Abaikan kurikulum 2013, DIY tetap ajarkan bahasa daerah
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pemberlakuan kurikulum 2013 ternyata juga mengundang keresahan masyarakat akan hilangnya mata pelajaran bahasa daerah.
Namun, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjamin bahasa jawa tetap akan diajarkan di tiap tingkatan sekolah.
"Sebenarnya, konsep kurikulum 2013 yang sampai saat ini masih dirundingkan tersebut merupakan konsep pembelajaran minimal. Jadi, masih ada kelonggaran bagi daerah masing-masing untuk menampah mata pelajaran selagi memang dirasa bermanfaat bagi siswa. Dan DIY sendiri sudah berkomitmen agar bahasa jawa tetap diajarkan jika kurikulum 2013 sudah diberlakukan," ujar Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji, Selasa (15/1/2013).
Aji menuturkan, dalam konsep kurikulum 2013 memang tidak ada mata pelajaran khusus bahasa daerah. Namun sebenarnya, pelajaran mengenai bahasa daerah bisa dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran seni dan budaya. Namun semua kembali pada kebijakan daerah masing-masing.
"Melalui mata pelajaran seni dan budaya, ilmu pengetahuan mengenai bahasa daerah masing-masing daerah bisa terus diajarkan. Namun memang porsinya tidak bisa penuh karena masih banyak lagi unsur pelajaran seni dan budaya yang harus diajarkan seperti seni tari, keterampilan dan lain-lain," tuturnya.
Namun berbeda dengan DIY, Aji mengatakan, bahasa jawa sebagai bahasa daerah di DIY akan tetap diajarkan dengan menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib. Hal tersebut dilakukan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY yang dikeluarkan bahkan sebelum rencana perubahan kurikulum pendidikan.
Ditegaskannya, DIY sendiri telah menetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) agar pendidikan di DIY berbasis budaya.
"Regulasi sudah ada, apalagi bahasa jawa sendiri menjadi ciri pendidikan di DIY. Tentu akan terus kita laksanakan. Dan siswa-siswa kita tidak hanya sekedar belajar bahasa dan sastra jawa saja, tapi bahasa jawa di DIY juga jadi mata pelajaran yang dititipi unsur-unsur pembelajaran untuk membangun karakter anak-anak," jelasnya.
Pertimbangan lain yang membuat mata pelajaran bahasa jawa akan tetap dipertahankan oleh Disdikpora ialah sebagai upaya melestarikan bahasa jawa sendiri. Apalagi, tidak ada persoalan kekurangan SDM, dalam hal ini guru bahasa jawa di DIY.
"Kalau tidak dipergunakan, takutnya bahasa jawa tidak banyak diketahui oleh masyarakat DIY sendiri atau bahkan bisa hilang," imbuhnya.
Namun, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjamin bahasa jawa tetap akan diajarkan di tiap tingkatan sekolah.
"Sebenarnya, konsep kurikulum 2013 yang sampai saat ini masih dirundingkan tersebut merupakan konsep pembelajaran minimal. Jadi, masih ada kelonggaran bagi daerah masing-masing untuk menampah mata pelajaran selagi memang dirasa bermanfaat bagi siswa. Dan DIY sendiri sudah berkomitmen agar bahasa jawa tetap diajarkan jika kurikulum 2013 sudah diberlakukan," ujar Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji, Selasa (15/1/2013).
Aji menuturkan, dalam konsep kurikulum 2013 memang tidak ada mata pelajaran khusus bahasa daerah. Namun sebenarnya, pelajaran mengenai bahasa daerah bisa dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran seni dan budaya. Namun semua kembali pada kebijakan daerah masing-masing.
"Melalui mata pelajaran seni dan budaya, ilmu pengetahuan mengenai bahasa daerah masing-masing daerah bisa terus diajarkan. Namun memang porsinya tidak bisa penuh karena masih banyak lagi unsur pelajaran seni dan budaya yang harus diajarkan seperti seni tari, keterampilan dan lain-lain," tuturnya.
Namun berbeda dengan DIY, Aji mengatakan, bahasa jawa sebagai bahasa daerah di DIY akan tetap diajarkan dengan menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib. Hal tersebut dilakukan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY yang dikeluarkan bahkan sebelum rencana perubahan kurikulum pendidikan.
Ditegaskannya, DIY sendiri telah menetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) agar pendidikan di DIY berbasis budaya.
"Regulasi sudah ada, apalagi bahasa jawa sendiri menjadi ciri pendidikan di DIY. Tentu akan terus kita laksanakan. Dan siswa-siswa kita tidak hanya sekedar belajar bahasa dan sastra jawa saja, tapi bahasa jawa di DIY juga jadi mata pelajaran yang dititipi unsur-unsur pembelajaran untuk membangun karakter anak-anak," jelasnya.
Pertimbangan lain yang membuat mata pelajaran bahasa jawa akan tetap dipertahankan oleh Disdikpora ialah sebagai upaya melestarikan bahasa jawa sendiri. Apalagi, tidak ada persoalan kekurangan SDM, dalam hal ini guru bahasa jawa di DIY.
"Kalau tidak dipergunakan, takutnya bahasa jawa tidak banyak diketahui oleh masyarakat DIY sendiri atau bahkan bisa hilang," imbuhnya.
(rsa)