Pedagang harap pasar inpres segera difungsikan
A
A
A
Sindonews.com - Warga Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, berharap pemerintah segera merampungkan pembangunan Pasar Inpres Matawi. Pasalnya, saat ini pedagang harus bersabung nyawa berjualan di pinggir jalan.
“Kami pedagang disini bisa ratusan orang, jadi kami harapkan pemerintah segera selesaikan pasar ini dan memberikan kami tempat,” tandas Solema Lobo, salah satu pedagang yang ditemui, Kamis (03/01) siang tadi.
Menurut Solema, pedagang sudah jenuh berjualan dipinggir jalan di depan Pasar Inpres yang sedang dibangun karena terlalu beresiko.
"Karena berjualan di pinggir jalan, tak jarang ada saja serempetan dengan kendaraan. Kasihan juga dengan pembeli," katanya.
Harapan sama juga diungkapkan oleh Agus Bulu, pedagang yang saban hari menjual sirih pinang dan kopi khas Sumba. Sejak dibangun lima tahun lalu, pedagang berharap agar pasar tersebut difungsikan.
“Ini pasar dibangunlebih dari lima tahun, tapi sampai saat ini jelang pasar ini jadi, kami belum pasti dapat tempat di dalam. Kami harap saja pemerintah kasih tempat kami dengan biaya atau uang muka yang murah,” harapnya.
Hingga kini proyek pembangunan Paris ini telah memasuki tahap finishing. Namun demikian, saat wartawan mengambil gambar dan mewawancarai para pedagang sekitarnya belum nampak ada aktifitas pekerjaan yang dilakukan tukang dan kontraktor.
Bangunan Paris ini berkontruksi dua lantai, dan dibangun dengan anggaran sistem multi years dan telah menelan dana lebih dari Rp10 miliar. Pasar ini akan menjadi pasar semi modern termegah di Pulau Sumba.
“Kami pedagang disini bisa ratusan orang, jadi kami harapkan pemerintah segera selesaikan pasar ini dan memberikan kami tempat,” tandas Solema Lobo, salah satu pedagang yang ditemui, Kamis (03/01) siang tadi.
Menurut Solema, pedagang sudah jenuh berjualan dipinggir jalan di depan Pasar Inpres yang sedang dibangun karena terlalu beresiko.
"Karena berjualan di pinggir jalan, tak jarang ada saja serempetan dengan kendaraan. Kasihan juga dengan pembeli," katanya.
Harapan sama juga diungkapkan oleh Agus Bulu, pedagang yang saban hari menjual sirih pinang dan kopi khas Sumba. Sejak dibangun lima tahun lalu, pedagang berharap agar pasar tersebut difungsikan.
“Ini pasar dibangunlebih dari lima tahun, tapi sampai saat ini jelang pasar ini jadi, kami belum pasti dapat tempat di dalam. Kami harap saja pemerintah kasih tempat kami dengan biaya atau uang muka yang murah,” harapnya.
Hingga kini proyek pembangunan Paris ini telah memasuki tahap finishing. Namun demikian, saat wartawan mengambil gambar dan mewawancarai para pedagang sekitarnya belum nampak ada aktifitas pekerjaan yang dilakukan tukang dan kontraktor.
Bangunan Paris ini berkontruksi dua lantai, dan dibangun dengan anggaran sistem multi years dan telah menelan dana lebih dari Rp10 miliar. Pasar ini akan menjadi pasar semi modern termegah di Pulau Sumba.
(ysw)