Dana Keistimewaan harus sentuh desa
A
A
A
Sindonews.com – Anggota DPD RI Hafid Ashrom mengatakan, melalui Ashrom Faoundation dirinya akan berupaya membantu mengurangi angka kemiskinan DIY melalui usaha muda di tingkat desa. Langkah ini sekaligus untuk menyerap dana keistimewaan agar bisa memberi manfaat bagi desa.
“Kita punya kepedulian bagaimana mengurai kemiskinan DIY yang berada di atas rata-rata, melalui usaha muda. Supaya ke depan, dana keistimewaan setelah dicairkan bisa memberi manfaat ke desa, sehingga desa bisa makmur melalui dana yang jumlahnya triliunan itu,” kata Ashrom di kantornya, Rabu (9/1/2013).
Dia mengatakan, pengembangan usaha muda dilakukan dengan cara membangkitkan anak-anak desa agar mau menjadi pengusaha. Pasalnya, potensi dan peluang menjadi pengusaha masih terbuka lebar. Dia mencontohkan, kebutuhan ikan lele di DIY sangat besar dan hingga kini belum tercukupi.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan penganan khas DIY, yakni Gudeg juga masih belum tercukupi. Dengan begitu, ketimbang harus impor nangka yang menjadi bahan baku gudeg dari Lampung, akan lebih baik jika anak desa diajak menanam nangka.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan, selama ini pengentasan kemiskinan dilakukan sangat lambat. Bahkan energi yang dikeluarkan tidak sepadan dengan hasilnya walaupun dana yang dialokasikan cukup besar.
"Itu karena treatment yang diberikan tidak tepat," kata Hasto.
Karena itu, Pemkab membuat album kemiskinan yang memuat profil penyebab kemiskinan yang jelas. Jika sudah jelas maka treatment yang diberikan akan sesuai.
"Hal ini kami lakukan karena saya punya hipotesis bahwa spectrum treatment kemiskinan yang selama ini diberikan masih terlalu luas," katanya.
“Kita punya kepedulian bagaimana mengurai kemiskinan DIY yang berada di atas rata-rata, melalui usaha muda. Supaya ke depan, dana keistimewaan setelah dicairkan bisa memberi manfaat ke desa, sehingga desa bisa makmur melalui dana yang jumlahnya triliunan itu,” kata Ashrom di kantornya, Rabu (9/1/2013).
Dia mengatakan, pengembangan usaha muda dilakukan dengan cara membangkitkan anak-anak desa agar mau menjadi pengusaha. Pasalnya, potensi dan peluang menjadi pengusaha masih terbuka lebar. Dia mencontohkan, kebutuhan ikan lele di DIY sangat besar dan hingga kini belum tercukupi.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan penganan khas DIY, yakni Gudeg juga masih belum tercukupi. Dengan begitu, ketimbang harus impor nangka yang menjadi bahan baku gudeg dari Lampung, akan lebih baik jika anak desa diajak menanam nangka.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan, selama ini pengentasan kemiskinan dilakukan sangat lambat. Bahkan energi yang dikeluarkan tidak sepadan dengan hasilnya walaupun dana yang dialokasikan cukup besar.
"Itu karena treatment yang diberikan tidak tepat," kata Hasto.
Karena itu, Pemkab membuat album kemiskinan yang memuat profil penyebab kemiskinan yang jelas. Jika sudah jelas maka treatment yang diberikan akan sesuai.
"Hal ini kami lakukan karena saya punya hipotesis bahwa spectrum treatment kemiskinan yang selama ini diberikan masih terlalu luas," katanya.
(ysw)