggota langsung melakukan pengintaian, saat diintip dari jendela rumah tersangka, ternyata tersangka Simamora sedang memindahkan paket sabu sedang bersama tersangka WW (DPO) ke plastik kecil untuk dijadikan paket kecil,” ungkap Teguh, di Mapolda Sumsel, Jumat (18/1/2013).
Saat itu juga, sambungnya, anggotanya langsung melakukan pengerebekan.
”Tersangka Simamora berhasil kita tangkap, tapi, temannya WW berhasil kabur lewat pintu belakang,” ujarnya menambahkan.
Menurutnya, Simamora akan dijerat UU Narkoba Pasal 114, dan 112, dengan ancaman minimal empat tahun penjara, atau maksimal 12 tahun penjara.
Sedangkan tersangka WW masih dalam pengejaran pihaknya. WW juga diimbaunya untuksegera menyerahkan diri ke Ditresnarkoba Polda Sumsel.
”Lebih baik menyerah daripada terus gelisah dan takut ditangkap,”pungkasnya.
Terpisah tersangka Simamora mengakui sudah setengah bukan terakhir ini menjadi pengedar sabu di kampungnya.
"Saya baru sekali ngambil sama bandar bernama H Doyok tak jauh dari rumahnya, sebanyak satu jie dengan harga Rp1,2 juta. Sabu ini rencananya akan saya pecah menjadi 15 paket dengan harga jual paket kecilnya Rp100 ribu. Lumayan bisa untung Rp200-300 ribu,” ungkapnya, di Mapolda Sumsel.
Bapak satu anak ini menambahkan, terpaksa menjadi pengedar sabu karena untuk membutuhi kebutuhan ekonominya.
”Saya lagi endak kerja borongan bangunan, biasanya saya jadih buruh bangunan, tapi sekarang lagi sepih, jadi terpaksa jual sabu ini,” katanya.
Dari tangan Simamora, polisi berhasil mengamankan barang-bukti (BB) dua paket sedang sabu, dan setengah paket sabu seharga Rp1,4 juta. Selain itu polisi juga mengamnkan alat timbang digital, alat bong dan puluhan plastik pembungkus sabu. Namun sayang teman tersangka pembungus sabu berinisial WW berhasil kabur saat akan ditangkap.
Direktur Diresnarkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Teguh Prayitno mengatakan, penangkapan terhadap tersangka pengedar sabu berkat SMS masyarakat ke Polda Sumsel.
"Angota langsung terjun ke lapangan melakukan penyelidikan. Saat ditemukan rumah tersangka, anggota langsung melakukan pengintaian, saat diintip dari jendela rumah tersangka, ternyata tersangka Simamora sedang memindahkan paket sabu sedang bersama tersangka WW (DPO) ke plastik kecil untuk dijadikan paket kecil,” ungkap Teguh, di Mapolda Sumsel, Jumat (18/1/2013).
Saat itu juga, sambungnya, anggotanya langsung melakukan pengerebekan.
”Tersangka Simamora berhasil kita tangkap, tapi, temannya WW berhasil kabur lewat pintu belakang,” ujarnya menambahkan.
Menurutnya, Simamora akan dijerat UU Narkoba Pasal 114, dan 112, dengan ancaman minimal empat tahun penjara, atau maksimal 12 tahun penjara.
Sedangkan tersangka WW masih dalam pengejaran pihaknya. WW juga diimbaunya untuksegera menyerahkan diri ke Ditresnarkoba Polda Sumsel.
”Lebih baik menyerah daripada terus gelisah dan takut ditangkap,”pungkasnya.
Terpisah tersangka Simamora mengakui sudah setengah bukan terakhir ini menjadi pengedar sabu di kampungnya.
"Saya baru sekali ngambil sama bandar bernama H Doyok tak jauh dari rumahnya, sebanyak satu jie dengan harga Rp1,2 juta. Sabu ini rencananya akan saya pecah menjadi 15 paket dengan harga jual paket kecilnya Rp100 ribu. Lumayan bisa untung Rp200-300 ribu,” ungkapnya, di Mapolda Sumsel.
Bapak satu anak ini menambahkan, terpaksa menjadi pengedar sabu karena untuk membutuhi kebutuhan ekonominya.
”Saya lagi endak kerja borongan bangunan, biasanya saya jadih buruh bangunan, tapi sekarang lagi sepih, jadi terpaksa jual sabu ini,” katanya.
(rsa)