Uji coba jalur, sopir angkot protes
A
A
A
Sindonews.com – Belasan sopir angkutan kota (angkot) jalur lingkar selatan melakukan aksi protes di depan gedung DPRD Kabupaten Wonosbo. Aksi tersebut dipicu pemberlakukan uji coba rute baru Bus AKAP dan AKDP, yang dilewatkan jalur lingkar selatan melalui Wonolelo berdampak terhadap penurunan pendapatan mereka.
Ketua Paguyuban Angkutan Lingkar Selatan (Angles) Gun Listiyono mengatakan, aksi protes mereka untuk memperjuangkan penambahan rute, serta meminta agar bus-bus AKAP dan AKDP yang melalui jalur selatan tidak menaikkan penumpang di jalur mereka.
“Penumpang kita hilang, diangkut oleh bus yang lewat jalur tersebut, hal itu jelas berimbas kepada penghasilan, kita semakin sulit memenuhi target setoran,” katanya, usai melakukan audiensi dengan Komisi C DPRD kabupaten Wonosobo.
Dia mendesak supaya pemerintah kabupaten dalam hal ini dinas terkait untuk memberlakukan pola pembagian jalur yang lebih adil dan melarang bus mengangkut di jalur trayek wonosobo-wonolelo.
Selain itu, Gun juga meminta agar angkutan Wonolelo–Kota Wonosobo bisa diizinkan mangkal di pertigaan Kalierang. Sebab, lokasi tersebut merupakan tempat para penumpang yang selama ini berlangganan.
“Berhubung di jalur pertigaan Kalierang tersebut sudah ada angkutan dari Sawangan dan Leksono, kami berjanji, bahwa sepanjang jalan Banyumas-Kota tidak akan mengangkut penumpang, selain yang naik di pertigaan tersebut,” paparnya.
Sementara Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Wonosobo, Afif Nurhidayat mengungkapkan rencana pengembangan yang akan dilakukan di jalur lingkar selatan, karena selain akan dibangun GOR, di jalur tersebut akan ada sebuah perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Tidar.
“jika nanti pembangunan dilaksanan, jalur tersebut akan menjadi ramai,” terangnya.
Kepala Dishubkominfo, One Andang Wardoyo menambahkan bahwa kebijakan pengalihan jalur AKAP dan AKDP tersebut merupakan upaya mengurangi kemacetan di jalur utama menuju Kota Wonosobo.
Dengan adanya keberatan dari pihak Angles tersebut, One menyatakan akan melakukan evaluasi demi kebaikan bersama. Namun selain adanya jalur ujicoba, Andang juga menyoroti kelebihan armada Wonolelo–Kota, dari idealnya 8 angkutan, ternyata saat ini ada 17 armada yang jalan.
“Hal itu juga bisa menjadi penyebab berkurangnya pendapatan para sopir, karena jumlah penumpang justru makin sedikit. Karena itu, ke depan, juga akan berupaya mencari solusi untuk mengalihkan kelebihan jumlah armada tersebut ke jalur-jalur lain yang lebih potensial,” tandasnya.
Ketua Paguyuban Angkutan Lingkar Selatan (Angles) Gun Listiyono mengatakan, aksi protes mereka untuk memperjuangkan penambahan rute, serta meminta agar bus-bus AKAP dan AKDP yang melalui jalur selatan tidak menaikkan penumpang di jalur mereka.
“Penumpang kita hilang, diangkut oleh bus yang lewat jalur tersebut, hal itu jelas berimbas kepada penghasilan, kita semakin sulit memenuhi target setoran,” katanya, usai melakukan audiensi dengan Komisi C DPRD kabupaten Wonosobo.
Dia mendesak supaya pemerintah kabupaten dalam hal ini dinas terkait untuk memberlakukan pola pembagian jalur yang lebih adil dan melarang bus mengangkut di jalur trayek wonosobo-wonolelo.
Selain itu, Gun juga meminta agar angkutan Wonolelo–Kota Wonosobo bisa diizinkan mangkal di pertigaan Kalierang. Sebab, lokasi tersebut merupakan tempat para penumpang yang selama ini berlangganan.
“Berhubung di jalur pertigaan Kalierang tersebut sudah ada angkutan dari Sawangan dan Leksono, kami berjanji, bahwa sepanjang jalan Banyumas-Kota tidak akan mengangkut penumpang, selain yang naik di pertigaan tersebut,” paparnya.
Sementara Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Wonosobo, Afif Nurhidayat mengungkapkan rencana pengembangan yang akan dilakukan di jalur lingkar selatan, karena selain akan dibangun GOR, di jalur tersebut akan ada sebuah perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Tidar.
“jika nanti pembangunan dilaksanan, jalur tersebut akan menjadi ramai,” terangnya.
Kepala Dishubkominfo, One Andang Wardoyo menambahkan bahwa kebijakan pengalihan jalur AKAP dan AKDP tersebut merupakan upaya mengurangi kemacetan di jalur utama menuju Kota Wonosobo.
Dengan adanya keberatan dari pihak Angles tersebut, One menyatakan akan melakukan evaluasi demi kebaikan bersama. Namun selain adanya jalur ujicoba, Andang juga menyoroti kelebihan armada Wonolelo–Kota, dari idealnya 8 angkutan, ternyata saat ini ada 17 armada yang jalan.
“Hal itu juga bisa menjadi penyebab berkurangnya pendapatan para sopir, karena jumlah penumpang justru makin sedikit. Karena itu, ke depan, juga akan berupaya mencari solusi untuk mengalihkan kelebihan jumlah armada tersebut ke jalur-jalur lain yang lebih potensial,” tandasnya.
(ysw)