Banjir di Gowa-Takalar meluas
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras yang mengguyur selama dua hari terakhir, menyebabkan banjir yang melanda wilayah Gowa-Takalar semakin meluas.
Di Kabupaten tersebut, ratusan rumah kembali tergenang banjir setinggi satu meter di Dusun Parangmalengu, Desa Panakkukang, Kecamatan Pallangga. Akibatnya, para warga terpaksa mengungsi ke daerah ketinggian atau ketempat aman dari banjir.
Seorang warga Desa Panakkukang Saharuddin Dg Rani mengatakan, sebagian besar penduduk mengungsi ke tempat aman, mereka juga mengamankan barang berharga mereka dari rendaman air.
"Jika banjir terus menggenangi permukiman. Kami khawatir penyakit akan mewabah. Kami meminta kepada pemerintah untuk segera memberikan bantuan, bukan hanya makanan, tetapi obat-obatan," kata Saharuddin, di Desa Panakkukang, Kamis (3/1/2013).
Sementara, di tengah kepungan banjir sebagian warga memanfaatkan jasa ojek rakit kepada warga yang hendak menyeberang ke Desa lainnya. Sekali melintas warga harus bayar jasa, bagi pejalan kaki membayar Rp2 ribu hingga Rp5 ribu, sementara pengendara roda dua yang ingin menyeberang membayar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa Abd Latif mengimbau kepada warga, agar terus waspada terhadap banjir, maupun tanah longsor.
"Saya sarankan agar untuk sementara mengungsi ke tempat aman," katanya.
Kejadian sama juga terjadi di Kabupaten Takalar. Puluhan rumah di Desa Lengkese, Kecamatan Polongbangkeng Selatan (Polsel) terendam banjir, akibat luapan air sungai Pappa.
Banjir merendam permukiman kami sejak dua hari terakhir. Hingga kini warga korban banjir belum mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar.
Di Kabupaten tersebut, ratusan rumah kembali tergenang banjir setinggi satu meter di Dusun Parangmalengu, Desa Panakkukang, Kecamatan Pallangga. Akibatnya, para warga terpaksa mengungsi ke daerah ketinggian atau ketempat aman dari banjir.
Seorang warga Desa Panakkukang Saharuddin Dg Rani mengatakan, sebagian besar penduduk mengungsi ke tempat aman, mereka juga mengamankan barang berharga mereka dari rendaman air.
"Jika banjir terus menggenangi permukiman. Kami khawatir penyakit akan mewabah. Kami meminta kepada pemerintah untuk segera memberikan bantuan, bukan hanya makanan, tetapi obat-obatan," kata Saharuddin, di Desa Panakkukang, Kamis (3/1/2013).
Sementara, di tengah kepungan banjir sebagian warga memanfaatkan jasa ojek rakit kepada warga yang hendak menyeberang ke Desa lainnya. Sekali melintas warga harus bayar jasa, bagi pejalan kaki membayar Rp2 ribu hingga Rp5 ribu, sementara pengendara roda dua yang ingin menyeberang membayar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa Abd Latif mengimbau kepada warga, agar terus waspada terhadap banjir, maupun tanah longsor.
"Saya sarankan agar untuk sementara mengungsi ke tempat aman," katanya.
Kejadian sama juga terjadi di Kabupaten Takalar. Puluhan rumah di Desa Lengkese, Kecamatan Polongbangkeng Selatan (Polsel) terendam banjir, akibat luapan air sungai Pappa.
Banjir merendam permukiman kami sejak dua hari terakhir. Hingga kini warga korban banjir belum mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar.
(rsa)