4 kecamatan di Maros terendam
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya empat kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan terendam banjir. Empat kecamatan tersebut masing-masing, Kecamatan Turikale, Kecamatan Bantimurung, kecatan Lau dan Kecamatan Moncongloe.
Wilayah yang terkena bencana banjir di Kabupaten Maros yakni kelurahan Boribellaya Kecamatan Turikale, Lingkungan Majannang 14 unit rumah warga terendam banjir. Lingkungan Tamala'lang 30 unit rumah warga terendam banjir. Jalan A. Sanrina Kecamatan Turikale sebanyak 15 Rumah dengan ketinggian 30 cm.
Sedangkan Di Dusun Jawi-jawi Desa Minasa Baji Kecamatan Bantimurung 20 rumah warga terendam banjir. Sementara itu, Di Kecamatan Moncongloe Dusun Pemanjengan ketinggian air di persawahan naik ke jalan poros tergenang sepanjang 200 meter dengan ketinggian 30 cm.
Kemudian di Kecamatan Lau, banjir menggenangi satu kelurahan, yakni Kelurahan Kampung Maroangin 15 rumah. Kelurahan Mattiro Deceng, lingkungan Sappo Bia 58 rumah, terisolir. Lingkungan Galakgara 50 rumah. Lingkungan Balombong 50 rumah, Lingkungan langkeang 40 rumah.
Menurut Kepala Kecamatan Moncongloe, Haris, banjir yang terjadi di Kecamatan Moncongloe, untungnya banjir tidak sampai memasuki rumah warga. Banjir yang terparah di wilayahnya terjadi di jalan yang menghubungkan antara Biringkanaya Makassar ke dusun Pamanjengan Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe sepanjang 200 meter.
Sehingga bagi warga yang ingin melintas yang menggunakan roda dua dan empat harus diangkut menggunakan rakit atau perahu milik warga.
"Ini biasa terjadi jika musim penghujang datang. Warga biasa memanfaatkan momen tersebut dengan menyewakan perahunya antara Rp5.000 sampai Rp10 ribu perunit kendaraan setiap kali jalan," ungkapnya.
Sementara itu, Kelurahan Desa Mattiro Deceng Kecamatan Lau 4 lingkungan terendam banjir. Hal itu menyebabkan 220 rumah warga terendam banjir. 22 rumah diantaranya terisolir, dikarenakan jembatan penghubung antara desa terputus.
Menurut Kepala Kelurahan Mattiro Deceng Asdi, data tersebut merupakan data sementara berdasarkan laporan warga. Jumlah itu, bisa saja bertambah, jika curah hujan tidak berhenti. Akibat dari banjir tersebut, sedikitnya 3 jembatan hanyut terbawa arus.
"Itu merupakan data sementara yang kami pegang. Beberapa warga yang terisolir itu, dikarenakan jembatan mereka terputus," ungkapnya.
Yang pasti kata Asdi, saat ini warganya sangat membutuhkan bahan logistik, seperti makanan siap saji.
Sementara itu, salah satu warga yang rumahnya terendam banjir Dg Manta menuturkan, dia telah tinggal di Dusun Maroangin selama 10 tahun. Selama itu pula rumahnya selalu terendam air, bila banjir melanda desanya. Dia menuturkan, baik dia dan keluarganya tidak ada yang berniat pindah.
Wilayah yang terkena bencana banjir di Kabupaten Maros yakni kelurahan Boribellaya Kecamatan Turikale, Lingkungan Majannang 14 unit rumah warga terendam banjir. Lingkungan Tamala'lang 30 unit rumah warga terendam banjir. Jalan A. Sanrina Kecamatan Turikale sebanyak 15 Rumah dengan ketinggian 30 cm.
Sedangkan Di Dusun Jawi-jawi Desa Minasa Baji Kecamatan Bantimurung 20 rumah warga terendam banjir. Sementara itu, Di Kecamatan Moncongloe Dusun Pemanjengan ketinggian air di persawahan naik ke jalan poros tergenang sepanjang 200 meter dengan ketinggian 30 cm.
Kemudian di Kecamatan Lau, banjir menggenangi satu kelurahan, yakni Kelurahan Kampung Maroangin 15 rumah. Kelurahan Mattiro Deceng, lingkungan Sappo Bia 58 rumah, terisolir. Lingkungan Galakgara 50 rumah. Lingkungan Balombong 50 rumah, Lingkungan langkeang 40 rumah.
Menurut Kepala Kecamatan Moncongloe, Haris, banjir yang terjadi di Kecamatan Moncongloe, untungnya banjir tidak sampai memasuki rumah warga. Banjir yang terparah di wilayahnya terjadi di jalan yang menghubungkan antara Biringkanaya Makassar ke dusun Pamanjengan Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe sepanjang 200 meter.
Sehingga bagi warga yang ingin melintas yang menggunakan roda dua dan empat harus diangkut menggunakan rakit atau perahu milik warga.
"Ini biasa terjadi jika musim penghujang datang. Warga biasa memanfaatkan momen tersebut dengan menyewakan perahunya antara Rp5.000 sampai Rp10 ribu perunit kendaraan setiap kali jalan," ungkapnya.
Sementara itu, Kelurahan Desa Mattiro Deceng Kecamatan Lau 4 lingkungan terendam banjir. Hal itu menyebabkan 220 rumah warga terendam banjir. 22 rumah diantaranya terisolir, dikarenakan jembatan penghubung antara desa terputus.
Menurut Kepala Kelurahan Mattiro Deceng Asdi, data tersebut merupakan data sementara berdasarkan laporan warga. Jumlah itu, bisa saja bertambah, jika curah hujan tidak berhenti. Akibat dari banjir tersebut, sedikitnya 3 jembatan hanyut terbawa arus.
"Itu merupakan data sementara yang kami pegang. Beberapa warga yang terisolir itu, dikarenakan jembatan mereka terputus," ungkapnya.
Yang pasti kata Asdi, saat ini warganya sangat membutuhkan bahan logistik, seperti makanan siap saji.
Sementara itu, salah satu warga yang rumahnya terendam banjir Dg Manta menuturkan, dia telah tinggal di Dusun Maroangin selama 10 tahun. Selama itu pula rumahnya selalu terendam air, bila banjir melanda desanya. Dia menuturkan, baik dia dan keluarganya tidak ada yang berniat pindah.
(ysw)