Melaut, dua nelayan hilang ditelan ombak
A
A
A
Sindonews.com - Nasib naas menimpa dua orang pencari ikan di Dermaga Sabanga Desa Bonto Bahari, Kecamatan Bontoa kabupaten Maros, Sulsel. Kedua nelayan tersebut yakni, Zainul (30) dan Yusuf (29) menghilang saat melakukan pemasangan jaring ikan di laut yang berjarak sekitar 100 meter dari dermaga.
Menurut saksi mata Nasrullah (16) yang ikut di perahu pada proses pencarian ikan itu, kedua rekannya yang juga masih sepupunya itu, terjatuh dari perahunya saat hendak melempar jaring.
Dia menuturkan, pada saat Zainun hendak melemparkan jaring, bersamaan dengan itu pun ombak besar menghantam perahu yang mereka tumpangi. Tak lama kemudian, ombak kedua kembali menghantam perahu, dan Yusuf pun ikut terjatuh.
Pada saat kejadian, Ulla hanya bisa berpegangan di perahu. Melihat kedua rekannya terlempar dari perahu, Ulla berusaha menolong rekannya dengan melemparkan pelampung. Namun sayangnya, baik Zainun maupun Yusuf, tak mampu meraih pelampung yang dilemparkan Ulla.
"Pada saat perahu dihantam ombak, saya berpegang kuat di pinggir perahu. Makanya saya tidak sampai jatuh. Tapi Zainun dan Yusuf tidak memegang perahu. Mereka akan melempar jaring ikan, makanya mereka terjatuh," ungkap Ulla, Rabu (9/1/2013).
Anak putus sekolah ini menambahkan, setelah dilemparkan pelampung, dia masih melihat Zainun terombang ambing karena ombak sekitar 15 menit. Sementara Yusuf mampu bertahan sampai 30 menit.
Sementara itu, Komandan Tim Basarnas Arianto Ardi menuturkan, pihaknya telah melakukan penyisiran di pantai sekitar dermaga. Namun pencarian dihentikan, karena kondisi alam tidak memungkinkan untuk melanjutkan pencarian.
"Hari ini saja (kemarin,red) kami sudah melakukan empat kali penyisiran. Mulai dari sekitar lokasi hilangnya korban, hingga ke tepi pantai yang jauh," ujarnya.
Dia menuturkan, tim gabungan dari, Basarnas, SAR UNM, SAR Unhas, SAR Sulawesi, SAR Maros, Polsek Lau, Kodim 1422, Pramuka peduli, serta LSM lingkungan Bumi Mentari, total tim yang dilibatkan sebanyak 40 orang. Proses pencarian korban akan dilakukan sampai tujuh hari lamanya. Menurutnya, pencarian korban sangat sulit dilakukan, karena cuaca tidak mendukung.
Menurut saksi mata Nasrullah (16) yang ikut di perahu pada proses pencarian ikan itu, kedua rekannya yang juga masih sepupunya itu, terjatuh dari perahunya saat hendak melempar jaring.
Dia menuturkan, pada saat Zainun hendak melemparkan jaring, bersamaan dengan itu pun ombak besar menghantam perahu yang mereka tumpangi. Tak lama kemudian, ombak kedua kembali menghantam perahu, dan Yusuf pun ikut terjatuh.
Pada saat kejadian, Ulla hanya bisa berpegangan di perahu. Melihat kedua rekannya terlempar dari perahu, Ulla berusaha menolong rekannya dengan melemparkan pelampung. Namun sayangnya, baik Zainun maupun Yusuf, tak mampu meraih pelampung yang dilemparkan Ulla.
"Pada saat perahu dihantam ombak, saya berpegang kuat di pinggir perahu. Makanya saya tidak sampai jatuh. Tapi Zainun dan Yusuf tidak memegang perahu. Mereka akan melempar jaring ikan, makanya mereka terjatuh," ungkap Ulla, Rabu (9/1/2013).
Anak putus sekolah ini menambahkan, setelah dilemparkan pelampung, dia masih melihat Zainun terombang ambing karena ombak sekitar 15 menit. Sementara Yusuf mampu bertahan sampai 30 menit.
Sementara itu, Komandan Tim Basarnas Arianto Ardi menuturkan, pihaknya telah melakukan penyisiran di pantai sekitar dermaga. Namun pencarian dihentikan, karena kondisi alam tidak memungkinkan untuk melanjutkan pencarian.
"Hari ini saja (kemarin,red) kami sudah melakukan empat kali penyisiran. Mulai dari sekitar lokasi hilangnya korban, hingga ke tepi pantai yang jauh," ujarnya.
Dia menuturkan, tim gabungan dari, Basarnas, SAR UNM, SAR Unhas, SAR Sulawesi, SAR Maros, Polsek Lau, Kodim 1422, Pramuka peduli, serta LSM lingkungan Bumi Mentari, total tim yang dilibatkan sebanyak 40 orang. Proses pencarian korban akan dilakukan sampai tujuh hari lamanya. Menurutnya, pencarian korban sangat sulit dilakukan, karena cuaca tidak mendukung.
(ysw)