Pengoperasian 3 blok rusunawa belum pasti

Sabtu, 12 Januari 2013 - 01:01 WIB
Pengoperasian 3 blok rusunawa belum pasti
Pengoperasian 3 blok rusunawa belum pasti
A A A
Sindonews.com - Pengoperasian tiga blok rumah susun sederhanan sewa (Rusunawa) yang ada di Desa Jobokuto, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, hingga kini belum jelas. Padahal Blok C, D dan E yang ada di perumahan untuk warga berpenghasilan rendah tersebut sudah dibangun sejak tahun 2011 lalu.

Blok C rusunawa yang dibangun oleh Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum itu rencananya mulai dioperasikan Agustus 2012 lalu. Puluhan warga juga sudah mendaftar sebagai calon penghuni. Namun karena masih ada masalah hingga kini Blok C tersebut belum juga dioperasikan. Sedang pengoperasian Blok D dan E belum pasti. Sebab menunggu Blok C dihuni terlebih dulu.

Kepala Dinas Cipta Ruang dan Tata Ruang Kota (Ciptaruk) Kabupaten Jepara Suyatno mengakui jika pengoperasian tiga blok tersebut memang masih terkatung-katung. Khusus Blok C, sebenarnya sudah siap dioperasikan. Hanya saja dengan syarat, pihak pelaksana proyek mau membersihkan blok tersebut.

Sebab hingga kini, kondisi tandon air di blok tersebut sangat kotor. Kondisi ini diperparah dengan adanya sejumlah kran air yang rusak dan karatan. Selain itu, lampu di blok tersebut juga belum lengkap.

“Padahal dalam perjanjian, kondisi rusunawa harus bersih dan benar-benar siap digunakan,” kata Suyatno di Jepara, Jumat 11 Januari 2013.

Terkait berbagai persoalan tersebut, kata Suyatno beberapa bulan lalu pihaknya sudah melayangkan surat kepada pihak pelaksana proyek. Dan pihak pelaksana juga siap menindaklanjuti keluhan tersebut. Namun sayangnya hingga kini belum ada tindakan konkret dari pelaksana proyek.

“Makanya tidak kita operasikan dulu. Kalau kita paksakan kami yang kena marah penghuni rusunawa sebab beberapa fasilitas belum lengkap,” ujarnya.

Sembari menunggu langkah nyata dari pihak rekanan, kata Suyatno, pihaknya juga berusaha mencari alternatif lain. Salah satunya dengan mencari anggaran dari APBD Jepara untuk berbagai persoalan yang ada di tiga blok tersebut. Hanya sayangnya, berdasar aturan, anggaran APBD Jepara memang tidak diperbolehkan digunakan untuk mengatasi sejumlah persoalan tersebut.

“Sebab itu memang menjadi tanggung jawab pelaksana proyek. Semisal bisa, anggaran APBD hanya diplot untuk proses pemeliharaan saja,” tuturnya.

Suyatno mengaku khawatir jika pengoperasian tiga blok rusunawa tersebut kian berlarut-larut. Sebab saat ini jumlah calon penghuni rusunawa tersebut kian berkurang. Jika semula calon penghuni Blok C tercatat ada 55 orang, sekarang menyusut hanya tinggal 45 orang.

Selain itu, dikhawatirkan beberapa fasilitas yang ada di rusunawa itu juga kian rusak. Sebab posisi bangunan rusunawa tersebut berdekatan dengan laut. Biasanya, air laut yang membawa materi garam berpotensi merusak bangunan.

“Ini yang kita khawatirkan,” ucapnya.

Seorang calon penghuni rusunawa Blok C, Ahmad berharap, Pemkab Jepara segera menyelesaikan persoalan tersebut. Sebab karena tak kunjung dioperasikan, maka dia, istri dan seorang anaknya yang masih kecil terpaksa mengontrak rumah yang biayanya lebih mahal.

“Kalau di rusunawa kan lebih murah. Saya ini kerja serabutan, jadi uang sedikit juga berharga,” harapnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6736 seconds (0.1#10.140)